Chapter 16: Lagek Wae Penak _________________________________________________ Terik matahari mulai menampakkan amarahnya, ketika arahnya sudah mulai menuju barat, sengat panasnya terasa membakar kulit ari. Seorang pria dengan langkah tegap, aura yang kuat, dari menembus sejuknya hutan yang lebat hingga sampailah ia melangkah di atas tanah lapang luas yang tidak tersentuh kesibukan manusia, rumput-rumput liar tampak menghiasi, bahkan tak jarang ia berjumpa dengan ular-ular berbisa. Dengan sebilah kayu yang ia genggam, untuk mengibaskan rerumputan, tanaman rambat yang menghalangi langkahnya serta binatang-binatang melata berbahaya. Ketenangan dan pengalaman tampak dari bagaimana ia menyikapi berbagai hal yang ia jumpai, sekalipun itu perkara berbahaya. Setelah sebelumnya ia beristirahat dan menikmati makanan-makanan yang disajikan alam, tubuh yang sudah penuh energi itu tanpa terasa sudah melangkah terlalu jauh. Langkah yang tujuannya diakomodir oleh peristiwa yang mengejutkan yang baru