Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

Cerita Bersambung - Arimbi - Modiar! Anak buto Meteng!

24. Modiar! Anak buto Meteng! ~ oOo~~~ "Fiuh... Akhirnya." Bimo mendengus lega begitu melangkah keluar dari ruang ujian. Akhirnya, walau harus tertatih berdarah darah dan berselimut galau, akhirnya dia bisa menghadapi ini, menghadapi ujian nasional. Menghadapi musuh besar remaja di seantero Indonesia Raya. Kuampruet! Entah bagaimana hasil nilainya nanti, biarlah itu menjadi urusan nanti. Lulus tidak lulus, biarlah itu terjadi nanti. Toh tidak luluspun tidak akan berpengaruh. Orang tua Bimo kaya, dan warisan mereka nanti sudah lebih dari cukup untuk menjamin hidupnya tanpa perlu selembar ijasah usang itu. Persetan! Yang pasti sekarang, ujian telah usai. Otak kampretnya kini terlepas bebas dan merdeka. Selamat tinggal untuk rumus Matematika dan Fisika yang teramat sulit binti rumit. Rumus dapuk yang sebenarnya tiade gune. Good bye! Dengan langkah pasti Bimo berjalan menyusuri koridor sekolahan. Koridor yang -mungkin- tak akan pernah lagi dia lewati, nanti... saat seragam putih

Top Info | Game Balap JAVA yang Legenda

Ini adalah sebuah ulasan berdasarkan sudut pandang pengalaman jadi tidak semua orang setuju. Dibalut dengan kosakata pengawuran tapi semoga menambah wawasan bagi Anda. Di penghujung tahun menjelang  Tahun Baru™ , sebagian besar masyarakat berjibaku pada kesibukan khas hari baru. Ada yang sibuk ngecat rumah, beli pakaian baru, beli jajanan buat jamuan tamu dan sanak yang akan berkunjung, gesek ATM buat jeng-jeng (mplancong), gesek tembok rumah orang eeh ngepet ternyata. Sibuk mudik bahkan ada juga yang sibuk kejar-kejaran sama polisi.  *Belakangan diketahui do'i emang maling, spesialis ngutil jemuran* Berbicara mengenai tahun baru yang sebenarnya masih 1 bulanan lagi tapi euforia dan antusias seluruh lapisan masyarakat sudah jauh-jauh mempersiapkan guna menyambut pagelaran akbar 1 tahun sekali, seperti konser, pesta kembang api, pesta miras sampai pesta cabe-cabean. Ahh dapuq materinya . Kembali menyinggung tentang Tahun Baru merefleksikan adanya Evolusi dan Revolusi disetiap lini,

Cinta Sejati Ibu dan Anak 5 [TAMAT]

PENUTUP Berhubung kontolku besar, ketika ejakulasi dan mengecil kontol itu tidak keluar dari memek ibu. Aku melihat ketiak kanan ibu terbuka, seluruh ketiaknya mengkilat basah dan bulu keteknya bagai baru disiram air, basah dan mengeluarkan bau tubuh ibu yang memabukkan kepalaku. Perlahan kontolku mengeras. Aku mulai menjilat ketiak ibu dari dasar bawah menuju ke atas ke lengannya, sepanjang jalan bulu ketek ibu menggelitik lidahku. Ketek ibu asin namun aku suka asinnya tubuh ibu, bau tubuh ibu yang campuran sedikit bau asem namun entah kenapa ada bau yang mengingatkan aku kepada Mie Ayam, membuat kontolku akhirnya mengeras lagi setelah lidahku beberapa menit asyik menambahkan ludahku sebagai cairan yang memandikan ketiak ibuku itu. Aku mulai menggoyang kontolku lagi di dalam memek ibu. "Met," bisik ibuku. Aku baru sadar bahwa ia telah membuka mata dan menatapku sambil tersenyum. Katanya lagi masih dengan berbisik,"memek ibu ngilu banget. Ibu capek. Besok aja yah ngentot

Cinta Sejati Ibu dan Anak 4

BAB EMPAT Setelah mandi, kami makan malam tanpa bicara di ruang makan. Aku terus memperhatikan wajah ayu ibu, sementara ibu hanya sesekali saja melihatku. Setelah makan ibu cuci piring. Aku tetap di meja makan untuk mengamati lekuk tubuh ibu yang memakai tank top berwarna kuning yang agak tipis. Sepanjang makan tadi kuperhatikan pentilnya menyembul tanda ia tidak pakai BH. Ibu memakai celana hot pants yang ketika berdiri memperlihatkan belahan memeknya. Apakah ibu tidak memakai celana dalam ataukah celana dalamnya tipis membuatku penasaran. Saat ibu sedang asyik melap piring, aku iseng berdiri di belakangnya. Dengan perlahan aku pegang karet bagian atas hot pants ibu. Ibu kaget sebentar untuk kemudian melanjutkan lagi aktivitasnya. Aku lalu membetot celana ibu itu ke bawah perlahan, dan kudapati belahan pantatnya menyambutku. Ibu tidak pakai celana dalam! Dikarenakan tidak ada reaksi dari ibu, maka aku meneruskan menarik celananya hingga akhirnya celana itu di pergelangan kakinya. Ibu

Cinta Sejati Ibu dan Anak 3

BAB TIGA Esoknya hari Jum'at. Aku beranikan diri kini untuk membuka pintu ketika kudengar bunyi pertama kali deburan air terdengar. Kulihat ibu yang telanjang sedang menyirami tubuhnya dengan air. Ibu yang tampaknya tidak menyadari terus menyiram tubuh telanjangnya beberapa kali sebelum mulai menyampo rambutnya. Cukup lama ia menyampo rambut. Pertama dengan wajah mendongak ke atas, baru kemudian ia menundukkan muka untuk menyampo bagian belakang kepalanya. Saat itu ia melihat aku berdiri di depan pintu. Ia tampak terkejut. Lalu ibu berkata setelah menegakkan diri dan setengah memutar tubuh untuk menatapku, "Sakit perut? Kamu mau buru-buru ke toilet?" "Iya. Tapi masih bisa ditahan sedikit." "Ya udah... Bilang kalau kamu udah kebelet banget." Lalu ibu mulai meneruskan menyampo rambut. Ketika ia menyiram rambutnya, ibu sedikit nungging dengan kepala di majukkan ke depan untuk membilas rambutnya. Berhubung kedua kakinya sedikit membuka, serta merta aku mel

Cinta Sejati Ibu dan Anak 2

BAB DUA Selama dua tahun itu, aku adalah anak yang mesum. Otakku dipenuhi birahi kepada ibuku sendiri. Apalagi ibu mulai ikut aerobik ketika aku masuk SMP, pinggangnya makin ramping dan perutnya makin rata saja. Saat ia memakai dalaman saja waktu berdandan, aku dapat melihat bahwa tubuhnya mulai berbentuk perlahan-lahan. Pada saat aku kelas 2 SMP, body ibuku walaupun ramping namun mulai berbentuk. Hampir seperti model swimsuit di majalah. Aku semakin lama semakin tidak puas hanya memandang dan berfantasi mengenai ibu. Perlahan aku mulai dapat memahami bahwa cintaku terhadap ibu kini lebih meluas lagi. Aku tidak hanya mencintainya sebagai seorang anak, tetapi aku mulai melihat ibu sebagai lawan jenis, dan aku mempunyai hasrat besar untuk dapat mengawini ibuku. Hasrat yang sudah dimiliki seorang manusia semenjak jaman purbakala. Hasrat yang dimiliki juga oleh binatang. Dan karena binatang kadang mengawini ibunya sendiri, maka aku menjadi iri kepada binatang yang tidak memiliki peraturan