Langsung ke konten utama

Kurowo Nelongso Bab 22: Lebar Ajur Banjur Mujur

 Chapter 22: Lebar Ajur Banjur Mujur


______________________________________________


KRIK

KRIK

KRIK

KRIK

KRIK


U'UK A'AAKK U'UUK A'AAAKK


KWAAAKK KWAAAKKK

KWAAAKKKK


Nyanyian binatang malam semakin meriah, mengiringi langkah lelah, pandangan mata menjadi terbatas, jika bukan karena cahaya bulan, maka suasana hanya tampak gelap gulita.


Di tengah perjalanan menuju sendang Waru.

JELEEENGGG

JELEGGGGGG

BUUUUUNGGGHH


Terjadi getaran di tanah, yang berimbas juga ke pepohonan dan bebatuan.


Miyadi dikejutkan dengan sambutan makhluk-makhluk besar sama seperti yang dialami oleh Sukasmin dan Sari.


Tak hanya satu namun ada tiga raksasa yang menghadang yang sepertinya juga siap untuk menyerang. Tak ada raut takut atau gemetar, dengan santai Miyadi mencermati situasi di sekitarnya.


JLENGGG JLENGGG


Kaki kaki besar mereka terangkat serempak yang dimaksudkan untuk menginjak Miyadi, namun tentu saja, suatu hal yang mudah baginya untuk menghindar.


"Hoooooo, jaman sekarang ada manusia setinggi dan sebesar kalian, hahaha, tak lain dan tak bukan hanya ada satu-satunya jurus yang mampu digunakan untuk memanggil kalian kan? Sari Patining Rogo yang digunakan untuk memperdaya kalian ya?"


SLAP SLAP SLAP

Sebuah teknik segel dirapalkan: "Tak ada dendam di antara kita bukan?"


SRINGGGGGGG titisan sinar hingar bingar muncul dari dalam bumi dan merambat melalui retakan-retakan tanah.


"Pak Miyadi?" suara jiwa dari salah satu raksasa ternyata mengenali sosok Miyadi.


"Pak Miyadi yang terkenal semrawut di kampung Cenggur Asri, benarkah dia pak Miyadi? dari wajahnya memang iya, tak ada yang berubah dari orang ini setelah 8 tahun semenjak ku tinggalkan desa, tapi apakah mungkin, salah satu kawanan geng Pejuh Durjono memiliki kemampuan kanuragan?"


Miyadi: "Pituduh Songo Arah"


SLAAASSS


JLEEPPPP JLEEP JLEPPP

SRIINGGGGG


Segel-segel pengikat muncul dari bawah tanah, dari bawah tempat raksasa-raksasa itu berdiri dan kemudian mengikat tubuh-tubuh super besar itu.


"Heh???? Pituduh Songo Arah? mustahil jika dia Pak Miyadi, tapi bagus, tubuh besar ini bisa berhenti bergerak, lalu apa yang akan dia lakukan selanjutnya? apakah dia akan mendiamkan dan meninggalkan kami bertiga dalam kondisi terikat segel seperti ini?" tentu saja tak ada yang bisa mendengar suara itu, baik sesama raksasa apalagi manusia biasa, karena ini hanya suara dari dalam relung jiwa yang sedang terkurung oleh segel Sari Patining Rogo.


"Pria ini, wajahnya mirip pak Miyadi, tapi ini versi hebatnya. Mungkinkah dia akan….."


"Jika Pituduh Songo Arah dirapalkan, artinya dia akan menyegel tubuh ini, ughhhh apa ini artinya aku masih akan tetap terkurung."


Suara hati dari dalam dua manusia yang terkurung dalam tubuh raksasa lainnya yang tentu semuanya tak ada yang bisa saling mendengar.


Miyadi: "Howo lan angkoro, manungso luput soko pituduh kang sampurno, BALIO, Sari Patining JIWOOOOOOO!!!!" sebuah rapalan jurus dilakukan, kemudian telapak tangannya menghentak ke tanah.


CLIRAAAAPPPPPP


JLAAAARRRRR


Terdengar sambaran petir padahal situasi tidak sedang mendung.

Dan bulan tampak dengan jelas yang ditemani bertebaran bintang-bintang.


"INI?"

"INI?"

"INI?"


Secara serempak dari ketiga raksasa itu terhenyak menyadari apa yang akan dilakukan pria itu.


"Sari Patining Jiwo? sungguh tidak bisa dipercaya jika dia ini pak Miyadi, tapi syukurlah, seharusnya ini akan membebaskan dari jurus keparat ini."


Miyadi: "Sing mati balio ning njero siti, sing urip balio ning nduwure bumi." rapalan masih dilanjutkan, hingga terjadi sesuatu pada tubuh ketiga raksasa di depannya.


CLIRAAAAPPPPPPHHHHH


Di tempat lain ----------


"Ini? apa ini? aura dari energi ini, mungkinkah…..??"


Sosok pria merasakan energi yang sangat kuat yang mengganggu konsentrasinya, sementara dia sendiri tengah berkutat dengan kondisi yang di luar prediksinya, membuatnya kewalahan menghadapi situasi yang tak disangka-sangka.


"Tidak, tidak mungkin ada orang yang bisa melakukannya."


------- Kembali ke Miyadi beserta tiga raksasa.


SREKKKK


dreetttttt drettttt dretttttt


Sebyaaarrrrrr


Perlahan tubuh besar itu mengelupas kulitnya, lalu berhamburan bak dedaunan gugur yang disapu oleh angin, dari lapisan terluar hingga yang terdalam, senada dengan lapisan kulit, tulang belulang yang menyusun rangkaian rangka tampak memudar, berhamburan ke udara.


Hingga wujud ketiga makhluk besar itu mulai kehilangan bentuknya dan sirna, kemudian menyisakan satu bagian, ialah hati.


Miyadi: "Oooh, jadi intisari dan jasad manusia yang jadi tumbal dari jurus Sari Patining Rogo, diletakkan di dalam hati?!"


Dan benar, bagian yang berbentuk hati itu tiba-tiba bercahaya terang, kemudian perlahan cahaya itu memudar dan SRIIIINGGGG


Kimilau cahaya menyebar ke segala arah.


BRUUUUUUKKKKK.


Tiga sosok jasad manusia terjatuh, setelah ekstraksi pelepasan Sari Patining Rogo selesai dan ketiganya adalah perempuan dengan kondisi telanjang bulat.


Sejenak kemudian ketiganya tersadar.


"EHHHHHH" spontan mereka meringkuk menutupi ketelanjangan dirinya.


Miyadi: "Jadi rupanya itu kalian, Indah Hanifah, Aprilia Andriyani, Larasati."


Cahaya bulan memaparkan sinarnya sehingga penglihatan tampak cukup jelas untuk bisa saling mengenali wajah.


Indah: "Jadi benar kalau sampean itu pak Miyadi?"


Miyadi: "Benar sekali, senang mendengar kamu tak lupa nama dari pria setengah baya yang amburadul ini. Pertama-tama kondisi saat ini sudah malam, tapi itu justru lebih bagus untuk kalian kembali ke desa Cenggur Asri, dalam kondisi telanjang seperti itu sehingga kecil kemungkinan untuk dilihat orang, apalagi pria pria mata keranjang, hmmmm untuk saat ini jangan sertakan diriku dalam golongan pria-pria jelalatan itu."


Larasati: "Pak Miyadi? jadi benar dugaanku tadi kalau njenengan itu pak Miyadi yang semrawut dan terkenal ngawur, tapi tapiiiii---- kok bisa bapak sehebat itu menguasai teknik penyegelan dan membebaskan kami dari jurus terkutuk ini?"


Aprilia: "Hushhhh!!!! tak baik mengungkit-ungkit masa lalu, kita harusnya berterimakasih karena telah dibebaskan, kalau tidak ada beliau, kita masih terkurung oleh jurus sesat itu, bahkan aku tak mengenali jika dua raksasa di depanku adalah kalian yang jadi tumbalnya, intinya kita harus berterima kasih kepada bapak ini."


Miyadi: "Hahahahaha, kalian tak perlu berterima kasih, ini hanya kebetulan saja, dan yaaa…. maafkan kelakuan biadap yang sudah saya lakukan di masa-masa lalu, bahkan sudah delapan tahun tidak berjumpa dengan kalian tapi yang terlintas dari ingatan kalian tentang ketidakmutuan yang saya lakukan. Bukan hal yang mengejutkan, memang sepayah itu perbuatan saya dan dua rekan lainnya, oh iya ngomong-ngomong bagaimana ceritanya kalian bisa terjebak oleh jurus terlarang ini dan siapa yang menggunakannya?"


Aprilia: "Singkatnya kami bertiga adalah satu perguruan, kami meninggalkan desa kemudian merantau ke Tarumanegara untuk menempuh pendidikan tinggi serta belajar kanuragan, naas beberapa minggu yang lalu Tarumanegara diserang oleh sekelompok misterius, untuk itulah kami ikut terjun ke lapangan untuk menghalau kelompok itu hingga berhasil mengalahkan mereka, kemudian kami memaksa beberapa di antara mereka untuk membuka suara dan memberi tahu siapa yang menyuruh mereka, namun justru tubuh mereka seperti tersengat listrik dan kemudian tewas seketika, sepertinya memang itu bagian dari rencana dari dalang yang memprakarsai, agar tidak terbongkar, lalu kami diperintahkan oleh kerajaan Tarumanegara untuk menyelidiki dalang di balik penyerangan itu. Terbantu oleh canggihnya teknologi di Tarumanegara serta kerja keras dari unit sensorik para tim penjaga, hingga ditemukan indikasi pelaku di balik layar penyerangan itu ada di kerajaan Singorondo."


Miyadi: "Hmmm….??!"


Indah: "Kami pun berlayar menuju Singorondo, namun itu menjadi tiket kemalangan kami bertiga, ketika hampir tiba di pintu masuk kerajaan Singorondo, kami mendadak diserang sekelompok misterius lainnya, dengan jumlah yang lebih banyak yang membuat kami kewalahan untuk menghadapi mereka, puncaknya kami kalah, dan berakhir menjadi tawanan, namun dari situlah kami tahu siapa dalang yang memobilisasi kelompok itu, ialah Darmadi, orang yang diangkat oleh pemerintah pusat untuk menjadi jendral kepolisian menggantikan Linggarjati Wasesa, dan dia pula yang menggunakan kami untuk jadi wadah Sari Patining Rogo, kami bertiga dan puluhan orang lain, digunakan untuk membangkitkan Kurowo."


JLENGGGGGGG terkejut Miyadi demi mendengar pernyataan itu.


Miyadi: "DARMADIIII? Manusia pengangguran yang licik itu kini jadi jendral? sejak kapan dia dilantik menjadi jendral, mengapa tidak ada pengumuman resmi dari pemerintah? dan bisa-bisanya si badut itu memanfaatkan wewenangnya untuk berbuat seenaknya, menggunakan teknik terlarang Sari Patining Rogo, lalu memperdaya banyak orang demi tujuan busuknya."


Larasati: "Selain menguasai Sari Patining Rogo, dia juga menguasai banyak elemen, sehingga mampu mengalahkan banyak sekali pendekar yang kemudian akhirnya dijadikan tumbal seperti kami bertiga."


Miyadi: "Ciihhhh…..!!!! belum selesai satu masalah, kini ada masalah baru lainnya yang justru lebih berbahaya, mungkin ini akan menjadi awal tanda-tanda kegaduhan besar yang akan menghebohkan seantero Nusantara."


FIUHHHHH


Miyadi: "Kalian semua lekas temukan pakaian dan cari tempat berlindung, kalau bisa menjauhlah dari desa ini, besar kemungkinan kalian akan berjumpa dengan keparat itu, jika benar ada ratusan raksasa yang dibangkitkan ini akan konflik besar-besaran, selain itu kondisiku sedang tak baik-baik saja, aku baru saja bertarung hebat dengan geng lurah Suharsono dan ini hadiah yang ku dapatkan dari pertarungan itu." Miyadi kemudian membalikkan badannya, memperlihatkan punggungnya yang masih robek namun sudah tak selebar sebelumnya, darahnya pun sudah mengering.


"EHHHHHHH?!!" terkejut ketiganya melihat luka selebar itu meskipun sudah menyempit namun bekasnya masih jelas terlihat.


Indah: "Yang jadi masalah adalah, kami tak tahu harus kemana, kami tak lagi memiliki tempat tinggal di Cenggur Asri, kami menjualnya untuk merantau dan biaya pendidikan selama di Tarumanegara."


Aprilia: "Iya, apalagi kami tak mungkin juga melakukan tindakan kriminal seperti mencuri."


Miyadi: "Lalu kalian akan tetap telanjang seperti itu dan ya bisa jadi kalian akan menjadi mangsa empuk bagi para penjahat dan tidak hanya tentang pemerkosaan tapi perbudakan, pahami satu hal, kita hidup di tempat yang selalu menyimpan sisi gelap dan keji, menjadi tumbal dan diperbudak dengan Sari Patining Rogo adalah contoh nyata yang baru saja kalian rasakan." kemudian Miyadi melangkahkan kaki meninggalkan ketiga perempuan muda itu.


Larasati: "Sampean mau kemana?" serunya seraya berdiri, dia membuang rasa malunya, dengan memperlihatkan tubuh mulusnya yang tak tertutup sehelai benangpun, akibat dari fase transformasi ke tubuh raksasa yang membuat pakaian yang dikenakannya rusak.

Terangnya cahaya bulan seolah mengeksploitasi ketelanjangan mereka dengan jelas.


Miyadi: "Sendang Waru."


Indah: "Mau apa bapak kesana?"


Miyadi: "Bukan urusan kalian, kalian urusi saja diri kalian, mumpung suasana gelap menyelinaplah ke rumah warga, carilah pakaian yang mungkin ada yang sedang dijemur dan jangan membuat kegaduhan, kemudian tinggalkan desa ini, ada kalanya perlu melakukan sedikit tindakan yang tak terpuji dalam kondisi yang kepepet."


Pria itu kembali melangkah melanjutkan perjalanan menuju sendang Waru yang jaraknya sudah mulai dekat.


Gemericik air yang deras, debit yang meninggi memperjelas suara deruan dari aliran sungai Blorong. Binatang malam ikut menyemarakkan suasana dengan paduan suara yang bervariasi, perkusi hayati berpadu menselaraskan simphoni.


Miyadi telah sampai di depan sendang Waru, kemudian melangkah masuk ke dalam. "Harusnya lewat sisi barat daya agar lebih mudah menuju tempat itu, tapi sayangnya perjalanan kesana terlalu jauh dan harus memutar." dalam batin Miyadi sembari mendongak ke atas ke arah tebing tinggi yang curam yang menjadi dinding sebelah selatan sendang Waru.


"Terpaksa aku harus mengisi energi di bawah sini, untuk bisa melesat ke tempat setinggi itu butuh banyak tenaga dalam, dan hari ini benar-benar melelahkan, aku hampir kehabisan tenaga, ditambah terpaksa harus melepas segel pengikat Sari Patining Rogo yang lebih menguras energi."


Di saat batin berkecamuk.


Indah: "Maaf jika lancang membuntuti anda pak, kami masih belum yakin untuk melakukan saran bapak."


Miyadi: "Lalu apakah kalian akan tetap bertelanjang seperti itu di depan pria mesum sepertiku? kalian tidak khawatir jika saya bisa kapan saja bertindak asusila kepada kalian?"


Larasati: "Normalnya tentu saja kami takut, tapi entah mengapa saya yakin anda tak berkeinginan untuk berbuat buruk kepada kami, setidaknya saat ini. Di lain hal meskipun kami bisa bela diri tapi jika benar terjadi bentrok di antara kita, tentu kami bertiga bukanlah lawan anda."


Miyadi: "Bagaimana kau bisa yakin jika kalian tidak akan menang dariku yang hanya seorang diri dan dalam kondisi sedang tak baik-baik saja seperti ini?"


Indah: "Melihat bagaimana anda bisa menguasai teknik segel Pituduh Songo Arah, melepas pengikat raga, membebaskan kami dari segel terkutuk Sari Patining Rogo, sudah membuat kami yakin, anda bukanlah penggiat kanuragan yang bisa dipandang sepele."


Larasati: "Di lain hal, saya adalah orang yang bisa merasakan aura dan energi positif maupun negatif dari seseorang, dan aura anda menunjukkan aura yang positif."


Miyadi: "Wohohoho bagaimana kau bisa yakin dengan penglihatanmu? bukankah ada kemampuan kanuragan khusus yang bisa menyembunyikan hawa keberadaan, dan perlu kalian ketahui, saya adalah orang yang menguasainya, yang artinya hal itu bisa mengelabui kemampuan sensorikmu itu."


Indah: "Hahaha, benar-benar mengesankan, terlalu banyak hal yang tidak kami ketahui tentang anda pak Miyadi, lalu apa tujuan anda datang ke sungai ini? jika untuk mandi dan bersih-bersih diri bukankah ini terlalu malam dengan air sedingin ini?"


Miyadi: "Sudah ku bilang ini bukan urusan kalian….."


BLAAARRRRRRRRRRR


Muncul kobaran api yang cukup besar.


Miyadi: "Aaaa aappa yang kau lakukan? Aprilia?"


Larasati: "Dia ingin membuat air panas, rasa-rasanya kami perlu membersihkan tubuh kami juga. Berada dalam kurungan intisari Sari Patining Rogo yang berupa hati ternyata seperti namanya, seperti organ hati, baunya juga, amis, tubuh kami menjadi amis seperti ikan laut, rasa-rasanya baru kali ini merasa mual dengan bau tubuh sendiri."


Aprilia membakar air sendang Waru dengan jurus api yang keluar dari telapak tangannya.

Kobaran api yang besar guna mempercepat proses pemanasan air, sebab debit mata air yang terbendung di sendang Waru juga banyak.


Aprilia: "Maaf jika mengganggu urusan bapak, pilihan kami saat ini adalah membersihkan diri sebelum memutuskan langkah selanjutnya, tapi jika bapak berkenan juga boleh ikut mandi bersama kami bertiga, rasa-rasanya tidak masalah telanjang bersama dalam kondisi sekarang."


Miyadi: "HAAAAAA?"


Larasati: "Tak perlu sungkan" BYUUURRR kemudian Larasati menceburkan diri ke bagian yang tak terkena kobaran api. "Uaaaahhh mantaaabbb, Indah ayo masuk! ini sudah cukup panas, Lia padamkan apimu dan hemat energimu!"


Aprilia: "Baik lah" BIYUUUR

BIYUURRRR


Dua wanita itu pun menyusul rekannya.

Ketiga wanita itu dengan tanpa malu berenang ke sana kemari dalam kondisi telanjang, namun karena suasana malam dan cahaya bulan terhalang oleh rimbunnya pepohonan yang tumbuh di setiap sisi tebing, sehingga tak sanggup menembus ke dalam sendang Waru hanya titik-titik kecil cahaya yang masuk, sehingga ketelanjangan mereka cukup tersamarkan.


Namun tetap saja, masih bisa terlihat, tubuh-tubuh sintal dari wanita-wanita muda yang usianya baru menginjak 25 tahunan, yang hal itu tak pelak, membangkitkan libido pria itu. "Siaaal, padahal niatnya kemari untuk bersemedi melawan kehendak birahi demi mencapai salah satu tahap paling krusial dari kanuragan, malah disuguhi cobaan yang menggairahkan seperti ini, bajinguk tenan." kesal dalam hati Miyadi.


Penisnya ngaceng sengaceng-ngacengnya.


Hingga ia pun tak lagi bisa berpikir jernih dan bijak, lelaki itupun membuka pakaiannya dan BIYUUURRR!!! Ikutan nyemplung ke sendang dan bermain-main dengan air panas dengan situasi yang tak kalah panasnya, di antara tiga wanita muda yang masih matang-matangnya.


"Uaaahhhh panasnya." girangnya merasakan sensasi panas namun tak begitu menyengat itu, merelaksasikan diri dan sembari ia menetralisir kemelut nafsunya, meski bukan perkara yang mudah, karena tiga perempuan itu malah seperti sengaja memamerkan keindahan tubuhnya, dengan cara menunjukkan kepiawaiannya berenang kesana kemari mengitari Miyadi.


Tak dapat ditahan kontol Miyadi semakin menegang, meskipun di dalam air.


Miyadi: "Ayolah kalian, tujuan kesini bukan untuk bermain-main bukan? katanya hanya untuk membersihkan diri!" Miyadi masih berusaha menjaga pikiran positifnya.


Indah: "Tak ada salahnya bukan, bersenang-senang sejenak? kami baru saja terbebas dari setres akibat menjadi wadah dari mayat hidup yang usianya ratusan tahun itu, ijinkan kami sejenak menikmati mandi air panas buatan ini."


Larasati: "Iya, ayolah, emang ini mengganggu bapak?"


Aprilia: "Kalian ini pura-pura goblogg atau sok polos sih?" tiba-tiba muncul kepala Aprilia yang sebelumnya sempat menyelam.


Indah: "Heeeeh maksudmu apa Lia?"


Aprilia: "Ya tentu saja mengganggunya lah, mana ada pria nggak ngaceng maksimal disuguhi cewek-cewek cantik yang sedang telanjang seperti kita ini, aku tadi melihatnya di dalam dengan jelas, kontol bapak ini gede sekali."


Indah dan Larasati: "LIAAAAA!!!!!!!"


Larasati: "COCOTMU IIII LHO, mbokya arggggh…"


Indah: "Astaga dragon ball, disaring kenapa kalau ngomong, kebiasaan asal nyeplosnya los kontrol nih, ndak masalah kalau pas bertiga saja, lah ini ada pak Miyadi blooook!"


Aprilia: "Lalu? telanjang bulat seperti ini bukankah lebih ekstrim dari sekedar ucapan?"


Larasati dan Indah: "ARGGGGGGHG MBUH"


Miyadi:."AHAHAHAHAHAHA, sudah-sudah, kalian tak perlu berdebat, dan hmmmmm benar memang saya jadi ngaceng gara-gara kalian, tapi jujur saat ini tujuan saya kemari adalah untuk menetralkan kehendak manusiawi, termasuk hawa nafsu, saya akan memulainya dari tempat ini, dan akan menjadi awal dari sebuah proses panjang yang banyak sekali pantangan-pantangan yang harus saya lalui, anggap saja ini adalah hari terakhir dari penuntasan hasrat birahi, untuk selanjutnya akan ditekan sedemikian rupa, sebagai bagian dari proses tirakat untuk mencapai kanuragan tingkat tinggi."


Indah: "Hari terakhir dari penuntasan birahi? maksud bapak?"


Aprilia: "Dih sok polos ente ya, maksudnya hari terakhir ngecrot atau ngeluarin pejuh."


Indah dan Larasati: "LIAAAAAAA!!!"


Larasati: "Cah iki pancen, ya amplop cangkemmu njaluk tak jejeli tungkak yooo!!!"


Miyadi: "BUAHAAHAHAAHA, emang brutal sekali mulut teman kalian satu ini, tapi ketahuilah bukan menjadi orgasme atau penetrasi terakhir, hanya saja berusaha agar tidak tergoyahkan oleh hawa nafsu, seperti bisa mengendurkan ereksi di saat-saat godaan dahsyat seperti sekarang ini, hanya itu, dan itupun sulit hehe."


Miyadi lalu beranjak keluar dari dalam air, dan ketika sudah menginjakkan kaki di atas lantai sendang, kemudian menghadap ke arah sendang yang otomatis mempertontonkan ketelanjangannya di depan tiga wanita muda itu.


Indah: "BUSEEETTT PAAAKK, GUWEDEEE BANGET PUNYA BAPAK!!!!" terpana perempuan itu, dan tampak dia menggigit bibirnya.


Larasati: "I III -- IYA PAK GEDE BANGET, ternyata benar banyak sekali sisi lain dari bapak yang tidak kami ketahui."


Aprilia: "Tuh kan apa yang aku bilang."


Tiba-tiba muncul gelembung di antara tubuh Larasati yang gelembung itu membawa tubuh perempuan itu terdorong ke permukaan, ternyata itu jurusnya sendiri guna mempermudah untuk keluar dari air, dan kemudian berdiri di depan Miyadi.


TAPPPP, perempuan itu dengan serta merta menggenggam kemaluan Miyadi yang tegak berdiri yang tegaknya lurus ke depan.


Miyadi: "EHHHHHH?" Terkejut pria itu atas tindakan yang dilakukan Larasati.


Larasati: "Besar sekali teman-teman, bahkan hampir setara dengan lengan tanganku." ujarnya sembari menoleh ke arah Indah dan Aprilia yang masih di dalam air.


SLAAAAAPPPP


Dengan hentak elemen angin, Indah melompat ke permukaan dan membebaskan diri dari air yang hawa panasnya sudah mulai memudar.


Disusul oleh Aprilia yang keluar dari air dengan cara normalnya manusia biasa.


Indah: "Nekad banget kamu itu Ras, main pegang-pegang penis orang apalagi kondisi tegang begini."


Dan sekonyong-konyong, tangan Larasati mengocok kontol Miyadi dengan dua tangannya. "DOWONEEEE REK, dua tangan nggak cukup loh"


Aprilia: "CIIIIHHH NAJIS tadi sok sokan menasehati, Liaa liaaa cangkemmu itu lho, padahal kalian sendiri lebih nggak nduwe adab babar pisan."


Miyadi: "EHHHH KA KA KALIIIAAANNNN???!!!"


Larasati: "Jujur kami bukan perempuan polos tapi kami juga bukan perempuan nakal yang jual diri, tapi kami sudah lama tak berhubungan dengan lelaki, setelah kandas, kami sama-sama telah lama menjomblo dan kami punya hawa nafsu juga, normal kan pak? apalagi melihat kontol sebesar dan sepanjang ini, ini jujur pertama kalinya bagiku."


Indah: "Dih jangan bawa-bawa kami lah, dirimu itu yang sange banget sampe-sampe nggak bisa nahan untuk asal main pegang aja."


Larasati: "Halah Ndah Ndah, gak usah sok malu, hixixixi situ juga sange kan?!" spontan tangan Larasati menoel vagina milik Indah.


Indah: "HIIIIHHHH LARAAASSS!!!!"


Miyadi: "Sudah sudah, Laras tolong jauhkan tanganmu dari situ, saya sedang berkonsentrasi untuk menahan hawa nafsu dan birahi, agar sa- saya tidak ga- gal dalam fase tirakat yang akan saja jalani." dengan terbata-bata dan nafas yang berat, Miyadi dalam kubangan bimbang.


Larasati: "Yakin bapak nggak mau? ayolah sesekali saja, ini momen langka lho?" dan tanpa aba-aba, perempuan itu bersimpuh di depan Miyadi dan nggak pakai basa-basi, HAAAPPPPP.


Dilahapnya kontol Miyadi.


"HEEEEEEHHHHHHHHHHHHHH!!!!" Ekspresi serempak tiga orang lainnya terkejut melihat aksi sembrono yang dilakukan Larasati.


Indah: "LARASSSSS!!! guoblooogke main emut aja."


Larasati: "GLOOOHHH UKKK EEKNAAK GAESHHH, BEHHTUUL, CHHOBB CHOBBAH AJAAHH" suara tak jelas darinya karena mulutnya masih menelan kemaluan besar itu. "Uaahh guwediiine gaess, hanya menelan seperempat saja nggak muat mulutku. Yakin kalian nggak mau nyoba juga?!" dengan kerlingan mata genit, Larasati berusaha memprovokasi kedua rekannya.


Upaya itu berhasil, Aprilia menyusul bersimpuh dan merebut kontol Miyadi dari mulut Larasati, Miyadi hanya terpaku melihat kenekatan dua perempuan muda di depannya. Hanya Indah yang masih terpaku dan tak seberani kedua rekannya, padahal sudah berkedut-kedut kencang di dalam vaginanya, terstimulasi dengan otomatis akibat disajikan pemandangan vulgar di depan matanya secara jelas di antara gelapnya suasana, hanya tersapu oleh rintik-rintik cahaya.


Larasati: "Ngapain kamu ndah? join join aja nggak usah malu-malu."


Indah: "Bukan begitu begoook, kalian pikir aku sama seperti kalian yang sudah expert di bidang seksual? aku nggak tahu musti ngapain begoook."


Larasati: "HAAAA? antum jangan sok polos ya!" tukas Larasati sembari tangannya masih mengocok-ngocok kontol Miyadi sementara Aprilia yang mengoralnya, yang tentu saja hanya sebagian saja yang sanggup ia telan.


Indah: "Dih, bukan hanya polos, saya masih perawan ya ndeees gondes sekalian!!! mulutku memang nyablak suka asal njeplak dan terkesan cabul kalau sama kalian, tapi bukan berarti aku itu paham beneran dengan hal-hal yang berbau seks."


JLENGGGGG


Terkejutlah ketiga orang yang mendengar pernyataan itu.


Aprilia dan Larasati: "WUIIIHHH SERIUUUS?!!"


Indah: "Ii- iyaa serius, tapi terserah kalian mau percaya atau tidak, tidak ada pengaruhnya buatku."


Miyadi: "Sudah, sudahhhh!!! Sudahi debat kalian, dan…."


Aprilia: "Eh hemmm, kalau ndak tahu apa yang mau kamu lakukan, kan ya bisa belajar sama kita berdua, ya nggak ya?!"


Larasati: "Iya, betul, kan tinggal nyepong gini, mang kamu ndak penasaran rasanya ngemut kontol, atau minimal menjilati seperti ini." SLURUPPP sembari mempraktekkan adegan menjilat ujung kontol Miyadi, yang membuat pria itu merinding nggak karuan, karena saking enaknya


Aprilia: "Dan yang penting nggak perlu jijik, toh enak juga rasanya, bikin memek berkedut manjaaahhhh".


Miyadi: "…." hanya diam tak mengeluarkan kata-kata, sebab konsentrasinya sedang bimbang antara harus menahan perempuan-perempuan muda ini demi keberlangsungan awal dari tirakatnya atau menikmati sapuan dan hisapan insan-insan ayu nan matang di depannya. "Ka -kaliiannn berdu-- aaa, lepaskan kuluman kalian!!" sembari agak mendorong paksa pundak kedua gadis di depannya.


Pria yang usianya hampir kepala empat itu, lebih memilih untuk memenangkan akal sehatnya. Setelah batang kemaluannya terlepas dari cengkraman mulut seksi dari dua perempuan cantik di depannya, dia memutuskan untuk melangkah mundur.


Larasati: "Bapak nggak usah malu-malu gitu ah." perempuan itu pun melangkah mendekati Miyadi yang kini tubuhnya hampir mentok ke tembok sendang, yang kemudian dia sadari jika punggungnya masih menyisakan goresan luka.


Hingga telapak tangannya yang menahan dinding agar tubuh bagian belakangnya tidak kontak dengan dinding sendang. Dan momen itulah yang menjadikan dirinya semakin bingung, ditambah lagi tenaga dalamnya yang sudah hampir habis sehingga tak terbesit dalam dirinya untuk melesat menghindari "serangan" itu, toh untuk apa melakukan perlawanan untuk sesuatu yang seharusnya dinikmati saja, hidangan gratis tinggal leeeeep.


"Aku kudu piye iki? kalau ditrabas, artinya ini akan melanggar syarat dari tirakat, kalau ditolak mubadzir, arghhhh jembooot njaran tenan." keluh gundah dalam batin Miyadi.


Dengan jemarinya, Larasati menggapai pinggiran bibir Miyadi, lalu memainkan jemarinya, memberikan stimulus untuk memancing gairah Miyadi yang perempuan itu paham, sedang ditahan sedemikian rupa. Larasati yang mengenali Miyadi sebagai sosok badung yang sangat amburadul menjadi penasaran mengapa pria ini tak lantas tergoda dan pasrah menikmati suguhan yang seharusnya sulit untuk ditolak.


Tak hanya permainan jari, Larasati kini mendekatkan bibirnya, tinggi tubuhnya yang sama dengan pria di hadapannya, membuatnya mudah untuk mempertemukan bibirnya yang seksi dengan bibir biadap Miyadi yang bisa saja masih membekas bau silit Aqidah Nurmala Sari.


CUPPPHHHH, karena tak ada penolakan dari Miyadi, bibir keduanya sukses berpapasan.


SLUP MUAAHHH, Larasati melumat bibir Miyadi, libido yang ditahan-tahan semakin berontak melawan. "Ayo Di Miyadi goblooog, jangan tolak suguhan nikmat yang tak akan kau dapat lagi seumur hidup ini." suara dari hasrat birahi, memprovokasi dirinya.


Tak mau kalah dari Larasati, Aprilia ikut mendekat namun langsung bersimpuh dan tanpa menggenggam dengan tangannya, mulutnya lah yang ambil peran melahap kontol Miyadi yang belum ada tanda-tanda melemas meskipun si empunya sudah berusaha menetralkan hawa nafsunya.


HAAPPP, SLURUPPP.


Dikulumnya kontol Miyadi yang ngaceng maksimal, yang mengacung ke depan seperti menunjuk angkuh.


"Hahaha bagus Miyadi, pasrah aja blogg goblogg, jangan sok-sokan menolak."


Sementara Indah, yang mengaku paling polos memang tampak kebingungan harus ngapain, tapi dia merasakan gelagat tak beres di vaginanya, yang membuatnya sadar bahwa alat vitalnya itu telah menjelaskan bagaimana reaksinya terhadap pemandangan di depannya, ialah terangsang.


Bahkan cairan kewanitaannya meleleh keluar merambat jatuh melewati pahanya.


Setelah beberapa saat mengulum dan membasahi kontol Miyadi dengan ludahnya, Aprilia bangkit dan lalu balik badan, menunggingkan pantatnya, dengan tangan kanannya, digenggam kontol besar itu, lalu dioles-oleskan ke labia mayora-nya, dan perlahan tapi pasti diarahkan kontol Miyadi ke lubang vaginanya, karena tak ada penolakan membuat Aprilia mantab untuk melanjutkan aksinya.


"Bagus, biarkan wanita muda ini yang beraksi, dirimu cukup pasrah menikmati."


Lalu Aprilia dengan tubuh yang posisinya agak nungging itu, didorongnya ke belakang agar vaginanya bisa melahap kemaluan kaku dari pria yang hanya bisa pasrah itu, sementara bibir Miyadi masih saling melumat dengan bibir manis Larasati.


"Diaampuuut, malah sansoyo kewanen cah iki….!!!" menyadari kenekatan Aprilia yang sudah memposisikan vaginanya untuk siap dikawini, kebimbangan yang sebelumnya dipertahankan akhirnya tergoyahkan.


"Aahh bodo amat dengan tirakat, sikaaattt!!! kapan lagi mendapatkan anugerah selangka ini" kehendak iblis dalam dirinya berhasil menguasai logika sehatnya.


JLEPPPP, meski besar nan panjang namun dengan fleksibilitas vagina Aprilia, berhasil tertelan separuh kontol Miyadi. "ARGHHHH" sejenak cipokannya terlepas demi bisa melenguh lepas untuk menikmati alat vitalnya yang terhisap oleh vagina hangat Aprilia.


Pun senada dengan Miyadi, Aprilia juga melenguh bahkan lebih keras "AUUUHHHHHH, ENAAAKKKNYA…" di saat yang sama pandangannya menoleh ke arah Indah yang juga sedang terangsang namun nggak tau harus ngapain, perempuan alpha itu hanya menyepitkan pahanya, dan menggigit bibirnya, berusaha menyembunyikan ekspresi terangsang, yang ternetralkan oleh gelapnya suasana.


Aprilia: "Ciye sange juga kamu Ndah? sini atuh join nggak usah sok malu gitu ah, A'ak ajarin deh muehehe." dengan posisi nungging, memamerkan sensualitas, berupaya menggoyahkan keluguan Indah.


Miyadi yang semula kedua telapak tangannya digunakan untuk menopang tubuhnya, kini beralih satu tangan kanannya merengkuh leher Larasati, dengan demikian ciuman keduanya semakin dalam dan brutal, bahkan Larasati sesekali meludah ke mulut Miyadi, yang diterima dengan beringasnya air liur itu dan kemudian ditelan.


Aprilia yang memahami gelagat Indah, yang berbalut kebimbangan serta kebingungan, niat isengnya semakin menjadi, ketika tangan kiri Miyadi merengkuh pinggulnya sembari menghujamkan kemaluannya dalam-dalam, saat itulah Aprilia mendesah kencang dan panjang, seraya menunjukkan ekspresi binal kenikmatannya itu di hadapan Indah.


Aprilia: "Ahhhh enak pak, sodok lebih dalam effffffff nikmaaattthhh" lidahnya menjulur dengan memuat sajak-sajak hinaan untuk memprovokasi rekannya yang sepertinya memang lugu itu. PLOK PLOK PLOK


Ketika Miyadi mulai mendorong maju mundur pinggulnya, dan terjadilah tabuh perkusi yang dihasilkan dari paha yang bersilaturahmi.


EMBLOG EMBLOGG EMBLOOG, di bawah sedang mengeksekusi liang peranakan, di atas sedang beradu silat lidah, saling membelitkan lidah satu sama lain, tak terbendung deras air liur mengalir dan jatuh di sela-sela ciuman panas antara Larasati dan Miyadi.


Kemudian tak hanya beradu bibir, keduanya juga berafiliasi untuk saling mencumbui bagian-bagian lainnya, dari dagu hingga ke leher. "Bolehkah kita saling meninggalkan kenang-kenangan di leher masing-masing Pak?" tanya Larasati di sela-sela percumbuan dahsyat keduanya.


Miyadi: "Dengan senang hati."


Setelah kesepakatan menemui titik persetujuan, keduanya serempak saling men-cupangi satu sama lain.

Dari sekujur leher, turun ke dada, tak lepas dari sedotan hingga gigitan yang meninggalkan bekas kemerah-merahan.


Sementara pinggul Miyadi tetap maju mundur, yang bersambut dengan goyangan meliuk-liuk oleh Aprilia, memanjakan batang kemaluan perkasa.

Semarak uforia birahi yang dilakukan secara threesome, yang terjadi tanpa perencanaan bahkan tak ada dari mereka yang menduga ini akan terjadi.


Di lain pihak ada Indah, yang tak berdaya menghadapi kejamnya rayuan birahi yang terpampang jelas di depan matanya, sebuah live show panas yang memanasi hasrat manusiawinya, perlahan menyuntikkan racun ke dalam keluguannya.

Tak tahan dengan desak nafsunya sendiri, tangan Indah mulai meraba-raba vaginanya yang sudah basah kuyup, lentik jari-jarinya digesek-gesekkan pada tepian dinding lubang pipisnya. Ia pun menggigit bibir bawahnya, raut mukanya sayu seperti ingin mengatakan jika libidonya sudah berkuasa penuh atas dirinya.


Aprilia yang memang sengaja memprovokasinya, kini melepas sejenak batang penis Miyadi dari memeknya, ia lalu bersimpuh dan bertumpu pada dengkulnya, dingin dan kasarnya lantai sendang tak ia hiraukan, lalu ia kembali menunggingkan pantatnya, Miyadi mengerti jika itu adalah kode untuk segera kembali membenamkan kontolnya ke liang peranakan yang merekah itu. JLEEBBBB.


Kembali kontol besar itu merasuk ke dalam tempik perempuan muda yang usianya sedang matang-matangnya, sementara itu Larasati beranjak menduduki punggung Aprilia, namun setelah itu, ikutan menungging dengan posisi sedang menunggangi Aprilia yang tengah dieksekusi dengan gaya doggy.


Di hadapan kontol Miyadi tersuguh empat lubang, dari dua wanita muda yang selain cantik juga berbodi aduhai indahnya.


Seraya memaju mundurkan pinggulnya, mulut Miyadi juga berperan, dengan menggenggam pinggul Larasati agar posisi nunggingnya semakin ke atas, sehingga mempermudah Miyadi untuk menjilati lubang bawah milik Larasati.


SROPP SROOPP, dari lubang pantat sampai ke vagina, tersapu oleh lidah basah Miyadi.


"AHHHHHHHH" yang membuat Larasati tak tahan untuk melenguh keras.

Sedangkan kontol besarnya tetap dikonsentrasikan untuk keluar masuk mengobok-obok vagina Aprilia, dua kinerja yang menguras energi tapi juga membangkitkan gelora jiwa dan raga.


Plogh plogh plogh

Srup srup srup

Sembari menggenjot tempik, juga mengokop tempik, dari dua pemilik yang berbeda, atas kena bawah pun kena. Mantab setaaaaannnn.


Bluuuuk.


Mereka bertiga yang tengah berkonsentrasi dalam kompetisi birahi, dikejutkan dengan pemandangan di depannya, ketika Indah terhuyung jatuh bersimpuh, rupanya rangsangan birahi yang kuat membuat pertahanan kakinya melemah. Ia tak berdaya menahan gairah kewanitaannya.

Matanya sayu, nafasnya berat, menyadari gelagat itu.


Aprilia: "Sini lu nyet, duduk di bibir sendang depanku sini, cepetaaan!!!!" bak kerbau yang dicucuk hidungnya, Indah hanya manut saja, ia pun duduk sembari agak mengangkang tepat di depan muka Aprilia, bibir sendang memang dibuat agak tinggi sebagai tempat untuk duduk saat mandi maupun mencuci, lalu dengan tangan bertumpu pada kedua paha Indah, Aprilia mendekatkan kepalanya ke vagina Indah.


Indah: "Ehhh mau apa njiiing?!"


Aprilia: "Bacot, mau dibuat enak nggak lu setan?!"


Indah: "Ehhhh aaapph appaahhh ndak ji- jikk?!" sesaat setelah tiba-tiba Aprilia main sosor ke vaginanya, Indah terkejut atas perlakuan itu.


SLURUPPP SRUPPPP

Dihisapnya kuat-kuat vagina Indah yang indah merekah itu. "Nggak usah banyak omong, dan pasrah aja ente ya" hardik Aprilia disela-sela adegan kokopannya terhadap vagina wanita di depannya.


"ARGGHHHHHHHH" kepiawaian lidah dan mulut Aprilia, sukses membuat pikiran Indah terbang melayang tak tentu arah, perangsangan birahinya sedang ditangani oleh rekannya. Membuatnya bergetar hebat, ini memang bukan pengalaman pertama baginya, dimana vaginanya dijilat oleh orang lain namun tetap saja ini berbeda konteks dan situasi.


Aprilia: "Gimana enak nggak? ini kali pertama kan, ada yang mau menyeruput tempik lu kan?"


Indah: "Ee enggak, mas mantan yang pertama kali melakukan, tapi untuk selanjutnya aku yang nggak mau, aku cegah dia karena takut kebablasan meskipun dia sering memintanya sendiri, tapi aku nggak mau."


Plok plok plok plok, percakapan keduanya berlangsung, senada dengan persenggamaan yang lain juga berlangsung, tanpa Aprilia sadari karena terlalu fokus ke vagina Indah, kontol Miyadi sudah tak menghujam ke vaginanya sendiri, rupanya ia berpindah haluan ke lubang vagina milik Larasati. "Uh uh paaak, tusuk yang dalem, dorong yang kenceng paakk…" PLOG PLOG PLOG.


Meskipun dalam kondisi tanggung Aprilia tak lantas tamak, dengan senang hati bergantian giliran, kini fokusnya kembali untuk membuat Indah merasakan kenikmatan hakiki, niatnya menggoda bukan tanpa alasan, di lain pihak dia sendiri juga masih tak percaya atas pengakuan sahabatnya, jika dia masih lah perawan yang belum pernah merasakan persenggamaan.


Dengan kelincahan lidahnya, ia jilati perlahan liang kemaluan Indah, yang membuat wanita muda itu mendesah tak karuan, rangsangan hebat menjalar ke seluruh tubuhnya, hal ini berbeda dari sekedar masturbasi secara swalayan yang selama ini dilakukan di kala libidonya tak terbendung. "Uuuhhh agghhhh"


Aprilia: "Gimana enak Ndah?"


Indah: "Ahh iyaaa, aaahhhh" mendongak ke atas kepalanya, mengkerut dahinya, menjabarkan ekspresi birahinya yang meninggi.


PLOG PLOG PLOG PLOG

"AH AH AAAHHHHH ENAAAKKHHH"

Sedang Miyadi dengan beringas menyodok-nyodokkan kontolnya ke vagina Larasati, bertumbuknya paha serta desahan berpadu menciptakan irama syahdu.

Kedua tangan Miyadi tak ingin pasif, mengambil peran, menggapai dua payudara ranum Larasati, yang ukurannya cukup besar untuk wanita muda yang belum pernah melahirkan.


Diremas-remas kedua bongkahan dada Larasati, seraya tetap memaju mundurkan pinggulnya, kontol panjang itu bahkan sudah bisa masuk sepenuhnya dengan lancar, vagina Larasati melentur seiring tumbukan demi tumbukan, cairan birahinya meluber keluar senada dengan lenguhannya yang semakin brutal.


"AH UHHHHHHH NIKHH NIKMAAATTHH, lebih kencaaaang lagih pak!!!"


PLOG

PLOG PLOG

PLOG PLOG PLOG

PLOG PLOG PLOG PLOG


Semakin kencang dan ritme yang juga cepat membuat pertahanan Larasati kelabakan, dan perempuan muda cantik ini pun akan mencapai puncaknya.


"Ben- bentaar lagi shampaiii pak!!!! Ahhhggh."


Suara parau itu memberi sinyal bagi Miyadi untuk semakin mempercepat konektivitas pada adegan konak-tivitas guna mensuplai aliran darah sehingga semakin cepat pompaan penisnya menghujam vagina Larasati, PLOG PLOG PLOG PLOG.


Keluar masuk bak piston yang digerakkan oleh poros engkol, dengan cairan ovum sebagai pelumasan untuk mendapatkan torsi sodokan yang maksimal dan stabil.


"AAHHHHHHHHHH" bersamaan dengan lengkingan keras itu.

SURRRRRRRRRRRR terasa semburan dari relung dalam vagina, menghantam kontol Miyadi yang masih penetrasi keluar masuk, terasa maknyeeesss di ujung palkonnya, lalu semburan itu meluber keluar di antara sela-sela pertemuan dua kemaluan.


Merambat jatuh ke paha hingga ke lantai sendang. "UHHHHHH"


Hosh

Hosh

Hosh

Hosh

Hosh


Nafas ngos-ngosan Larasati rasakan, bersama kebahagiaan mutlak atas pencapaian puncak klimaks.


Miyadi membiarkan Larasati menikmati sensasi orgasme liar yang perempuan itu dapatkan, hingga squirting.

Pria itu diam tak melanjutkan genjotannya, mendiamkan kemaluannya tetap tertancap, merasakan sensasi hangat-hangat basah.


Selang beberapa saat, tanpa bersuara hanya tindakan kedua tangannya Miyadi menunjukkan gesture, seperti ingin membaringkan tubuh Larasati, memahami hal itu, perempuan itu pun beralih dari posisi menungging ke posisi tidur telentang, ia buka lebar-lebar pahanya, lalu seperti memberi kode, yang tak perlu pemahaman yang memusingkan, Miyadi bergegas menghunuskan kembali penisnya ke liang vagina Larasati yang sudah basah kuyup akibat cairan orgasmenya.


JELEBBBB.


Setelah masuk sampai mentok, ditarik kembali, masukkan kembali, tarik lagi, masuk lagi, PLOG PLOG PLOG PLOG PLOG.


Dengan posisi misionaris, Miyadi menyenggamai perempuan muda itu dengan penuh dedikasi, mulutnya menuju ke arah payudara ranum yang terombang-ambing seiring hentakkan pinggulnya, pria itu mengulum puting susu Larasati, kanan kiri bergantian dengan beringas, sesekali disertai gigit-gigitan kecil gemas, sampai tertinggal bercak-bercak merah. Perlakuan itu justru menambah gairah Larasati.


"AGHH PAK, GIGIT LAGI, AGHHHH"


PLOG

PLOG

PLOG

PLOG

PLOG


Persenggamaan semakin memanas, padahal malam sudah semakin larut, suasana semakin gelap, bulan melangkah perlahan menuju sudut langit, kian menjauh sehingga kemilau sinarnya tak lagi sanggup menembus ke dalam sendang Waru yang di kelilingi bukit yang padat dengan tumbuhan.


Sementara itu, Indah Hanifah masih dimanjakan oleh lidah Aprilia.


Indah: "Ahhhh bentar lagi sampaiiiii."


Aprilia: "Hehe sampai mana sayangku?" di saat orgasme sudah ada di ujung tanduk, Aprilia justru mengerjai Indah, dengan tak lagi menjilati vagina sahabatnya.


Indah: "Ih kok nggak dilanjutin aahhhh!!" raut kesal dan memelas tampak terukir darinya.


Aprilia: "Hehe, bodo amat, enak disitu pegel di mulutku lah bangsaaat, kalau mau ya lanjutin sendiri pakai tanganmu, sambil liat tuh dua sejoli yang sedang kenthu, dijamin cepat klimaks, hahaks." niatnya untuk jahil semakin menjadi-jadi, mengetahui sahabatnya terkentang-kentang.


"ARGHHHHHHHHHH saya mau keluar Dek." Miyadi tiba-tiba terpekik.


Larasati: "Keluarin di dalam pak."


Miyadi: "Apa ndak takut hamil?!"


Larasati: "Enggak urus pak, aku paling suka dicrotin di dalam, uhhhhhhh."


Miyadi: "Enggak deh, bahaya, saya bukannya ndak mau tanggung jawab, tapi situasinya berbeda ada banyak hal yang harus saya lakukan." genjotan tetap dilanjutkan di antara percakapan itu.


Ketika puncak orgasme akan segera tiba, Miyadi akan mencabut kemaluannya, namun di saat bersamaan, dengan kedua kaki, Larasati spontan mengunci tubuh Miyadi, hingga kemaluan besarnya itu tetap menancap. "UGHHHHH Laraass!!!" suara tertegun dari mulut Miyadi.


Bukan tanpa usaha, tarikan pinggul Miyadi lakukan, demi tidak menumpahkan spermanya di dalam.

Namun karena kuatnya cengkraman kaki Larasati, ditambah panjangnya kemaluannya, sehingga tertinggal separuh ujung dari batang yang masih menancap, sehingga.


SROTTTTTTTT


SERRRRRR SRRRRRRR SERRRRRRR

"Aghhhh Laras, sampean nekad dek….. aghhhhh" tak dapat terhindarkan semburan benih bayi terlepas di dalam vagina Larasati.


"ARGHHHHHHH LARAASS!!!!" kepala Miyadi mendongak ke atas menikmati ejakulasinya.


Larasati: "Aaahh aa-aku juga mau sampai lagi pak, goyangin pak pliiiis, sodok aaakkhhh, so-dok lagi pak." permintaan itu dituruti Miyadi, setelah melepaskan benih-benih bayinya, ia pun memaju mundurkan kembali kemaluannya yang belum mengendur.


"UHHHHH!!!!!! AGHHHHH PAAAAKKK!!!!"


SURRRRRRRRRRRR SURRRRRRR SURRRRRRRR


Orgasme dahsyat terjadi, kaitan kaki Larasati melemah, memanfaatkan kesempatan itu Miyadi menarik keluar kontolnya, terkejang-kejang wanita muda di hadapannya itu, lalu menyembur kuat cairan dari lubang pipisnya. Kuatnya semburan hingga melesak ke udara, dan sebagian dari semburan itu muncrat telak mengguyur wajah Miyadi, spontan mulut pria itu menganga menyambut cairan orgasme itu.


GLEG GLEG GLEG

Ditelan sebisa mungkin cairan vagina yang hangat itu.


SERRRRRRRRRRRRR


Sementara orgasme squirting itu masih berlanjut, sebagian besar berhamburan, mengenai tubuh Larasati itu sendiri dan berceceran di lantai sendang.


"Aghhhhhhh i-inihh, gi gilaaakkkkk, wuenaakkeee pooollll uhhhhhh." Tubuh sintal telanjang bulat itu menggelepar-lepar, menikmati sensasi luar biasa dari puncak kedua kalinya yang jauh lebih nikmat.


HAH

HAH

HAH

HAH


Nafas yang terengah-engah, menjabarkan kebahagiaan yang paling didamba-dambakan. "Gilaak pak, ini benar-benar pengalaman pertama, bercinta sampai segini nikmatnya, tidak butuh waktu lama bisa muncrat dua kali, padahal selama ini kalau lagi kenthu sama mas mantan, aku tuh susah dapat orgasme apalagi sampai squirting gini, biasanya kalau dibuat kentang mas mantan, aku lanjut sendiri pakai alat bantu seks seperti dildo ataupun vibrator barulah bisa squirt, itupun tak senikmat kali ini, makasih pak ahhhh. Hah hah hah hah, wuijdaaaan cah uweenaakkkeee puoooll…!!!"


Dengan posisi yang masih berbaring, payudara Larasati naik turun, seiring nafas yang dihembuskan. Sedang dari vaginanya, meluber keluar cairan putih kental, hingga jatuh ke lantai. "HUFTT"


Miyadi: "Ini, sebanyak ini spermaku, kalau dek Laras saat ini masa subur, sudah pasti akan jadi bayi." dengan nada agak panik, Miyadi mencolek spermanya yang keluar dari vagina Larasati.


Larasati: "Hahahaha ngapain bapak cemas, toh saya pun santai saja, jadi ya biarlah jadi, tenaaanggg…!!! hehe bapak ndak perlu mikirin deh, kalau pun jadi bayi Laras tidak menuntut bapak untuk tanggungjawab, entah mengapa ini murni keinginan sendiri, Laras pingin hamil, usia Laras sudah hampir kepala tiga, temen-temen Laras yang lain sudah pada nikah dan anaknya udah besar-besar sementara Laras masih terombang-ambing gak jelas. Huhu."


Miyadi: "Uwaduh dek dek??!!! pingin anak sih pingin anak, tapi nggak gini juga cah ayu, aaaahhh. Kalau kamu sampai hamil, kabari bapak, bapak akan segera menikahimu." ekspresi agak sebel namun juga memuat rasa tanggung jawab.


Larasati: "Hahaha dih bapak, kayaknya ini emang bukan pak Miyadi deh, kok orangnya se-gentle ini ternyata." Sembari bangkit dari berbaringnya, "CUPPP" kemudian mendaratkan bibirnya ke bibir Miyadi yang masih agak menggerutu. "Sstttt, kan udah Laras bilang, nggak usah khawatir."


Aprilia: "Dih enak bener lu anak setan, udah dapat orgasme dua kali, mana squirt pula, tadi sok jaim padahal doyan juga lu perek."


Larasati: "Bacot aja, nih, kamu paling suka sama sperma kan? nih jilati." ngomong demikian dengan dua jari membentangkan lubang vaginanya, memamerkan sperma Miyadi yang masih meleleh keluar. "Ini sih banyak sekali yang keluar pak, dari tadi masih meluber, udah nggak dikeluarin berapa lama sih? hehe."


Miyadi: "Hadehhh…."


"EHHHHHHH?????!!" belum sempat berkomentar sudah dikejutkan oleh kedatangan Aprilia yang main serobot di antara Miyadi dan Larasati, dan sekonyong-konyong nyosor memek Larasati yang masih mengeluarkan lelehan sperma.

Srupuuuttthhh


Serta merta Aprilia mengokop tempik Larasati. "Waduuuhhh, tuh kan nih anak emang maniak pejuh."


"Arghhhhh" Desahan Larasati kembali mengudara tatkala vaginanya dihisap kuat-kuat oleh sahabatnya. "Aghhhhh, anjiiiiirrrrr, enak banget jilatanmu Lia, siaaalll, udah ahh masih ngilu gaes, kontol pak Miyadi besar dan panjang sih."


Aprilia: "HAAAA, BELUM JUGA SETENGAH JAM, UDAH NGILU AJA, nggak cocok sama gayamu yang binal itu."


Larasati: "BACOT!! tuh sedot pejuh yang meleleh keluar, yang masuk ke memekku stoknya banyak, bisa buat perutmu kenyang ini nyet. Hahaha."


Aprilia: "Asu ya lu babiek." SROPPPPPHHH

Mengumpat tapi juga memberi nikmat.


Larasati: "AAAAH enak aahhh Lia."


Melihat pemandangan yang menggairahkan, dari dua perempuan muda yang tengah beradu dengan perdebatan tidak pentingnya, sedangkan kontolnya juga masih tegak maksimal, melihat Aprilia yang dengan pongahnya menungging seraya menjilati kemaluan sahabatnya.


Pria setengah baya itu menghampiri di belakang Aprilia, lalu memposisikan kemaluannya dan tanpa permisi, main coblos. BLESS.


Aprilia: "ARGH PAK. kasih aba-aba dong, jangan main tusuk, tapi ndak papa ding, hehehe." kemudian Miyadi melanjutkan penetrasinya.


SLEP SLEP SLEP

SLEP

SLEP


Keluar masuk kontol Miyadi di dalam memek Aprilia, namun karena sempat mengering, tak dapat ditusuk maksimal begitu saja karena bisa melukai bagian dalam vagina,


Karena hanya setengah saja yang keluar masuk, sehingga pahanya tak bertumbuk.


SLEP SLEP SLEP

SLEP SLEP

SLEP

SLEP

SLEP SLEP

SLEP SLEP SLEP


"AGH AGH AGHHH" meski hanya setengah dari batang penis Miyadi, tapi tetap saja itu terasa sangat nikmat bagi Aprilia.


Di lain pihak, Indah hanya bisa terdiam menyaksikan rekan-rekannya mendapatkan kenikmatan dari percumbuan panas, selain itu mood-nya menjadi labil karena dengan tega Aprilia membiarkannya kentang, padahal tinggal sedikit lagi ia bisa meraih orgasmenya.


Sementara Larasati kembali berbaring karena kelelahan, energi yang sebelumnya terkuras saat terkurung dalam segel Sari Patining Rogo ditambah hubungan badan yang baru saja ia lakukan semakin mempertegas kelelahannya.


"AHHHH"

"AHHHH"

"AHHHH"

"AHHHH"


Desah kenikmatan menggema dari mulut menganga Aprilia, lebih keras daripada Larasati.


Aprilia: "Ndah, kalau mau crot enak, elu ha ha ha rus nyo nyo nyoo-bain kontol bessss sar perkasa ini Ndah, ahhhhhh ah ah ah ah ah."


Miyadi: "Hush, jangan memprovokasi temanmu, dan kamu Indah, jangan tergiur untuk mencoba ya, jaga dirimu." nasehatnya bijak namun bertolak belakang dengan apa yang sedang dilakukannya, kontol gagahnya sedang mengobok-obok vagina perempuan muda, yang kini sudah kembali bisa menelan sepenuhnya batang panjang miliknya.


PLOG

PLOG

PLOG PLOG

PLOG PLOG PLOG


Suara paha yang bersinggungan, menggetarkan gendang telinga, Indah Hanifah, terbengong-bengong melihat adegan di depan matanya. "Tapi saya jadi penasaran banget pak, gimana rasanya diewe kayak mereka berdua, tuh Laras sampai kelelahan, yang pasti nikmat banget kan Ras?!"


Tak hanya menjawab, Laras mengangkat dua tangannya seraya mengacungkan dua jempol ke udara. "MAAAANTAAAAB BANGET NDAAAAH, kalau situ rela kehilangan perawan yang pasti bakal merasakan sendiri nikmat yang sukar dijabarkan dalam kata-kata. Hehe, itupun kalau situ mau."


Miyadi: "Laras, sudah! jangan ikut-ikutan mengompori, Ndah jangan dengarkan omongan ngawur dua kawanmu ini." lagi dan lagi, ungkapan nasehat di antara aktivitasnya yang tak 'sehat'.


Indah: "Tanpa mereka perlu rayu pun aslinya saya sudah lama pingin merasakan nikmatnya bercinta pak."


Larasati: "Lah ngapain dulu pas masih sama mantanmu itu si siapa itu, Bagas bukan sih? iya kan? lantas kenapa kamu ndak mau dikenthu katanya penasaran."


PLOG PLOG PLOG di antara percakapan itu, berpadu dengan irama syahdu perkentuan duniawi.


Indah: "Dih aku mah lebih milih nggak merasakan enaknya ngentot, daripada harus ngentot sama si cunguk Bagas itu, selain sangean, ia juga suka main perempuan dan parahnya suka jajan, amit-amit itu mah, bahkan dicium diapun aku tolak, najis, pacaran sama dia cuma untuk moroti sedikit hartanya yang bejibun itu, wleeek gak kayak mantanmu yang mokondo, wleeekk!!."


Larasati: "Si anjing malah balasnya ngeledek, rasain kamu kentang, hahahaha."


PLOG

PLOG

PLOG

PLOG


"Ganti posisi pak, aku mau dipangku."


Kini posisi Aprilia duduk di pangkuan Miyadi dan saling berhadapan.

Dengan posisi kaki Miyadi selonjoran, Aprilia mulai bermanuver dengan kelincahannya, dia bergoyang-goyang naik turun, menunggangi Miyadi, tak hanya itu, ia juga melumat lumat bibir Miyadi, lidah keduanya bertaut satu sama lain.


CUUUHH CUUUHHHHH


Aprilia meludahi mulut Miyadi, yang dengan senang hati, pria itu menyambut dengan menganga lalu menerima suapan ludah yang dihempaskan dari mulut seksi perempuan muda yang tengah memacu goyangan pinggulnya, meliuk-liuk, geol kanan geol kiri, disertai naik turun.


Aprilia: "Doyan ludah juga nih bapak, nelennya semangat gitu, apa karena kehausan? hehe."


Tak ada jawaban dari Miyadi.


CEPLUG

CEPLUG

CEPLUG

CEPLUG


Irama persenggamaan terdengar syahdu, memprovokasi bagi yang mendengar apalagi melihat secara live seperti yang Larasati lakukan, perempuan itu pun bangkit berdiri lalu menjejalkan tubuhnya di antara tautan tubuh Miyadi dan Aprilia.


Posisinya berdiri menghadap ke Miyadi, tau apa yang diinginkan wanita muda itu, Miyadi langsung mengokop tempiknya, perlu dipertegas jika tempik ketiga perempuan yang tengah bersama Miyadi ini, sama-sama bersih tanpa ada jembutnya sama sekali.


SROPPPOOOHHHH

Miyadi menghisap kuat kuat vagina Larasati yang masih ada lelehan spermanya sendiri. Pria beringas yang sedang mujur itu, tak jijik sama sekali dengan spermanya sendiri, yaah ngapain harus jijik orang yang dikeluarkan sendiri, lha wong njilat kontol sahabatnya saja dia mau mau saja, bajingan memang.


Sepaham dengan Miyadi, Aprilia juga ikut mengeksekusi lubang Larasati, bedanya ia kebagian liang pantat, dan tanpa ada rasa ragu, dikokopnya silit sahabatnya, sekali hisap dengan ketegasan. SROPPPPPHHHHHH


"ARGHHH ENAK LIA, PAK MIYADI."


Dua lubangnya dimanjakan, sementara baik Aprilia maupun Miyadi juga tetap berkonsentrasi dengan persenggamaannya.


PLOGHH

SRYUUUPPP

PLOOGGG


SUUUUPPHHH

CEPLOGHHHH


Beradu nada kokop mengkokop beserta benturan paha.


Larasati: "Ahhhh mantaaabbbh"


Indah tak kuasa melihat pemandangan di hadapanya, ia pun dengan terpaksa mengobel sendiri bagian luar vaginanya. "Anjing banget tuh dua monyet sangean aahhhh." gerutu dalam hatinya.


Miyadi: "Ganti posisi dek Lia, adek telentang biar saya genjot dari atas, maaf tadinya pingin WOT tapi kalian paham kan punggung bapak sedang robek seperti ini?"


Aprilia: "Siap bosku, kami juga paham kok."


Kemudian persenggamaan kembali berlanjut, hentak demi hentakan semakin memanaskan suasana malam yang dingin.

Larasati menempatkan lubang kemaluan di mulut Aprilia yang dalam posisi berbaringnya.

Tatkala vagina Aprilia dimanjakan dengan sodokan kontol, sedang Larasati dengan sedot dan hisapan mulut.


"AH AH"

"UH UHHH NIKMAT"


Indah yang juga terpancing birahinya, memilih untuk melakukan secara swalayan, seraya melihat percumbuan threesome di hadapan matanya.


Larasati: "Monyet cantik, join sini nyet, CEPETAAAN NGGAK USAH BANYAK CINGCONG, aku puasin kamu cepat!!!"


Indah: "Hah?"


Larasati: "Nggak usah hah hoh hah hoh, plonga-plongo koyok ulo banyu, rene cepet."


Karena gertakan yang mengandung kepedulian seorang teman, Indah pun pasrah lalu beranjak ke arah ketiga manusia di depannya.


Indah: "Terus aku harus ngapain anjir?!"


Larasati: "Sodorin pantatmu tuh ke muka pak Miyadi, gak usah sungkan. Pak bantu jilati!!" nadanya tegas.


Indah: "Hah? mana bisa njir?"


Larasati: "Dih nih anak."


Mengetahui kegamangan Indah, Miyadi lalu menarik tubuh Indah, agar melangkah mengangkangi tubuh berbaring Aprilia, lalu meminta perempuan lugu itu untuk menungging dan SRUPPPPPPP.


Dihisapnya lubang pantat Indah yang benar-benar sesuai nama pemiliknya, Indah, membuat nafsu Miyadi semakin beringas, SROPPPHHHH, dikokop kokop dengan antusias, sedang penisnya tetap menyodok keluar masuk ke liang vagina Aprilia.


Indah: "Aghhh enaak pak, tap…tapih apa ndak jijik? aghhhhh"


Larasati: "Bacot aja kamu tinggal nikmati saja, agh ahhh, kayak aku gini lho, lossss aja" seperti seorang pelatih yang memberikan arahan dan contoh. "Agak maju sini kamu, aku bantuin jilat memekmu." lagi-lagi Indah hanya menurut saja, dan kini kedua lubangnya diberikan pelayanan nikmat.


Indah: "Ahhh enaknyaaahhh"


SRUPP

CEPRUUUPPPP

CRYPPPPP

SELEREPPPPHHHH


Miyadi: "dek Lia, saya mau keluar dek."


Aprilia: "Hah mau keluar lagi? tahan bisa ndak pak? saya masih belum ada tanda-tanda mau sampai puncak."


Larasati: "Perek satu ini emang paling susah orgasme pak."


Miyadi: "Tenang, sepertinya saya masih bisa bertahan kok, meskipun sudah dua tiga kali keluar."


Aprilia: "Yakin pak? nanti saya kentang dong."


Indah: "Biarin, keluarin aja ding pak, bantu balaskan dendam saya tadi."


Aprilia: "Bangsat lu Ndah, dasar perawan cupu."


Indah: "Wleekkkkkk"


Miyadi: "Arghhhhh saya ndak tahan dek."


Mengetahui gelagat itu, Aprilia melakukan tindakan yang sama yang dilakukan Larasati sebelumnya, mengaitkan dua kakinya untuk menahan tubuh Miyadi. "Keluarin di dalam selayaknya bapak ngecrotin memek perek sial ini." PLAAAAKKK ujarnya seraya menampar pantat Larasati yang ada di atas mukanya.


Larasati: "Anjiiing" pisuhnya spontan, karena kerasnya tamparan di bongkahan pantat montoknya.


Miyadi: "Bodoh amat hamil atau nggak, kalian yang menghendaki aghhhh, saya sudah nggak tahan ahhhhh." SROOOTTTT SEROOOTTTHHH SERROOOOTTTTT


"AGHHHHHHHHHHH" ejakulasi dahsyat Miyadi rasakan, berkali-kali tembakan spermanya meluncur deras ke dalam lubang rahim Aprilia.


"Aaaaaaaahhhhh mantaaabbb, mungkin ini mimpi atau inikah yang dinamakan hoki seumur hidup? hahahaha pemikiran naif macam apa itu." di sisa-sisa orgasmenya, dalam batin Miyadi justru seperti terbayang-bayang elegi ketidaknyamanan. "Arghhh persetan dengan itu semua."


Belum merehatkan diri dari ejakulasinya, Miyadi lanjut menghentak-hentakkan pingulnya. "EMHHHH EHMMMMMM" yang membuat Aprilia kembali mendesah namun suaranya tertahan karena mulutnya dijejali lubang pantat Larasati.


VLEKKKK VLEKKKK VLEKKKK

CEVLEKKK CEVLEKKKK

Hentakan maju mundur, dengan ritme yang semakin meningkat.


Aprilia: "Uaaaahh, paakkk aku maauuuhhh. Mblephhhh mpleebbhhh" belum menyelesaikan ungkapannya, kembali Larasati membekap mulut Aprilia dengan semakin kuat menduduki mukanya.


"Ughhhhhhh" SERRRRRRRRRRRRR SRRRRRRR.


Terasa tembakan lembut di dalam ruang vagina, menyiram batang kemaluan Miyadi, tak sebrutal Larasati, orgasme Aprillia lebih kalem, meski tetap meluber keluar namun tak deras.


"AGHHHHHHHHH"


Larasati: "Dih udah ngecrot aja nih kimak, katanya tadi belum ada tanda-tanda, ngejar target ya njing? hahahaha samar nek ra kebagian klimaks tho ndes?!" semakin erat persahabatan semakin ngawur bacotannya.


Aprilia: "UHHHHHHHHHHH baciooot lu anjing, uffff ah ahhh ahhhh." megap-megap nafasnya, setelah fase orgasme yang dicapai. "Huhhhh aku juga heran, kayaknya efek kontolnya pak Miyadi besar dan panjang, biasanya nggak bisa secepat ini mencapai klimaks, tapi akooh syukaaak."


Larasati: "Heleh akoh akoh akoh, nih makan bo'ol akuhhhhh" dan tanpa ba bi bu dicokolkan kembali lubang silitnya, membekap mulut Aprilia.


Aprilia: "UHHHHGGGG UFFFFHGGTTTT" suara mulut yang tersumpal.


Miyadi: "Laras sudahi aksi penyiksaanmu, Lia kalau masih kuat, sekarang nungging."


Aprilia: "Uoohhhh, bapak emang jantan nih, okehhhh gaskeun, buat aku klimaks lagiih." bernada centil manja, dia pun mendorong paksa tubuh Larasati. "Minggir lu nyet" dan beralih ke posisi menungging.


Miyadi: "Indah, kamu sini, tunggangi Aprilia, nungging di atasnya, biar bapak jilati memekmu."


Indah hanya pasrah menuruti, kini Miyadi menggunakan kontolnya untuk menyodok memek Aprilia, sedangkan mulutnya bermain-main dengan vagina Indah.


BLOGGGG BLOOOG BLOGGGG


Karena pantat hingga paha Aprilia lebih besar dari dua lainnya, suara tumbukannya lebih mantab.


BLOGG

BLOOGGG

BLOGGG


SRUP SRUP SRUPPPPPH


Sembari menyodok dan menjilati, ibarat pepatah sekali dayung, dua tiga pulau nggak mungkin terlampaui, ada-ada saja itu pepatah.


Miyadi: "Laras, kamu kan udah dapat enak, kamu berbaring, kepalamu posisikan di bawah vagina Lia, jilati dari situ."


Larasati: "Haaaah? nggak, enak aja, aku maunya bantu jilati punya Indah aja. Wleeee"


Aprilia: "Anjiiing lu bangsat."


Larasati: "Muehehe, emang enak, ya nggak Ndah?"


Indah: "Nggak tau, terserah kalian ajaah. Aahhh"


Dua mulut unjuk kebolehan, Miyadi menjilati vagina, Larasati menjilati anus.

Sesekali bibir mereka bertemu lalu saling bertautan.


CUPPHHH SLUPPPPPHHH AGHHHHH


Ciuman dahsyat di antara dua lubang syahwat. Usai berciuman lanjut kembali, menyerang dua tempat pembuangan limbah milik Indah.


Indah: "Ahhhh enaakkkkhh, aaahhh akuh mau saammp…."


"HUAAAHHHH NDAAAKKK KHUUUAATT"

"UAAAAHHHH"


SOOORRRRRRRRRRRRRR


Mancur deras ke bawah membasahi tubuh Aprilia yang ditungganginya.

Siapa sangka jika orgasme Indah justru akan sebanjir itu.


Larasati: "Weeee busettttttt coook, Indah ternyata tipikal banjir, aku juga jadi sependapat sama si Lia, ragu nih kalau kamu masih perawan nyet." PLAAAAKKKK "Uhhh gumus ama ayankuuh satuhh ini" lanjut menampar pantat Indah, yang kemudian dilanjutkan mencipok bongkahan bokong putih mulus itu.


CUPHHHHHHH


Larasati: "Gemas pingin nggigit nih, hihhhh"


Indah: "Awwww sakit begoook, gigitnya ya jangan sadis lah gobloogg".


Larasati: "Hehe hemesss hangett ayankuh."


Indah beranjak turun dari atas Aprillia, kini konsentrasi Miyadi bisa terfokuskan untuk meruda paksa vagina Aprilia dengan semaksimal mungkin.

Pompaan penisnya beritme semakin cepat.


EMBLOGGG

EMBLOGGG

MBLOOOGG


Karena memelnya Aprilia, perpaduan suara dari tumbukan paha terdengar lebih tegas.


MBLOOOG

MBLOOOGGG

MBLOGGG

MBLOOOG

MBLOOOGGG

MBLOGGG


"Emmmmpphhh nikmat pak."

Tangan kanan menggenggam payudara lalu tangan kiri meremas-remas bokong montok Aprilia.


Larasati dan Indah, hanya diam menyaksikan persenggamaan memanas di hadapannya.

"Aanjiingg aku mau sampai lagi---ihhh."


Seruan itu menjadi penyemangat Miyadi untuk lebih keras menyodok-nyodokkan kontolnya. "Rasakan ini, bocah nakal."


MBLOOOG

MBLOOOGGG

MBLOGGG

MBLOOOG

MBLOOOGGG

MBLOGGG

MBLOOOG

MBLOOOGGG

MBLOGGG

MBLOOOG

MBLOOOGGG

MBLOGGG


"AAHHHHHHHHHHHH SAAAHHMMM----PHAAIIII PAKKK!!!!"


"UUUUUUUU UUUHHHUHHHH"


MBLOOOG

MBLOOOGGG

MBLOGGG

MBLOOOG

MBLOOOGGG

MBLOGGG


Di penghujung klimaksnya, Aprilia mencengkeram kedua tangan Miyadi, ditariknya tubuh pria itu, agar semakin dalam menghujamkan penisnya.


"AGHHHHHHH"


SERRRRRR SRRRRRRR EERRRR


Orgasme dahsyat telah diraih kendati tak seperti dua lainnya yang bisa sampai muncrat mancur-mancur, namun sensasinya tak kalah luar biasa merusak relung kesadaran. "HHHAAAAAAGGGGGHHHHHH MAAANTAAAABBBBEEEEHHHHH"


Melemas tubuhnya, dan dilepasnya kontol Miyadi, memberikan ruang agar udara segar meniup mesra vagina yang merekah usai dihunus oleh kontol besar nan perkasa.


Aprilia: "AHHH busettttttt, baru dua ronde masak udah capek banget ini badanku, rasanya kayak syaraf-syaraf kendur semua."

Tubuhnya berbalik dari posisi nungging, dan duduk men-selonjorkan kakinya, nafasnya masih terengah-engah.


Tak terasa kegiatan silaturahmi kelamin itu telah menyita waktu dan energi, malam semakin larut, lelah dan stamina yang semakin surut.


Miyadi, kemudian bangkit berdiri. BYUUURRRRRR menceburkan tubuhnya ke dalam sendang.


"EHHHHHHH" tertegun ketiga perempuan muda itu.


Larasati: "Ngapain tuh pak Miyadi main cemplung aja. Apa ndak kedinginan?"


Miyadi: "Menetralkan kontol yang masih ngaceng ini lho ah, tapi kayaknya nggak ngaruh." di dalam air yang tentu tak begitu terlihat, namun samar-samar terlihat oleh Indah dan Larasati, jika kontol besar itu pun masih sanggup ngaceng di dalam kungkungan dinginnya air sendang.


Sesaat ia sudah kembali ke permukaan sendang dan duduk di samping Larasati dan Indah. Seraya menunjukkan kemaluannya yang masih tegap perkasa.


Larasati: "Buset bapak ini manusia atau bukan sih, kok perkasa banget." dan tangan kirinya seketika mendarat di batang kontol yang masih keras maksimal itu. "Ndah, kamu tadi bisik-bisik katanya penasaran kepingin mencoba, hehe"


Indah: "Ihhh apaan sih lu nyet, jangan mengada-ada."


Larasati: "Hilih malu-malu nih ye, ayo kapan lagi menikmati dikenthu, apalagi oleh kontol sebesar, sepanjang dan seperkasa ini?"


Indah: "Laraaassss!!!!!"


Miyadi: "Sudah, sudah, jangan memprovokasi temenmu, biarkan dia menjaga mahkotanya."


Larasati: "Hueleehhh, wuelehhh, menjaga menjaga tapi colek saben ndina hahahaha."


Indah: "Temen anjiiing, nggak usah ngumbar aib juga lah bangsat, kan aku juga wanita normal."


Larasati: "JIAAAHHH gitu aja malu lu nyet, muaaahhh." Spontan didaratkannya ciuman di pipi kiri Indah. "Uluh uluh, temen paling menggemaskan."


Dan sekonyong-konyong disosor bibirnya.


Indah: "UUFHHHH UHHHH LARASSS apa-apaan sih main cipok aja."


Larasati: "Unyu nyu nyu nyu, kalau ngambeg gini makin gumush sayank." sembari memenyet-menyetin pipi Indah. CUUPPPHH lalu diciumnya pipi itu.


Dan tangan nakal Larasati, meraba vagina Indah. "Ini cuma dienakin dengan gesek-gesek doang, apa ndak…"


Indah: "Bacot lu anying, iya emang pingin ngerasain dientot kayak kalian, tapi apa pak Miyadi nya mau, orang dia aja kayak enggan."


Miyadi: "Hehhh??? ndak perlu diperjelas gitu cah ayu, bapak juga nggak mau merusakmu, jangan tergoda ya!! tahan sebisa mungkin, atau kami bantu jilatin aja kalau mau orgasme lagi."


Indah: "Nah tuh kan, pak Miyadi ndak mau, entah mengapa aku ngerasa kalau bapak ini sebenarnya bersikap kebapakan dan penyayang."


Larasati: "Emang dasarnya aslinya bijak kali kan pak? cuma entah mengapa jadi semrawut hehe maap ya pak lancang, pasti ada masalah luar biasa yang dulu yang bapak hadapi kan?"


Huuuuuffff tarikan nafas yang dalam.


Miyadi: "Ya, kurang lebih demikian. Singkatnya, dulu saya sudah berkeluarga, saya punya istri di perantauan, saya punya anak perempuan hingga usianya 7 tahun, yang menjadi penghujung usianya, dan juga akhir bagi istriku di saat bersamaan, mereka berdua dibunuh dengan keji, di mutilasi dan dibuang ke kali, hingga saat jasad keduanya ditemukan dalam keadaan tak utuh, dulu ku habiskan banyak uang untuk membayar aparat dan jajarannya, namun nihil, betapa naifnya kala itu, karena memiliki kepercayaan terhadap aparat yang ternyata sama bangsatnya dengan penjahat, sampai hampir habis uang hasil jerih payah selama bekerja di kota, tak ada hasil yang berarti, saya pun kembali ke desa Cenggur Asri, 9 tahun yang lalu, dan semua bayang-bayang kepedihan masih tetap menghantui di saat pikiran kosong, di saat kesepian, penderitaan panjang, amarah, ketidakrelaan, membentuk diri hingga seperti ini adanya, maaf jika aku pun pernah membuat kalian merasa tak nyaman atas ulahku dan kedua sahabatku, Gianto dan Sukasmin."


"…"

 

Tak ada reaksi dari ketiga cewek cantik itu.

Hanya raut muka berubah menjadi tegang, serius berbalut iba.


Miyadi: "Hahahaha kok malah jadi melow gini, tapi syukur berkat itu, penisku tak lagi tegak, hemmmm ngomong-ngomong kita perlu istirahat, kita perlu mengembalikan energi kita yang sudah banyak terbuang oleh berbagai kesibukan hari ini.


Indah: "Dalam kondisi seperti ini tak mungkin bagi kita untuk tidur kan?"


Aprilia: "Hmmm tak perlu tidur dengan berbaring, aku ada ide dan kalian pasti paham apa maksudku."


Larasati: "Maksudmu kita melakukan semedi tiga arah?"


Aprilia: "Yak betul, satu-satunya semedi yang bisa kita lakukan untuk mengembalikan stamina, menghangatkan badan dan kita bisa sekaligus beristirahat dengan tenang."


Indah: "Lalu bagaimana dengan pak Miyadi?"


Aprilia: "Tak perlu khawatir, kita bisa kelilingi beliau, dan beliau pun pasti bisa menyesuaikan dengan persemedian ini."


Larasati: "Sopan kali mulut kau ya, beliau beliau, haha apa efek aku cokoli anusku? wakakaka"


Aprilia: "Eh babi kamu ya, iya

ini aku belum balas dendam, sini jilatin silitku anjing."


Indah: "Udah udaaah kalian ah, apa kalian ndak capek? nggak pingin istirahat? padahal kalian udah dapat orgasme cetar membahenol loh."


Larasati: "Ciyeee merajuk niyee, masih penasaran kan aslinya? muehehehe"


Aprilia: "Hahahahagghzzz, nih anak kasian banget, sini aku lanjutin emutin memekmu, hahahahaks!!!!"


Indah: "Bodo amat, dasar temen anjing."


Miyadi: "Sudahi guyonan kalian!! kita harus segera rehat, karena besar kemungkinan hal-hal tidak diinginkan akan menyapa kita esok hari, sesuai saran kalian kita bisa beristirahat dengan cara semedi, dengan ketelanjangan seperti ini, satu-satunya cara adalah pemusatan kanuragan agar menciptakan rasa hangat dari dalam tubuh."


Pria itu pun beranjak berdiri.


"Uuuuuummmmhhhh pak Miyadi, itunya bikin penasaran."


Kontol besar yang sudah melemas tampak gondal-gandul terombang-ambing, namun pesonanya menggiurkan apalagi bagi perempuan-perempuan aplha.


BERSAMBUNG

Komentar