Langsung ke konten utama

Kurowo Nelongso Bab 21: Penak Berbalut Panik

 Chapter 21: Penak Berbalut Panik.


_____________________________________


Mobil Land Cruiser itu dengan gesit menembus belantara hutan perbatasan Cenggur Asri dan Begal Wani, perjalanan arah ke selatan menuju perbatasan antara kerajaan Singorondo dan kabupaten Pandanaran, jarak tempuhnya lumayan jauh sekitar 300an KM.


Tak cukup sampai di situ, setelah melewati perbatasan, untuk menuju ke kekerajaan Prambanan masih harus menempuh 200an KM. Tentu bukan perjalanan yang singkat, beruntungnya persediaan uang, makanan ringan dan minuman tersedia di dalam mobil SUV milik geng Subeki itu.


Rupanya adrenalin petualang Sari tergugah demi mengendarai mobil SUV mewah, sangat gesit nan piawai menerabas jalanan yang sebagian besar di dominasi hutan, dia tak begitu khawatir dengan kondisi Sukasmin yang sedang tertidur pulas, dia paham betul pria itu jika tidur seperti mayit.


Sesekali pedal gas ia injak dalam-dalam saat menemukan jalanan yang mulus.

Tak sedikitpun menganggu mayat hidup Sukasmin, sehingga Sari tak perlu sungkan untuk bermanuver dengan kelihaiannya dalam mengendarai SUV mewah ini.


Di saat sedang menikmati bermanuver dengan stang kemudi, tiba-tiba pandangan mata Sari dikejutkan oleh sesosok makhluk yang tinggi besar yang dari agak jauh tampak ingin menghadang laju mobil SUV yang sedang nikmat-nikmatnya dikendarai.


"Mas Sukasmin, bangun!!!" suara agak keras membangunkan pria di belakangnya, dasarnya mayat hidup, kalau tidur sudah seperti orang meninggal. Tak bergeming sedikitpun, mengetahui hal itu Sari kemudian berinisiatif melakukan atret, kemudian membanting setir ke kanan untuk menerabas sisi kanan yang padat akan ilalang demi menghindari makhluk besar yang menghalangi jalan.


Konsentrasi tinggi Sari upayakan, dan tak ada rasa takut terhadap apa yang dilihatnya, setelah sejenak menerabas ilalang ia banting setir ke kiri untuk kembali ke trek, namun tak berhenti sampai disitu rupanya makhluk besar itu malah mengejar, dan kecepatan larinya di luar dugaan, ternyata cepat juga, dan ketika sudah hampir dekat makhluk itu langsung melompat seperti gerakan menerkam.


Bukan tanpa ide, memanfaatkan kamera di bagian belakang dipadu sensor dari mobil serta spion besar yang menampilkan tangkapan kamera, membuat pemandangan sisi belakang lebih jelas, saat makhluk besar itu menggapai bagian bamper belakang, Sari langsung mengepotkan mobil ke kanan kembali menerjang ilalang, GLABRUKKKKK.


Suara makhluk besar itu yang jatuh tersungkur, dalam keadaan yang sama, Sukasmin terguling dari posisi tidurnya dan jatuh dari jok. "KONTOL BADAK, ITIL KUKANG, JEMBUT WALANG SANGIT!!!!!" dengan geram yang teramat sangat, kalimat-kalimat toyibah spontan keluar dari mulut biadap Sukasmin.


Sukasmin: "Wuuuooh cuk jane ono opo iki? nek nyupir sing nggenah!!!" masih dengan geram, karena tidur nyenyaknya terusik.


Sari: "Sing nggenah sing nggenah matamu njepat iku, tak celuki kon tangi, malah dhapuranmu micek'e koyok wong mati su, delok kae sisi kiwo mburi, ono wong kok gedene koyok ngono iku, tur ngoyak awake dhewe."


Lalu Sukasmin pun melihat dari balik kaca belakang, dan benar jauh dari sana setelah mobil kembali di bawa melaju dalam trek yang seharusnya, tampak sesosok makhluk berusaha bangkit dari tersungkur.


Sukasmin: "JUOOOH OPOO IKU RI?!"

Sari: "Ya mbuh!!! Meneketehek" sementara Sari menginjak pedalnya dalam-dalam "Tak hanya tinggi besar tapi juga larinya kencang."


Sukasmin: "Firasatku tidak enak Ri, itu bukan gendruwo atau semacam makhluk halus lainnya, itu makhluk fisik sungguhan, jangan jangan…..!!!" sesaat Sukasmin beranjak ke belakang, di bagian paling belakang mobil ada tempat yang tidak difungsikan untuk jok namun sudah dimodifikasi menjadi semacam susunan kontainer box panjang, melihat tumpukkan kotak panjang yang tertutup, kemudian dibukanya satu per satu kompartemen itu.


Sukasmin: "Perkiraanku tepat, senjata, ya senjata api ini mungkin akan berguna untuk menghadapi makhluk itu."

Terdapat beberapa jenis senjata api, mulai dari pistol, assault rifle, sniper rifle, machine gun bahkan granat hingga bazoka berukuran sedang juga ada. "Geng edan tenan, persediaan mereka seperti ini, dan dibawa kemana-mana, jika bukan karena punya relasi aparat apa bisa semudah ini mendapatkan senjata-senjata terlarang ini?"


Sari: "Apa yang sampean lakukan Mas?"

Sukasmin: "Ini Ri, ada beberapa senjata Ri, mungkin bisa untuk menghentikan makhluk itu." di saat yang sama, makhluk tersebut sudah mengejar, dan ya kembali dengan kecepatan larinya yang luar biasa.


Inisiatif Sukasmin, membuka jendela tengah sebelah kiri, lalu dengan machine gun yang ia siapkan, rupanya si tolol ini memiliki kecerdasan dalam mengakses senjata yang lumayan kompleks.


DRET DRET DRET DRET DRET DRET DRET DRET DRET DRET DRET DRET DRET DRET DRET DRET


Deret peluru, melesat dan sebagian besar peluru-peluru itu tepat mengenai sekujur tubuh makhluk tinggi besar itu. "GUAAAAAAAHHH" suara teriakkannya sangat keras menggetarkan area di sekitarnya.


Sukasmin: "Ternyata ampuh dek, dan mungkin benar jika makhluk itu adalah mayat yang dipaksa bangkit, dengan teknik Sari Patining Rogo."


Lalu Sukasmin juga melontarkan beberapa granat dan tepat mengenai sasaran, BLAAAARRRR BLAAARRRRR.


Makhluk itu pun terjatuh akibat keseimbangan tubuhnya goyah "GIAAAAAHHHHHHH" teriak kesakitan kembali menyeruak dan terdengar cukup bising di telinga.


Sari: "Sari Patining Rogo? jurus apa itu?"


Sukasmin: "Itu adalah teknik terlarang tingkat tinggi, teknik membangkitkan mayat hidup, sebenarnya bukan dibangkitkan seperti dihidupkan kembali, bukan seperti itu, hanya digunakan jasadnya. Sementara untuk wadahnya adalah manusia sungguhan yang masih hidup, dan karena betapa mengerikannya jurus itu, maka usaha pemerintah dan aparat meramu kebohongan demi menutupi keberadaan jurus itu, bentuk upaya pencegahan agar tidak menarik minat orang-orang jahat dalam penggalian informasi mengenai jurus itu, karena kekhawatiran akan disalahgunakan dan memicu kekacauan skala besar."


Sari: "Bagaimana sampean bisa yakin jika makhluk tersebut adalah mayat hidup dari Sari Patining Rogo?"


Sukasmin: "Aku bisa merasakannya, dulu guru kami mengajarkan teknik-teknik dasar untuk menganalisa beberapa kanuragan tingkat tinggi meskipun hanya beberapa yang bisa ku kuasai karena saking beratnya memfokuskan titik kanuragan."


"BUAAWIIII JUAYAAAA" raungan kencang dari makhluk besar itu terdengar dan menghasilkan daya dorong luar biasa, yang membuat laju mobil semakin bertambah kencang akibat gaya dorong tersebut "UAHHHHH, mas Sukasmin pegangan."


Tit tit tit tit, sensor mobil berbunyi, disusul kemudian. "Kondisi darurat terdeteksi, nyalakan fitur keamanan." suara dari Voice Assistant (VA). "Tekan tombol emergency."


Sari bergegas menekan tombol emergency sesuai arahan VA, dengan konsentrasi tetap tertuju pada kemudi, lalu dari LCD yang berada di tengah dasbor, menampilkan beberapa ikhtisar menu di antaranya: PETA, TV, Radio, SOS dan fitur lainnya.


"Mobil akan menyalakan sensor bersensitivitas tinggi untuk mengalisa keadaan sekitar." suara dari VA.


Sementara makhluk besar itu masih mengejar.


Beruntungnya mereka telah berhasil menembus padat dan rumitnya jalanan hutan dan kini berganti dengan luasnya padang rumput, akses untuk bebas bermanuver tanpa kekhawatiran tentang adanya jurang, menghantam pohon atau semacamnya. "Klik menu peta agar kemudi bisa diarahkan ke jalan yang lebih kondusif."


Setelah menu tersebut di tekan, muncul citra pemetaan 3D, dengan kondisi yang mendekati aslinya.


"Tetap berada di padang rumput Sahanaya sepanjang 4 kilometer."


Sukasmin melemparkan beberapa granat.


DUAAAARRRR DUAAARRRR DUAAARRRR DUAARRRRR, ledakan demi ledakan terjadi ketika granat granat yang dilemparkan secara jitu oleh Sukasmin mengenai makhluk besar yang semakin mendekat itu. "GUAAAHHHH BUAWIII JUAYAA"


Kembali makhluk tinggi besar itu tersungkur dan Sari semakin tegas menginjak pedal gas.


TAAAAPPPP.


Sari: "Apa yang akan sampean lakukan Mas?" dari spion tengah, Sari melihat Sukasmin menangkupkan kedua telapak tangannya.


Sukasmin: "Aku akan melepas Taleno Cokro, sebuah segel pengikat cakra, dulu sekitar 12 tahun yang lalu, aku meminta Gianto untuk menyegel seluruh tubuhku dengan Taleno Cokro yang sekarang masih mengikat sebagian besar tubuhku."


Sari: "Apa alasan di balik penyegelan itu?"


Sukasmin: "Karena dengan penguasaan beberapa kanuragan yang ku miliki, justru menjadikanku jumawa, diperparah emosi yang mudah tersulut apabila bersinggungan dengan orang-orang yang mencari gara-gara, dari situlah aku sering terlibat konflik yang serius, meskipun dengan dalih bela diri tapi tetap saja tak dapat dibenarkan, ketika nyawa orang-orang harus melayang. Tanganku berlumur darah, aku mengutuk diri, merasa tenggelam dalam kubangan dosa, bayang-bayang nyawa orang-orang yang ku habisi terus menghantui, aku menjadi depresi karenanya."


Dengan mengutarakan kilas balik seraya kedua tangannya tetap merapal.


"Ku bulatkan tekad untuk mencegah diriku sendiri agar tidak semakin terjerumus, ku hindari hal-hal yang memicu perselisihan, meski kerasnya hidup di perantauan terus menguji kesabaran, hingga akhirnya ku minta Gianto seorang sahabat yang paham betul latar belakang masalah yang ku hadapi, untuk menyegel tubuhku dan mengunci akses tenaga dalam. Masa-masa itu jauh sebelum diriku bertemu denganmu. Dan selama beberapa tahun berjalan lancar, hingga perjumpaanku denganmu, berpacaran denganmu, namun semua pertahanan yang mati-matian ku usahakan, menjadi goyah saat kembali ke desa Cenggur Asri, ketika hati dalam kondisi patah melihat kenyataan kau menikah dengan pria lain, lalu harus dihadapkan dengan kenyataan pahit lainnya yang tidak bisa ditoleransi, masalah perampasan tanah orang tuaku yang dilakukan oleh menantunya sendiri, ialah Imam Santoso yang juga merupakan kakak kandung Suharsono, sementara kakak kandungku Roro Sundari yang menjadikan istri Imam Santoso justru bersekongkol dengan mereka, dengan cara licik bahkan bersikap kasar kepadaku dan kedua orang tuaku, menghadapi situasi bahwa mereka juga bukan sembarangan orang, tak ada pilihan selain membuka kembali segel pengikat ini, dari situlah ku mulai perlahan mempelajari teknik untuk membuka sendiri segel pengikat cakra dan gerak raga."


Laju mobil semakin kencang seiring kencangnya pengejaran yang dilakukan oleh makhluk besar yang lagi-lagi terus mendekat meskipun sudah beberapa kali jatuh tersungkur namun cepat sekali untuk bangkit. Layaknya manusia normal, tampak beberapa bagian tubuhnya penuh luka dan tidak kembali seperti semula, namun tidak mencegah untuk kembali melakukan pengejaran.


"LUPUTING TALEN" tegas suara rapalan.


Luputing Talen adalah jurus pelepas segel, yang merupakan bagian dari kanuragan Pituduh Songo Arah.


SLAP SLAP SLAP SLAP, dari tubuh Sukasmin muncul rangkaian segel berwarna hitam seperti ukiran tatto, lalu segel-segel yang menyelimuti sekujur tubuh itu menyala putih kehijauan. SRET SRET SRET SRET, perlahan segel itu memudar hingga hilang sepenuhnya.


Sejenak setelah segel-segel terlepas, kedua tangan Sukasmin melakukan gerakan seperti tarian, sedang di luar mobil, padang rumput yang sudah terlewati berubah menjadi lautan lahar panas, makhluk tinggi besar yang mengejar itu pun terjerembab karena fokusnya dalam mengejar sehingga tak sempat menghindar, ketika kakinya menginjak kubangan lahar yang dihasilkan dari tenaga dalam Sukasmin, makhluk itu pun perlahan tenggelam ke lautan lahar yang semakin meluas.


Dari sensor kamera pada bagian belakang mobil, Sari dapat melihat dengan jelas tentang apa yang terjadi, seperti tempat yang terkena erupsi gunung berapi, lautan lahar panas beserta asap-asap yang membumbung tinggi.


"UAAAAHHHHHHHHHH" teriak kencang makhluk tinggi besar menggetarkan lokasi di sekitar. Tubuhnya dilahap tanah yang berubah lahar.


Air mata Sukasmin mengalir "Sari Patining Rogo menggunakan tubuh manusia hidup, menenggelamkan makhluk itu ke dalam lautan lahar panas artinya juga menenggelamkan manusia hidup yang menjadi tumbal jurus keparat itu." berat suara Sukasmin, menahan sesak di dada, terlintas kembali ingatan masa kelamnya, jauh sebelum berjumpa dan berkenalan dengan Sari, sehingga wanita itu tak tahu pasti latar belakangnya.


Sari: "Tak perlu larut dalam penyesalan, ini semua karena keadaan darurat, kita harus memikirkan konsekuensi dan keselamatan kita."


Kini rute yang dilalui berupa tanjakan.

Lalu Sukasmin menoleh jauh ke belakang dan ketika pandangan matanya melihat sosok tinggi besar itu hampir tenggelam seutuhnya. "Sari hentikan sejenak mobilnya!"


Setelah mobil berhenti di puncak bukit padang rumput yang dilalui, Sukasmin bergegas keluar.


SLAP SLAP SLAP, dengan kebebasan bergerak, Sukasmin dapat dengan leluasa melakukan tarian jurus kanuragan. Seketika daratan yang sebelumnya berubah lahar panas, lahar-lahar itu pun membeku dan berubah menjadi tanah padat, demi tidak membunuh makhluk besar yang tenggelam ke dalam lahar dan hanya tersisa kepala yang masih ada di permukaan.


Setelah seluruh area lahar berubah menjadi tanah padat. "Pituduh Songo Arah" teriak Sukasmin dengan menghentakkan tangan ke tanah, muncul sebuah segel pengikat, yang merambat ke tempat makhluk besar itu yang jaraknya lumayan jauh dari tempat ia berdiri.


SRETTTTTT


Tubuh makhluk yang jadi bidak Sari Patining Rogo itu terlilit segel, hal itu ditujukan untuk mencegahnya kembali naik ke permukaan dan menyerang kembali.


"Sementara ini, tetaplah diam di sana dan semoga ada orang yang bisa menyelamatkanmu dengan melepas segel Sari Patining Rogo." kemudian bergegas Sukasmin masuk kembali ke dalam mobil, kali ini dia duduk di jok depan. "Ayo Sari."


Mobil kembali melaju dan kini melewati turunan bukit yang tak begitu tinggi. "Kau apakan makhluk itu?"


Sukasmin: "Aku menghentikan elemen laharnya lalu menyegelnya, tujuanku karena tak ingin membunuhnya, semoga saja ada orang yang bisa melepaskan pengikat segel Sari Patining Rogo."


Sari: "Sungguh lembut dan penyayang, itulah alasan aku jadi gagal move on darimu, masa kelam yang lalu biarlah berlalu, fokus untuk masa sekarang dan sambut apa yang akan datang, tenangkan dirimu dan jangan berlarut dalam kesedihan."


Kencang laju mobil melewati jalanan yang tanpa hambatan hingga tak terasa mereka telah melewati luasnya padang rumput Sahanaya, dan kembali memasuki hutan belantara, hari sudah gelap.


Di tengah menerabas gelap gulitanya hutan belantara. "Sari, gantian aku yang menyetir"


Sari: "Ha?! memang dirimu bisa nyetir mobil."


Sukasmin: "Jangan memandang remeh hanya karena kau bisa menyetir mobil dengan lincah, aku dulu adalah sopir truk trailer antar propinsi, aku punya sim B1 dan B2."


Sari: "Hah serius? kok dulu selama masih kita pacaran dirimu ndak pernah mau nyetirin mobilku?"


Sukasmin: "Aku tak mau karena takut kenapa-kenapa dengan mobilmu, lagi pula aku tipikal orang yang suka kebut-kebutan, dan aku tipe orang yang sungkan sekali memakai mobil orang lain, kecuali kalau berurusan dengan pekerjaan. Istirahatkan dirimu sejenak!!! perjalanan masih panjang dan kita bisa kembali gantian lagi nanti, tak perlu berdebat dan nurut saja!" Sari akhirnya pasrah, dengan menyalakan auto drive sehingga mobil bisa berkemudi secara otomatis, wanita itu beranjak ke jok belakang memberi space saat Sukasmin akan berpindah tempat duduk dan mulai mengemudikan Land Cruiser secara manual.


Setelah setir dalam kendali Sukasmin, Sari beranjak ke jok kiri depan. "Uaaah fiuuuhh." ia geliatkan tubuhnya, merelaksasi dirinya yang lelah, ia sandarkan punggungnya dan menarik nafas dalam-dalam. "Fiuuh!!! Hmmmm."


Kini mobil di bawah kemudi Sukasmin, dengan kecepatan tinggi tak peduli situasi hutan yang belum dikenali, ia terabas dengan mantab, jalanan setapak sempit menjadi lebar setelah digilas mobil semi off-road itu.


Sari mulai tenang setelah Sukasmin membuktikan kemahiran menyetirnya yang bukan kaleng-kaleng. Selama ini dia juga tak begitu ragu terhadap kepiawaian Sukasmin dalam beberapa bidang, setidaknya sedikit banyak paham jika kunyuk anggora ini ada mutu-mutunya juga, nggak selamanya ia menjadi pria acakadut kalang kabut serba semrawut.


Wanita itu membuka laci tengah di belakang perseneling, yang isinya adalah cool box atau semacam kulkas mini yang suhu dinginnya bersumber dari AC dan ia ambil coffee yang tersedia disana, semi-semi dingin yang cukup untuk menyegarkan dahaga.


Sari: "Mau minum juga?"


Sukasmin: "Boleh, itu yang udah kamu minum aja" Sari kemudian menyodorkan minumannya.


Sukasmin: "Uaaahhhh mantab, cukup untuk sedikit mengobati rasa kantuk……."


"Informasi darurat, 5 km di depan terjadi kemacetan panjang di jalan tol Waskita Karya, untuk menghindari kemacetan, 500 meter ke depan lalu belok kanan menuju jalan Hayam Wuruk dengan jarak tempuh sekitar 3 km." tiba-tiba terdengar maklumat dari VA, Sari kemudian berinisiatif menekan menu CCTV, ia cari dengan kata kunci Waskita Karya, lalu tertampil dengan jelas lewat LCD yang ukurannya cukup luas, informasi real-time dan tampak kemacetan panjang terjadi.


Sari menggeser-geser dan mencubit layar, untuk melihat lebih detail, bermaksud mencari ujung dari sumber kemacetan lalu pemandangan mengejutkan terpampang di layar monitor.


Lima makhluk raksasa memporak-porandakan keadaan, mobil-mobil disepak, dihantam, hingga diangkat dan dilempar, terdengar histeris teriakkan dari para pengemudi yang terjebak di jalan tol Waskita Karya.


Makhluk-makhluk itu meneriakkan kata yang sama. "Brawijaya dimana Brawijaya".


DEG!!!! Sari dan Sukasmin terhenyak, dan akhirnya menyadari bahwa yang diucapkan secara cedal dan tidak jelas oleh makhluk yang sebelumnya menyerang mereka.


Sukasmin: "Jadi yang mereka cari dan tuju adalah Brawijaya?"


Sari: "Apakah maksudnya adalah Brawijaya Arjuna yang menggegerkan seantero Singorondo?"


Sukasmin: "Besar kemungkinan memang dia, mungkin makhluk-makhluk itu dipanggil kembali ke dunia untuk dijadikan senjata dalam perburuan Brawijaya, mungkin di balik pengguna jurus Sari Patining Rogo adalah orang-orang dari pihak militer, karena kaitannya dengan apa yang dilakukan Brawijaya yang telah menghabisi nyawa para petinggi termasuk Linggarjati Wasesa."


Sari kembali menyentuh layar, kemudian ia menuju pencarian dengan menuliskan kata kunci "Jl. Hayam Wuruk"

Setelah maps menampilkan lokasi, segera Sari mengakses menu CCTV kembali karena dua menu tersebut saling berkaitan, lalu dengan jelas ditampilkan kondisi yang ternyata tak jauh beda dari jalan tol Waskita Karya, situasinya kacau balau, kemacetan panjang terjadi dan suasana di sekitar jalan raya yang lumayan padat oleh aktivitas pun sama kacaunya. Tampak orang-orang berhamburan penuh ketakutan, situasi di kota sekitar jalan Hayam Wuruk benar-benar mencekam.


Rupanya kekacauan di jalan yang direkomendasikan oleh VA juga tak luput dari ulah makhluk-makhluk raksasa.


"Update informasi terkini, jalan Hayam Wuruk juga mengalami kemacetan panjang."


Sukasmin: "Lu telat mesin virtual guobloooggghh."


Sari: "COCOTEEEEH, artificial intelligence dipaido, maklumi saja mungkin dia menunggu update dari pusat informasi darurat."


Sukasmin: "Lha terus piye iki? lewat ndi?"


Sari: "Jika boleh usul mungkin alangkah baiknya kita cari tempat yang aman untuk bersembunyi sekaligus bisa menyembunyikan mobil ini, pertama kita sudah cukup kelelahan hari ini, kedua kondisimu masih belum pulih sepenuhnya dan ketiga, ini hari sudah gelap, dan makhluk-makhluk besar itu sepertinya tidak berjumlah sedikit dan mereka pasti sedang berkeliaran dimana-mana. Akan menjadi masalah besar untuk kita jika sampai berjumpa lagi dengan makhluk-makhluk itu."


Sukasmin: "Jiangkrikk, mengapa hari ini situasi yang tidak diinginkan terus terjadi sih? bajingan tenan, yaudah." Lalu Sukasmin membanting setir ke kanan menerabas semak belukar yang tingginya melebihi tinggi orang dewasa, mobil terus melaju menerjang luasnya belukar di tengah hutan belantara hingga kemudian mereka mendapati deret pohon-pohon rimbun yang padat. Spot yang ideal untuk persembunyian.


Sukasmin: "Sepertinya di sini sudah cukup aman untuk sementara kita bersembunyi dan bisa beristirahat hingga pagi tiba, perjalanan masih cukup jauh."


Sari: "Benar."


Ketika mesin telah dimatikan "Kapasitas battery di roof top telah terisi penuh, estimasi penggunaan ringan akan bertahan selama 12 jam, kurangi penggunaan yang membebani agar battery bertahan lebih lama." sebuah peringatan muncul dari VA.


Sukasmin kemudian berpindah ke jok tengah lalu merebahkan sandaran joknya, sehingga jok bisa difungsikan sebagai kasur, ia rebahkan tubuhnya "HUFT, benar-benar hari yang melelahkan."


Sebelum memutuskan untuk menyusul Sukasmin, Sari menekan menu real-time information semacam radio namun juga menampilkan tayangan CCTV untuk menunggu laporan dari berita terkini, kemudian ia beranjak ke jok tengah untuk ikut merebahkan tubuhnya di samping Sukasmin. "Hmmmm…."


Ia meringkuk dan ndusel ke Sukasmin. "Gerah Ri, kan kita nggak bisa pakai AC dalam kondisi mesin mati."


Sari: "Malah aku lagi pingin kita gerah-gerahan." dengan centil dan tangan kirinya yang langsung menggapai celana kolor Sukasmin.


Sukasmin: "Cukk iso-isone sange ning situasi sing bahaya ngene iki, jaremu kon istirahat." namun dia hanya pasrah tanpa ada niat untuk mencegah ulah wanita di sampingnya.


Sari: "Mau melunasi hutang tadi yang bikin kamu kentang, belum crot, apa ndak uring-uringan? ini juga bisa mengobati lelah kan? hehe." tanpa menunggu jawaban, tangannya sudah mengeluarkan kontol Sukasmin yang sudah ngaceng maksimal.


Ia urut-urut perlahan lalu kepalanya beranjak menuju batang besar itu, dan HAP lalu diklamuti tanpa ba bi bu, dengan semangat tanpa rasa sungkan, Sari mengoral kemaluan dari manusia durjana.


Sari: "Ihhh maaaaasss, kuontolmu mambu!"


Sukasmin: "Mambu opo? mambu bekas banyu tempikmu sing garing paling."


Sari: "Lhaiyo, nopo mau gak cewok sek guoblooogg"


Sukasmin: "Mau kesusu Su."


Namanya hasrat dipadu rasa cinta yang kuat, mengalahkan gelagat tak beres dari bau yang terendus, sehingga terabaikan rasa jijik.


Wanita itupun mulai menelan batang kemaluan Sukasmin.


CLOG CLOG CLOG CLOOOG.


Dengan ritme dari perlahan hingga semakin cepat, ia keluar masukkan kontol Sukasmin di mulutnya, terkadang ia lakukan deep throat, berusaha menelan sebisa mungkin kontol Sukasmin yang tentu hanya muat separuhnya saja, selain besar juga panjang.


"Uaaaahhh, enake kontolmu Min, tau gitu aku lamuti dari dulu, gede keker gini, aak akkhh akhhh." kembali wanita itu menelan kemaluan Sukasmin, setelah sejenak mengeluarkan kata-kata kekaguman.


"Jaremu mau mambu su."

"Halah mambu mambu tempikku dewe owk, hehe."


Sementara beruk anggora hanya diam saja menikmati kelihaian lidah dan mulut Sari dalam menstimulasi alat vital Sukasmin yang gak terlalu vital itu, seperti angkuh tak ada reaksi atau suara lenguhan dari lutung jamiaka satu ini.


Sari: "Kok nggak desah atau gimana gitu? anteng aja, apa ndak enak ya seponganku? kalah sama Dewanti?"


Sukasmin: "Su asu, ora wong wedok nek ora nggolek perkoro, lagi ngelamuti kontol iso-isone nggolek topik sing marai debat. Enak Ri enak, tau situasi ndak? kita ini sedang menyembunyikan diri dan mengistirahatkan badan supaya besok fit saat kita melanjutkan perjalanan."


Sari: "Hehe, kirain."


Sukasmin: "Nyengir thok ngono dhapurmu, nyoooh." durjana itu spontan menaikkan pinggulnya dalam-dalam dan tangan kanannya meraih tengkuk Sari, di tahannya kepala Sari, disaat ia menyodokkan dalam-dalam kontolnya ke mulut wanita itu.


"UAKKGHHH" suara seorang yang tengah geloloden, tapi geloloden kontol.


"Iiiih aaahhh sakit begoook, main sodok aja." keluh Sari setelah sodokan kontolnya itu dilepaskan.


Sukasmin: "Salahmu dewe bawel, tinggal mok mut sak senengmu, aku yo pasrah, toh enak emutanmu, jooos ora perlu merasa kalah dari siapapun, tunjukkan bakat terbaikmu dalam hal ngoral mengoral ya lonte, lonte cashback 100% alias gratisan huahahahaha."


PLAAAK, suara paha yang digeplak. "Atuuuh" disusul teriakan dari pemiliknya.


Sari: "Asu ya malah mok padake begenggek."


Sukasmin: "Jiahahaha kan bener, malah klo lonte itu berbayar lha ini malah gratis, emang lagi promo dek?" masih dengan tengil, si beruk anggora menggoda si cantik jelita.


Namun tangan kanannya meraih kepala Sari dan mengelus-elus dengan lembut, menciptakan suasana nyaman seperti merasa dikasihi, iya dikasihi kontol, sementara wanita itu masih dengan konsentrasinya mengoral alat vital durjana yang seharusnya dikebiri saja.


Sukasmin: "Dek, turunkan celana dan celana dalammu lalu sodorkan memekmu ke mulutku aku juga mau buat kamu enak, tapi ingat jangan mendesah terlalu kencang."


Permintaan itu dituruti Sari, kini dengan posisi 69 mereka saling memuaskan lewat kemahiran kombinasi permainan lidah dan mulut. "Hmmmm kok tempikmu bau rel kereta api gini Dek?"


Sari: "Uaasyuuuuuu bisa-bisanya di antara bau-bau sedap yang ada, kok yang terlintas di dengkulmu bau rel kereta api?!!!"


Sukasmin: "Iya ini, agak bau-bau gosong tengik, atau karena bekas cocot biadap Miyadi itu masih melekat?"


Sari: "Bisa jadi, ya itung-itung tempikku jadi perantara akses cipokanmu sama mas Miyadi yang telah lama kalian dambakan bukan?"


Sukasmin: "Juooohh cocotehhhhh asuuuu, dadi mbayangno su, arep muntah aku cuk." ngomel-ngomel namun jemari sembari ngobel-obel memek, lalu ia julurkan lidahnya kembali untuk menyesapi aroma rel kereta api yang dihasilkan dari vagina Sari. Jijik jijik tapi doyan juga, kalau nggak simpanse Uganda emang sebutan apa lagi yang pantas dialamatkan?


Sari: "Ahahaha, gimana mas Kasmin sayangggg?!! perpaduan rasa antara liur biawak Arizona dan belerang vagina?"


Sukasmin: "Asu edan."


"Uhhhhhh enaknya jilatan lidah biadapmu sayangkuuuhhh." lenguh Sari menikmati sapuan demi sapuan yang Sukasmin lakukan dengan lidah kapalannya, hmmm lidah sampai kapalan itu dipakai ngangkut seember adukan semen apa ya?


Dengan dua jemarinya, Sukasmin menyibakkan vagina Sari, lidahnya menyeruak masuk ke rongga vagina yang menganga, sesekali ia kulum-kulum manja pada bagian labia mayora, ulah itu tak dapat ditampik membuat sang empunya kelabakan, konsentrasi terbagi antara mengulum penis dan menahan desah kenikmatan yang dihasilkan dari lincah dan lihainya jilatan lidah dari manusia bedebah.


"Uuuhh mas Kasmin, kok lidahmu enak banget itu dikasih bumbu apa? mengandung micin nggak sih? uhhhhh syedaaapphhh sayang." di antara lenguhan masih sempatnya melontarkan banyolan.


Sukasmin: "Bajingan bajingaaan, cocotmu lho Ri Ri, kok iso wae nggawe perkoro."


Sari: "HAHAHAHAAHA uhhhhhhhh nikmat, ah aku jadi nggak tahan nih."


Di antara acara saling memuaskan hasrat birahi, masih terselip candaan, emang pasangan edan.


Saking tidak tahannya. Sari mengubah posisi, ia putar badannya dan dengan sigap menggapai penis durjana yang sudah basah kuyup akibat air liurnya, ia posisikan diri dan vaginanya yang sudah sangat lapar untuk melahap sosis besar nan kekar itu.

Pelan tapi pasti wanita cantik itu menurunkan badannya, hingga ujung penis Sukasmin mulai menyeruak masuk ke liang peranakannya.


Tak butuh proses yang menyulitkan sebab vaginanya sudah siap perang, sehingga otot-ototnya merenggang agar lebih mudah memberikan akses jalan masuk bagi kontol Sukasmin yang ukurannya cukup panjang dan besar.


"AHHHHHHHHHHHHHHH" lengking desahnya tak dapat ditahan.


"COOOOKKKKK CANGKEMMUUUHH ojo banter-banter suuuu!!!" sontak Sukasmin membekap mulut Sari yang menganga lebar akibat rangsangan birahi yang luar biasa ia dapatkan ketika vaginanya sukses menelan penuh kemaluan dari manusia yang rasa malunya tergadaikan.


Kedut kedut nikmat menjalar dari dinding-dinding vagina Sari, merambat hingga menstimulasi seluruh logika manusiawinya, tak ada lagi yang ia pikirkan selain menuntaskan hasrat seksualnya yang baru berhasil ia raih ketika bermain serius dengan Sukasmin, sejak peristiwa di sendang Waru, rasa percaya diri Sari tumbuh kembali dalam rangka mempertegas romansa kewanitaannya yang dulu sempat dikubur dalam-dalam akibat tak terpuaskan oleh masa lalu yang merupakan mantan suami sahnya, yang naas kini orang itu malah menjadi budak bagi Darmadi, dijadikan tumbal untuk Sari Patining Rogo, ialah Nuriyan Subakir.


Momentum indah tak disia-siakan, Sari dengan gairah yang meletup-letup naik turun menunggangi Sukasmin, dalam posisi women on top meski tidak begitu lihai memang, namun ini adalah tahap dimana dia ingin belajar melakukannya, sebab dulu jangankan memikirkan variasi bercinta, lha wong disenggamai saja sangat jarang.


Sukasmin: "Cieee amatir nih ye, gerakannya kayak ibu-ibu kena ambeien, ingah-ingih hahahaha."


Sari: "Wis tho tenangno pikirmu fokus saja mempertahankan manukmu agar senantiasa tidak lesu, aku lagi mau sinau memanjakan kemaluanmu dengan gaya bervariasuuuu."


Sukasmin: "Rileks saja jangan tegang dan kaku gitu, naik turun dengan ritme yang pelan dulu jangan buru-buru, tenang saja kontolku ini kalau sudah dieksekusi gini durasi ngacengnya bisa berjam-jam. Sini aku bantuin dulu dengan menggenggam pinggulmu, dan ikuti arahan dari kedua tanganku."


Wanita itu pun menuruti, perlahan-lahan ia mulai terbiasa dengan alur permainan dengan gaya WOT. Sesekali Sukasmin melepaskan genggaman dari pinggul Sari dan membiarkannya bergerak naik turun berdasarkan inisiatifnya.


"Ah ahhhh uhhh" rintih nikmat yang diusahakan tak bikin heboh, dari yang awalnya masih kaku dan pelan, perlahan mulai luwes dan sudah mulai berani menambah kecepatan naik turunnya.

Space Land Cruiser yang luas dan lumayan tinggi membuatnya tak khawatir akan kejedot ubun-ubunnya, hal itu memberikannya keleluasaan untuk bermanuver dengan sesi training WOT-nya.


Selang sekitar 15 menitan.


"Aah capek Min, ternyata semelelahkan ini ya? kaki juga jadi pegel?"


Sukasmin: "Hahaha ya wajar namanya juga baru mencoba, yaudah sini gantian, biar aku yang memompa tempikmu. Nungging aja, berpegangan sama jok depan biar rileks!"


Dengan posisi doggy-style Sukasmin mulai berpenetrasi maju mundur, dari pelan, beranjak agak cepat lalu semakin cepat, tak tak dapat dibendung lenguh dan desah Sari mendapatkan kenikmatan yang selama ini ia dambakan. "Uhhhh enaknya mas Kasmin shaayaang ehhhh, uuuhh ahhh, sodok lebih keras mas, tampar pantatku mas, aku mau dikasari sama kamu mas." seperti mengalir, hasrat alam bawah sadarnya mendorongnya untuk mengutarakan keinginan liarnya.


PLAAAK PLAAKK PLAAAK ditampar beberapa kali pantat semok wanita itu, dengan tenaga yang cukup keras, alhasil berbekas kemerahan pada kulit bokong putih mulusnya hingga membentuk telapak tangan, tapi hal itu semakin membuat Sari keranjingan, namun karena sadar akan posisi mereka yang sedang bersembunyi membuatnya tak berteriak terlalu kencang, hanya saja ia tunjukkan ekspresi kepuasan yang sesekali ia tolehkan ke belakang untuk saling menatap, sehingga Sukasmin pun tak sungkan untuk berlaku lebih kasar lagi, seperti menjambak rambutnya, mencekik lehernya, meremas kuat-kuat payudaranya.


Sari malah semakin girang, ketika rambut panjangnya dijambak dan otomatis ia mendongak, Sukasmin menjilati seluruh bagian lehernya dari belakng, samping lalu memutar hingga ke area vita suaranya tak luput dari sapuan lidah dan sesekali digigit manja, hingga tertinggal bercak-bercak merah cupang. "AGHHH ENAK SAYAANG LAGI SAYANG, KASARI AKU LAGI, TINGGALKAN BEKAS GIGITANMU SEBANYAK MUNGKIN."


Sukasmin: "Wuidjaaan cah iki, jaan jebul binal ra kalah karo begenggek negoro."


Lalu dari samping, Sukasmin menggigit-gigit puting kanan milik Sari, dan tak lupa meninggalkan cupang di payudara kanan itu juga. "AHHHHHHH MANTAB MAS".


PLAAAK PLAAAAK

PLOG PLOG PLOG PLOG

Perpaduan antara paha yang berbenturan dengan suara tamparan, membentuk nada-nada indah dalam romansa birahi.


JLEDAAAANGGGGGG tiba-tiba tanah di sekitar bergetar hebat, mengagetkan dua insan yang tengah bermadu birahi, keseimbangan mereka goyah akibatnya Sukasmin yang dari posisi menyodok dari belakang, terduduk namun tangan masih menggenggam erat pinggul Sari, sehingga ikutan tertarik dan jatuh dalam pangkuan Sukasmin.


"BUAJINGAAAN OPO MANEH IKII???" geram Sukasmin.


DUNGGG

DUNGGGG

DUNGGGG

DUNGGGG


Daratan bergetar hebat, dari dalam mobil, kedua insan itu dapat melihat, ada beberapa makhluk raksasa yang sedang melangkah, lokasi makhluk-makhluk itu memang sangat jauh dari lokasi mereka, namun pemandangan tampak jelas dari balik kaca depan mobil, di jalan lebar yang lokasinya berseberangan dari jalan yang dilalui oleh mobil yang Sari dan Sukasmin tunggangi.


Makhluk itu terasa jauh lebih tinggi dari sebelumnya.


DRENGGG

DREENGGG

DREENG

DREEEMMMMM, setiap langkah kakinya membuat tanah bergetar.


"Cuuuukkkk, mugo-mugo ora weruh nek ning kene ono mobil." lirih suara Sukasmin, ketika posisi kontolnya masih menancap di tempik Sari yang tengah dipangkuannya.


"Kentang neh Min."

"Wis su rasah mbahas kentang-kentong-kentung su, situasi lagi koyok situasu, nek arep mbahas kentang sesok ning pasar wae su."


Dalam kondisi agak panik, tiba-tiba kepanikannya diperkuat ketika salah satu dari makhluk besar itu melihat ke arah posisi mereka berdua. "Bajilak modaar cocotmu, larahan iku mlaku rene."


BLENG

BLENG

BLENG

BLENG


Semakin panas dingin mereka berdua dibuatnya ketika salah satu dari raksasa itu menuju ke arah mereka.

Mereka hanya diam memaku dengan posisi saling memangku, namun kontol Sukasmin masih kaku dan bertahan di dalam hangatnya liang vagina Sari, dengan situasi yang tidak kondusif tapi tegak kontol tetep kuat dan agresif.


Lelehan cairan keluar dari vagina Sari di saat yang sama raksasa tinggi besar itu semakin mendekat.


BLENG

BLENG

BLENGGGGG

BLENGGGGG


Getar tanah semakin kuat, seiring semakin dekat jarak raksasa itu dari posisi mereka berdua.


Surrrrrrrrrrrrrr tak dapat dibendung deras cairan mengalir dari lubang kemaluan Sari ketika makhluk besar itu sudah ada di depan mata dan berhenti tepat di depan Land Cruiser yang mereka tempati.


Terdiam cukup lama raksasa itu berhenti tanpa gerakan yang otomatis memaksa mereka berdua harus sebisa mungkin ikutan diam, gerakan sedikit saja dapat mengantarkan mereka menuju masalah yang tidak dikehendaki.


Ada setidaknya 10 menitan, yang membuat kedua pasangan itu mau ndak mau ya harus diam membisu, kesemutan nggak kesemutan tuh.


Dalam kondisi jengah, bergidik ngeri, bulu kuduk berdiri merinding yang teramat sangat yang Sari alami, andai tidak dalam posisi sedang bersenggama seperti ini mungkin ia tak semerinding ini, posisinya tidak sedang siap tempur dan karena saking tegangnya akhirnya pipisnya mengucur.


Rasa hangat menjalar ke paha Sukasmin yang sedang memangkunya, pria itu dapat merasakan lelehan lahar hangat yang dimuntahkan oleh lubang peranakan milik Sari. "Bajinguk, nguyoh cah iki." batinnya.


"GRRRRRR GUAARRRR!!!!!" dari raksasa di depannya terdengar deru auman yang mengejutkan mereka berdua, lebih mengejutkan lagi ketika makhluk itu menggerakkan kakinya, harap-harap cemas menyelimuti campuraduk perasaan mereka berdua, meskipun demikian paling tidak mereka masih dalam posisi penetrasi, sehingga berpadu antara rasa was-was dan ninu-ninu. Wis mbuh asu asuuu.


Raksasa itu mengangkat kaki besarnya, yang secara otomatis mendorong keluarnya keringat dingin dari dua insan yang terdiam membatu.


JLENGGGGGGG


Ketika kaki besarnya menghentak tanah, getaran terjadi.


JLENGG

JLENGGGGGGG

JLENGGGGGG


Akan tetapi di saat semenegangkan itu, muncul desakan luar biasa yang dirasakan Sukasmin, dorongan sperma yang memaksa untuk segera dikeluarkan, ya Sukasmin akan segera ejakulasi. "Asuuu nggak iso ditahan neh piye iki?" pekik putus asa dalam hatinya.


Hingga tak dapat terbendung, spermanya muncrat di dalam vagina Sari, dengan posisi kontol yang tertelan seutuhnya, otomatis benih-benih bayi itu masuk ke relung paling dalam. "Bajingaan nek meteng piye iki?! opo Sari rak kroso nek ojo pejuh anget nyembur ning bawuke?" hanya bisa membatin, sebab suara sedikit saja bisa mengantarkan mereka pada cilaka.


Di saat yang sama, gerakan kaki makhluk besar itu yang semakin meninggi, membuyarkan adrenalin, rasa takut luar biasa menjalari.

Benar-benar situasi dilema, merelakan rasa nikmat yang berpadu kegelisahan dan harap-harap cemas. Yang harusnya bisa leluasa mengekspresikan nikmat dari orgasme tapi jika memaksa demikian maka situasi akan jadi berabe.


JLENGGGGGGG

JLENGGGGGGG


Namun rupanya makhluk raksasa itu, hanya melangkah melewati mobil tempat dua manusia yang sedang terjebak antara kepenak dan rasa panik.


Tak perlu mereka menengok ke belakang, layar monitor cukup menampilkan dengan jelas jika makhluk raksasa itu terus melangkah menjauh dan berjalan lurus ke depan. "BRAWIJAYA…..!!!!!" lalu terdengar raksasa itu bersuara, seperti makhluk besar sebelumnya, suaranya menggelegar menggetarkan seluruh area.


BLENG BLENG BLENG BLENG BLENG


Sejurus kemudian makhluk besar itu berlari dan semakin menjauh, entah apa yang menjadi pemicu makhluk itu berlari, tapi bodo amat yang jelas sudah mengganggu scene yang paling ditunggu-tunggu pembaca, yaitu adegan kelamin yang bersilaturahmi, benar begitu kan bangsaaat sekalian?! geram lho saya.


"FIUUUHH" terhembus nafas lega.


Sukasmin: "Jiaancukk asuuuu, tak kiro dewe arep mati cuk, bayangno nek mobil iki digiles sikile sing guwediiine koyok ngono, opo ora dadi geprek?!"


Sari: "Hah hah hah, sialan jantungku serasa mau copot."


Sukasmin: "Dek, sampean ngompol kan?"


Sari: "Hehe, maap maap, gak bisa ku tahan lagi sayang, gilaaak situasi tadi itu super menegangkan, duh jadi basah gini kan lantainya, kakimu juga, maap ya?"


Sukasmin: "Nggak masalah sih, situasinya memang benar-benar antara hidup dan mati tadi, tapi aku mau ngomong juga, emang kamu nggak merasakan ada rasa hangat yang menembak di dalam tempikmu?"


Sari: "Hangat? kalau hangat sih sejak penetrasi sudah hangat-hangat basah sayang, emang kenapa?"


Sukasmin: "Duh Gusti, sampean beneran nggak kerasa? angkat dirimu dan tunggingkan bokongmu cepet!" permintaan itu dituruti saja oleh Sari, di saat ia beranjak "UHHHH" lenguhnya merasakan nikmat ketika kontol Sukasmin terlepas dari cengkraman vaginanya.


Lalu setelah Sari bertumpu pada di antara dua jok depan dan menunggingkan pantatnya, Sukasmin mengorek-ngorek vagina wanita itu dengan jarinya. "Ini Ri, ini pejuhku muncrat di dalam tempikmu, muncrat sebanyak ini, tadi sudah ku tahan-tahan sedemikian rupa tapi situasi yang serba menegangkan tadi, bikin aku nggak bisa menahannya dan lepas begitu saja." tutur Sukasmin dengan muka cemas.


Sari: "Terus klo udah ngecrot emang kenapa? kan wajar, toh kontolmu sudah tertelan cukup lama di dalam memekku."


Sukasmin: "Cah guoblooog ikk, emang dirimu nggak khawatir kalau bakal hamil gara-gara ini?"


Sari: "Dih ngapain khawatir, hamil ya biarkan saja hamil, sudah mau berbuat ya siap resikonya, atau kamu yang belum siap kalau aku hamil? kalau takut besok mampir apotek, beli pil, tapi kalau aku sih ndak masalah kalau emang bisa hamil, itu juga bagian yang udah lama ku dambakan."


Di saat bersamaan mereka juga tetap dengan kewasdaan, memastikan tidak ada lagi makhluk besar lainnya, dengan posisi nunggingnya, jemari Sari menggapai layar monitor dan menekan menu CCTV, ia cubit-cubit pada pemetaan untuk melihat seluruh cakupan area sekitarnya, dengan tangkapan citra kamera satelit, area hutan itu pun dapat dieksplorasi secara real-time, memastikan kondisi sudah aman dari jangkauan raksasa-raksasa yang bisa saja menyambangi kembali.


Sukasmin: "Serius Dek dirimu nggak takut hamil?"


Sari: "Enggak takut mas Kasmin tersayang."


Sukasmin: "Fiuuuh, syukur deh kalau gitu, hehe." lalu Sukasmin pun serta merta menjilati vagina Sari yang selain berlumur cairan birahinya sendiri, juga bercampur dengan sperma durjana, tanpa jijik Sukasmin menjilati dan menelan perpaduan cairan itu. "Jebul rasane pejuh ki rodok ono pait-paite karo asin yo?" ungkapnya setelah menelan kombinasi lendir itu.


Sari: "Cah nggragas, pejuhe dewe diuntal, itu artinya kamu kanibal bloook!!!"


Sukasmin: "Lha kok bisa sampean bilang kanibal?"


Sari: "Ya coba ditelaah, sperma itu kan bibit bayi, lah malah dirimu makan, berarti sampean makan bibit bayi."


Sukasmin: "CUOOOOOOK, cah iki nek kon nggawe ukoro jan pinter asukkkk."


"HAHAAHAHAHAAHA" keduanya serempak tertawa, rasa cemas dan was-was yang mereka rasakan kini kembali berganti dengan keseruan bersenda gurau, di saat yang sama dorongan memadu hasrat kembali meninggi. Sukasmin dengan antusias menjilati seluruh bagian vagina milik Sari, lidahnya berusaha menerobos lubang pipis yang masih menganga akibat dari penetrasi sebelumnya.


Ia telan dan nikmati cairan-cairan yang meleleh dari liang kemaluan itu, dan dari situlah reaksi luar biasa terjadi pada tubuhnya, tubuhnya menghangat seperti saat di SAB, uap-uap air keluar dari sekujur badan. "Aku akhirnya mengerti alasan mengapa Nuriyan Subakir lebih senang melakukan ini daripada bersenggama denganmu, ia hanya ingin kekuatan luar biasa yang dihasilkan dari cairan birahimu Dek!"


Sari: "Ya, memang itulah tujuannya dan dulu aku sudah menyadari hal itu meskipun telat karena aku baru mengetahui seutuhnya tentang kasiatnya."


Sukasmin: "Telat menyadari? bukankah sampean bilang bahwa sampean mempelajarinya dari Putri Kadita?"


Sari: "Ya memang demikian adanya, telatnya karena aku baru tahu karena informasi yang ku terima dari mbak Sofiatun, mengenal nama Putri Kadita juga awalnya karena obrolanku dengan wanita itu, saat berjumpa dan berbincang-bincang dengannya, dialah yang menjelaskan kasiat luar biasa yang bisa dihasilkan dari dua lubang bawahku ini, ketika dia melihatku dia bilang aku memiliki garis keturunan darah suci dan dia menyarankan jika ingin mengembangkan teknik Jilat Saripatining Anus, agar bermanfaat di kemudian hari, maka bergurulah dengan Putri Kadita, tentu saja batinku menolak, siapa juga yang minat terapi koplak macam ini? dan tak pernah terbesit sedikit pun untuk mempelajarinya, hingga suatu peristiwa malang menimpaku, yang berangkat dari situlah pertemuan tak sengaja terjadi antara aku dan Putri Kadita, dan pada akhirnya aku dihadapkan dengan kondisi dimana terapi menjijikkan dan tak masuk akal ini benar-benar akan ku jalani. Hal itu jauh setelah kandasnya rumah tanggaku dengan Nuriyan Subakir."


Sukasmin: "Oh jadi begitu rupanya, kini aku merasakan seperti kenyang, tubuhku sudah fit seutuhnya dan luka-luka telah hilang, benar-benar sesuatu yang sulit diterima akal sehat, meski ini bisa menyehatkan, sangat membingungkan, hmmmm… oh ya, sampean belum orgasme kan Dek?"


Sari: "Udah, tadi pas ngompol itu sekaligus klimaks hehe, kenapa emangnya?"


Sukasmin: "Masih mau orgasme lagi kan?"


Sari: "Wuuuuu, siapa juga yang menolak dikasih enak, emang kontolmu masih bisa ngaceng? kan udah crot?!"


Sukasmin: "Ahahahaha jangan meremehkan si Lionel Messi ku ini, meskipun crot dua tiga kali dia masih mampu tegap berdiri, dan meliak-liuk tiki-taka untuk mengobok-obok memekmu kapan saja. Muehehe"


Sari: "Dih songongmu itu lho nyuuuk, mana pakai namai kontol dengan nama pemain bola, pelecehan itu, ntar kalau terdengar oleh fans garis kerasnya bisa digeprek cangkemmu baru tai rasa."


Sukasmin: "Juuoohh cocotmu amoh Dek, tai rasa itu rasanya apa? apa varian rasanya banyak kayak pop ice?"


Sari: "Wis rasah mbahas tai su, wis ndang digas obok-oboken tempikku." kamudian wanita itu kembali menunggingkan bokongnya, menyodorkan dua lubang sumber kenikmatan birahinya. Tak pelak semangat empat lima Sukasmin tunjukkan, siapa juga yang mau menyia-nyiakan momentum nikmat ini, pria biadap itupun mengarahkan kontolnya, BLEEESS tak perlu stimulus berkepanjangan, vagina Sari sudah siap melahap kontol besar dan panjang milik durjana.


Kini tak lagi dengan ritme bertahap, tapi langsung dihajar dengan gaya dorong yang cepat, dengan posisi nungging, wanita itu disodok dengan kasar, namun ia menikmatinya. "Ah ah ah ah, lebih keras lagi mas Kasmin, kasari lagi"


Pacuan poros engkol pada kontol Sukasmin semakin cepat, menghasilkan RPM yang tinggi. Ibarat Bugatti hanya butuh kurang dari 10 detik untuk akselerasi dari 0 ke 100 persen. Tancap gas, sodok keras.


PLOG PLOG PLOG PLOG, perkusi dengan frekuensi tinggi terdengar dari benturan dua paha yang berpacu birahi. Dengan birama 4 per 4 menciptakan alunan musik yang menggetarkan pundi-pundi syaraf sensitif pada kemaluan.


PLAAAK PLAAAAK

Tamparan lalu dikombinasikan dengan jambakan pada rambut panjang Sari, yang justru semakin membuatnya berteriak liar. "AAAHHHHHHH AHHHHHHHHH AHHHHH" kini keduanya sudah tak peduli dengan situasi dimana mereka sedang menyembunyikan diri, yang mereka inginkan adalah menuntaskan hasrat seksualnya, dari luar mobil SUV mewah ini tampak sedang bergoyang-goyang, akibat hebohnya permainan dua insan di dalamnya.


Lalu Sukasmin meminta Sari agar berbaring di jok tengah yang sudah digelar menjadi kasur itu, kini dengan posisi misionaris, Sukasmin menggagahi tubuh pasrah Sari, plug plug plug pluggh.


"Ahhh nikmat mas, kenthu aku lebih keras, aaahhhh ahhhh uhhhhhh uhhhhh maaassshhh ouuuuuhh"


PLOH

PLOH

PLOHHH


Sari: "Ludahi mulutku mas!" dibuai kebinalan yang selama ini tersembunyi, wanita itu mangap meminta diludahi mulutnya.


CUHHH CUUUHH, ludah biadap dari Komodo Venezuela menyasar masuk ke mulut wanita yang mempesona itu, hmmm emang di Venezuela ada Komodo ya?


Sudah lupakan soal Komodo Venezuela.


Gleg, dan tanpa sungkan ditelan lah ludah yang bisa saja berpotensi menghancurkan bumi itu, kalau birahi sudah menguasai, tai pun bisa terasa spageti. Pepatah macam apa ini?!


Sari: "Ah ah ah uhhhhh syedaaapp uhhh ahhh aaaaaahhh, sayang aku mau sampe, sodok lebih keras lagi sayang."


Dengan posisi menguasai permainan, Sukasmin semakin kranjingan menghentakkan kontolnya keluar masuk di lubang vagina Sari. Payudara yang lumayan besar tak luput juga dari sasaran penganiayaan, hingga tertinggal cupang disana-sini, Sari justru sangat bahagia demi hal itu, memacu libidonya meninggi setinggi-tingginya.


Sari: "IIIIHHH ihhhh ihhh aaah aahkuu aakuhhh keluar saaaa yhhhaaang aahhhhh."


Surrrrrrrrrrrrrr surrrrr suuurrrr rupanya wanita itu mengalami squirting, sebuah rasa nikmat luar biasa menjalar di sekujur tubuh montoknya, perasaan nikmat yang selama ini tak pernah ia rasakan, pupil matanya sampai tak tampak, hanya tersisa putih saja saking nikmat mendera yang menerjang seluruh relung raga dan jiwanya.


Pinggulnya terhentak-hentak, bergetar hebat, sementara Sukasmin menahan penetrasinya agar wanita itu leluasa menikmati fase orgasme dahsyatnya.


Setelah getaran hebat itu mereda "HAH HAH HAH, iso edan aku mas, enake pool mas, guoblooog mas sampean."


Sukasmin: "Looh lha kok malah nggoblog-nggoblogke lho, wis dikei penak mbarang owk."


Sari: "Iyo goblooogmu ngopo mbiyen nyerah memperjuangkanku, andai kamu berani nekad memprawani dan menghamili aku, bukankah kita akan tetap bersama tanpa harus berpisah selama ini?" lalu air mata wanita itu jatuh, Sukasmin urung mendebat pernyataan keluh kesah itu, terkalahkan oleh rasa iba, yang dilakukan justru ia usap-usap kepala Sari, ia sibakkan rambutnya yang berantakan karena hebohnya permainan, diseka keringat yang membasahi dahi, lalu dikecup keningnya. "Yang sudah berlalu biarlah berlalu, bukankah kamu tadi memotivasiku dengan kalimat itu bukan?! mari kita mulai lembaran baru, kita perbaiki kembali masa lalu yang pernah runtuh."


Sukasmin kembali memaju mundurkan pinggulnya. "Ahhh mas." mendengar lenguhan itu, seketika Sukasmin menghentikan sodokannya. "Kenapa? ngilu?"


Sari: "Enggak kok mas, malah enak, kalau mau keluar, crotin semua di dalam ya! hamili aku, pokoknya kenthu aku sampai hamil anakmu."


Sukasmin: "Siap yang mulia, hamba siap memberikan sperma sebanyak mungkin agar yang mulia lekas hamidun, kalau sudah hamil hamba tinggal minggat ya? hehe, penasaran gimana rasanya meninggalkan orang pas lagi sayang-sayangnya muehehehe." coook cocote beruk anggora ncen ra toto babar blas.


Sari: "Ihhh mas Kasmin itu lho." dengan gemas Sari merajuk, sembari mencubit hidung Sukasmin.


PLOH PLOHHHH PLOGHHH


Kembali Sukasmin goyangkan pinggulnya maju-mundur dan kontolnya pun keluar masuk mengobok-obok liang peranakan Sari. Selang beberapa menit kemudian, terasa dorongan kuat dari dalam kelamin Sukasmin, cairan spermanya akan segera keluar. "Dek, aku mau keluar."


Sari: "Di dalem mas, aaahh keluarin di dalem, buat aku hamil saahyaangggh."


CROOOT CROOOOT CROOOT, ditekan kuat-kuat pinggulnya, sehingga kontol besar itu masuk tertelan seutuhnya, alhasil sperma dengan jumlah yang banyak menyeruak masuk ke relung vagina Sari. "Ahhhh Dek enaaakkk dekkkk guhaaahhh haaaahhhhhhh, mantaahaaaabbbb!!!!" Ekspresi Sukasmin meringis-ringis merasakan nikmat yang sukar dijabarkan.


Sejenak setelah fase klimaks kedua yang Sukasmin dapatkan, ia cabut kontolnya dan leleran sperma keluar dari memek Sari, kontol durjana rupanya memang benar-benar perkasa seperti yang diutarakan pemiliknya, masih sanggup ngaceng sengaceng-ngacengnya. "Gimana dedek Sari, masih sanggup ronde selanjutnya?! hehe." seraya ia tampar-tamparkan kontolnya ke vagina wanita cantik yang hanya pasrah itu.


Sari: "Ih beneran dirimu ya? antara tahan lama atau emang ngacengan, aji mumpung kan? mumpung ada memek yang mau nampung, jadi nggak mau menyia-nyiakan kesempatan kan ya? biasanya cuma dicekek dan dihantam-hantamkan di kloset mulu, hahahaha benar kan?"


Sukasmin: "Cangkemmu lho Dek tak tapok kontol maneh lho!!"


Sari: "OUUUU mau dong mau digampar kontol besar ini, uhhhhh, cepet masukkin lagi!!! buat aku enak lagi ayankuh." rajuk manja yang meluluhkan jiwa.


Dan BLESSSS. Kembali Sukasmin penetrasi di kemaluan Sari. Berbagai gaya mereka coba, hingga mereka nekad membuka kaca jendela tengah, karena saking gerahnya, peluh kuyup membasahi, hawa yang seharusnya dingin menjadi sangat panas, tapi tak mengendurkan semangat keduanya untuk mengejar bagaimana saling puas-memuaskan hingga tak terasa malam semakin larut, binatang-binatang malam semakin terdengar lantang sahut-sahutan menyemarakkan uforia birahi yang dua insan itu lakukan


Setelah beberapa jam persenggamaan yang dua orang itu lakukan, diselingi sejenak istirahat untuk minum, ngemil sambil ngobrol lalu lanjut ngentot lagi, istirahat bentar, lalu genjot lagi, rehat lalu ganti posisi dan kenthu maning, brutal memang dua pasangan yang tengah bermadu dengan cinta dan rindu ini.


Hingga enam kali Sari mendapatkan orgasmenya, sedangkan Sukasmin empat kali ejakulasi dan menumpahkan semua bibit yang bisa jadi tak ada bobotnya ke dalam vagina milik si cantik jelita, sampai tibalah Sari kelelahan dan ia h

anya pasrah menerima hentakkan Sukasmin yang belum ada tanda-tanda akan knock-out.


Dengan posisi Sari di atas, wanita itu hanya bisa pasrah rebahkan tubuhnya di atas Sukasmin yang masih menyodok-nyodokkan kontolnya, menghujam vagina yang sudah kelelahan itu, tak ada protes dari Sari, namun menyadari sudah tak ada perlawanan dari wanitanya, Sukasmin pun juga berhenti, dalam posisi masih berpelukan, diam dan tak lagi ada pergerakan yang berarti, sampai mereka pun tertidur kelelahan, dengan posisi kontol masih terlahap oleh vagina.


Bersambung.

Komentar