Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2022

Kurowo Nelongso Bab 4: Singgasono Durjono

Chapter 4:  Singgasono Durjono ____________________________________________________ Sebut hidup itu Tak Adil, karena keadilan adalah omong kosong yang digembar-gemborkan dari mulut ke mulut dari generasi ke generasi, beribu hingga miliar kali sehingga menjadi doktrin bahwa kita hidup dalam keadilan, kita adalah pejuang keadilan. Berpegang pada asas bahwa adil itu tak berarti sama rata sama rasa. Itulah bulshitnya kehidupan dan kita mempercayainya dengan kuat, karena berlandaskan pondasi doktrin yang selama ini meracuni otak kita, menjadikannya sebagai spekulasi mutlak tanpa bisa di bantah, apabila ada seseorang yang mencoba menyanggahnya maka akan dianggap sesat, musuh dari kebenaran, virus yang mengakibatkan perpecahan dan berbagai analogi penyudutan lainnya, yang seakan bahwa kebenaran itu satu sementara subjek-subjek lain itu salah. Fakta telah menyerukan lebih dari sekedar isu-isu yang bertebaran, bahwa hidup penuh dengan ketidak-adilan, si kecil mungil yang harusnya bermain dalam

Kurowo Nelongso Bab 3: Toldi dan Toge

  Chapter 3:  Toldi dan Toge ___________________________________________ WUAADUOOOH  . . .  Pantesan!!! Gianto akhirnya dapat menerjemahkan perubahan ekspresi muka mpok Muidah, ternyata eeee ternyata . . . WUAAAAAAAAAA!!!!!! Teriakan batin menjadi wali yang bersedia mewakili ketimbang teriakan mulut yang malah akan menggegerkan situasi. Dari pelupuk mata Muidah, merekam scene bersejarah. Handuknya yang dipakai Gianto melorot dan parahnya di balik handuk itu tak ada apa-apa lagi, lha wong sempak mukio-nya juga dicuci, dari situlah Muidah setelah sekian lama dalam karirnya sebagai Janda, melihat penampakan penis pria, terlebih penis itu . . . . !!! B E S A R Bahkan tampak besar nan panjang padahal belum ereksi. "Eladalah kontole Gianto!!! Gediiiine pooool padahal durung ngaceng?! Iku kontol opo mercon bumbung" ("Eehhh kontolnya Gianto bueeesaaar sekali, padahal belum tegang?! Itu penis apa petasan bambu")  Jeritan hati Muidah kian menjadi, antara kaget, takjub dan hmm