Langsung ke konten utama

Kurowo Nelongso Bab 4: Singgasono Durjono

Chapter 4: Singgasono Durjono


____________________________________________________


Sebut hidup itu Tak Adil, karena keadilan adalah omong kosong yang digembar-gemborkan dari mulut ke mulut dari generasi ke generasi, beribu hingga miliar kali sehingga menjadi doktrin bahwa kita hidup dalam keadilan, kita adalah pejuang keadilan. Berpegang pada asas bahwa adil itu tak berarti sama rata sama rasa.

Itulah bulshitnya kehidupan dan kita mempercayainya dengan kuat, karena berlandaskan pondasi doktrin yang selama ini meracuni otak kita, menjadikannya sebagai spekulasi mutlak tanpa bisa di bantah, apabila ada seseorang yang mencoba menyanggahnya maka akan dianggap sesat, musuh dari kebenaran, virus yang mengakibatkan perpecahan dan berbagai analogi penyudutan lainnya, yang seakan bahwa kebenaran itu satu sementara subjek-subjek lain itu salah.


Fakta telah menyerukan lebih dari sekedar isu-isu yang bertebaran, bahwa hidup penuh dengan ketidak-adilan, si kecil mungil yang harusnya bermain dalam keceriaan namun nasib menuntutnya untuk bertarung di kerasnya jalanan, mengamen, mengemis, jual koran, nyari rongsokan, hanya demi apa? demi nasi? bukan?! justru demi mengisi para perut pengangguran yang cuma mengandalkan title sebagai seorang preman, dalih membekengi dan membentengi, dengan piciknya manusia tidak dimanusiakan. Preman-preman itu bukan hanya tentang preman jalanan, justru ada yang lebih keji ialah para taipan berdasi, duduk manis di atas kursi, tanda tangannya berarti, bernilai dan mengandung otoritas hakiki.


Lalu apa itu keadilan? dan benarkah bahwa keadilan itu ada?


• • •


KYAAAAAAAAA


Teriakan histeris menggema, yang akibatnya . . .


"Eh eh mpok ada apa mpok?" Gianto yang semula masih terlelap dalam mimpinya sontak terbangun berkat mendengar teriakan dari Muidah.


"I- it. . .  Ituu hiiiii ituuuu huaaaaaaa" Muidah terbata-bata tak sanggup merangkai kata-kata atas ikhwal ganjal yang dilihatnya.


"Itu itu apa sih mpok?" sementara Gianto malah hola-holo plah-ploh kebingungan dengan apa yang tengah terjadi, "Tapi ehhhhh?!!" sejurus kemudian baru menyadari sesuatu.


"Kok enak ya?! Hmmmm" malah si kunyuk anggora berupaya menganalisa sambil menikmati sesuatu yang menjalar nikmat menuntun kedua bola matanya untuk ikut menyelidiki.


Begitu tertangkap oleh pupilnya, "BUAAAAAJINGAAAAAN ASYUUUUU, TIKUS ASUUUU" panik, kaget dan arghhh entahlah yang Gianto rasakan setelah tau apa yang terjadi.


Dampak dari celana kolor yang terlalu pendek, seekor tikus tengah asyique menjilat manjaaah kontol Gianto yang menjuntai keluar dari sisi celana kolor yang ia pakai. Si tikus khidmat mengulum-ngulum titit biadap itu yang dimana satupun wanita di dunia yang jumlahnya miliaran pun belum terbesit mencicipinya atau bahkan malah nggak bakalan ada yang mencocol tuh kontol, sadis.


Di tengah nikmatnya menyesapi lubang kecil dari ujung palkon Gianto, sontak tanpa permisi digibas dengan kalap, si tikus yang lengah karena terlalu fokus menjilat manjaaah pada ujung kontol dari makhluk paling hiiiiih, nggak mutu itu, terlempar begitu saja dan naasnya . . . .


Claaaaap!!!


Tikus tak berdosa itu terlontar dan TAAAAP, mendarat tepat di muka mpok Muidah yang masih tercekat dalam keterkejutannya, sehingga tak sempak menghindar, alhasil!!!??


BLAAAAAAMMMM


Jasad eksotis janda cantik itu mendadak ambruk, "EHHH MPOOOK!!!" Gianto pun terkejut dibuatnya.


Sekonyong-konyong langsung tanggap mendekat ke jasad sang bidadari tanpa sayap itu, "Waduhhh pingsan?, Mpok mpook mpooook" dengan menepuk-nepuk pipinya sembari memanggil-manggil namanya, dengan bahasa panik lalu Gianto berinisiatif, diangkatnya tubuh Muidah yang tengah tak berdaya, digendong dan dibawa ke kamarnya.


Dibaringkannya jasad yang setengah tak berdaya itu, "Mpok mpok mpook!!" ditepuk-tepuk pelan pipi Muidah, mencoba menelisik dan berharap segera sadar dari pingsan dadakan itu.


• • •


"Giantoooooo asuuu"

"Duaaancook iku bocah, awas wae kepethuk!! gorok gulune" ("Sialan tuh bocah, awas aja klo ketemu, gorok lehernya")


"Motoku isih pedes Min, asuuu tenan" ("Mataku masih pedes Min, dasar anjing")

"Motoku iyo kok suuu, emange kowe thok?!" ("Mataku juga njing, emang kamu aja?!")


Sukasmin dan Miyadi, duo kombinasi manusia yang sulit diterima akal jika mereka adalah manusia, oke ini berlebihan beutd daah . . .

Tapi apa mau dikata, segala tindak tanduk mereka jauh melenceng dari zona keprimanusiaan.


Nganggur, ngelantur dan ngawur.

Hobi merusak suasana, gemar menabur perihal yang bikin geleng-geleng kemaluan, eh kepala.


Mereka adalah pengangguran tetap, yang kerjaannya . . . yaa nganggur lah, kan pengangguran!! Tapi kendati nganggur, Miyadi dan Sukasmin punya agenda rutin yang mereka jalani secara sistematis dan terjadwal.


Pagi hari ngintipin wanita-wanita mandi, siangnya ngintipin ibu-ibu mandi, malemnya ngintipin para pasutri yang sedang berduel birahi, pokoknya apapun kondisinya, ngintip adalah misinya, sungguh mulia bukan? #braaaak


"Asuuu owk Di, ngerti po rak dhapuranmu?"

("Anjing owk Di, ngerti nggak kamu?")

"Ngerti opo suu?? asal muna-muni cangkemme"

("Ngerti apa njing?? asal mangap aja mulutnya")


"Tak kandani ngertio ndes, Pak RT jebul kabotan kontole" ("Saya bilangin ndes, Pak RT ternyata ngebet banget ngejar urusan kontol")

"Lho kok iso ndes?! Maksudte pie?" ("Lho kok bisa ndes?! Maksudnya gimana?")


"Lha pie tho? rono-rene mesti entok gemblekan, celeng po rak kui?!"

("Lha gimana nggak? kesana-kemari pasti ada aja gendakan yang nyantol, celeng banget kan?")


Dalam tempo sesingkat-singkatnya pembahasan yang semula soal kebiadapan Gianto terhadap keduanya, langsung meluncur dalam topik yang berbeda, ajib.


"Wah klo gondes satu itu jangan kaget Min, sudah bukan rahasia lagi itu mah"

"Lha heranku itu loh kok yaaa pada mau dan gendakannya itu cantik-cantik lagi, apa sih istimewanya si kunyuk bertitle RT itu, udah bau tanah, ganteng juga kagak, malah gantengan saya, yang levelnya setara Lee Min Ho?"


"Buahahahahahaha rupamu kayak Lee Min Ho?"

"Lhooo kok kowe wani-waninya ngeledek ketampanan saya?"


Salah satu ciri khas negara yang gak bakal maju itu bukan hanya dikarenakan korupsi, bukan dikarenakan nepotisme, tapi ketika di dominasi masyarakat yang klo ngumpul bahasannya tidak berbobot, gak giat dalam bekerja malah sibuk adu cocot.

Mau nyanggah? tuh China, USA, Jepang, Korea dll dijamin bersihkah dari yang namanya korupsi? tapi tetep maju bukan? yaa karena disana hampir nggak ada jamaah rasan-rasan, jangankan pria, wanita aja jarang ada.


Maaf pemirsa malah jadi pengamat dadakan.


"Aku punya ide Di, ide cemerlang yang terlahir dari kecerdasan saya yang emang udah ditakdirkan cerdas semenjak dalam bentuk ruh, wuahaha"

"Wuakakaka iyo cerdas Min tak akui situ emang paling cerdas fi dunia wal akhirat dah, yaudah idemu apa njing? daripada dengerin koyamu yang gak ada matinya itu"


"Agak keji si Di, tapi patut dicoba"

"Lhaiyo opo suuuu?! Kakean cocot jejeg ndasmu sisan" ("lhaiya apa njing, banyak mulut, tendang palamu tau rasa")


"Ngosek tho ndes bajingan cangkemmu rusak, tapok cangkemmu ora cangkeman koe" ("Bentar to ndes bajingan mulutmu rusak, gampar mulutmu bisa-bisa nggak pake mulut")


Sejurus kemudian *Cuuuh* sekonyong-konyong Miyadi meludahi muka Sukasmin dengan khidmat tanpa halangan suatu apapun tepat sasaran. #njiiir


"Asyuuu, jembut koala raimu Di, bajingan tengik samber nggelap dhapuranmu!!!" Sukasmin pun kalap, diambilnya buluh sebatang, dipotong sama panjang, diraut dan ditimbang dengan benang, dijadikan layang-layang. "Loh lohh looooh ini sekalian penulisnya kayak itil badak, malah nyanyi!!!."

Diambilnya sandal yang terbuat dari kayu, dan tanpa ambil pusing, pusing kok diambil ambil ya uang pikirnya. *Ceplaaaak* bibir kapalan dan berpanu dari manusia yang penuh ketidakmutuan itu bercipokan manja dengan sandal kayu. Tak ayal darah pun mengucur seketika, alhasil.


*Praaaak* sebuah bambu dari bagian rumah bambu yang patah akibat dirobohkan Gianto beberapa waktu sebelumnya, sukses mendarat di kepala Miyadi, dan pertarungan bersejarah yang dulunya terjadi antara Hashirama Senju melawan Madara Uchiha pun terulang kembali, seakan menjadi kutukan abadi dan akan menurun ke generasi selanjutnya, dan Miyadi, Sukasmin adalah sebaik-baiknya generasi yang bisa dijadikan patokan bahwa dunia mendekati akhirul jaman.


*Prak prok, duaaaghhh!!!, Plaaak, craaash*


"Cueleeeeng"

"Gemblug"


"Kontol amoh"

"Itil kodok dhapuranmu"


Kalimat-kalimat toyibah yang mereka rapalkan, menyemarakkan uforia yang tengah mereka gelar, semakin sengit seiring teriakan-teriakan yang terlontar, nada-nada syahdu merambat cepat ke setiap penjuru indra telinga, berkat heningnya malam tanpa hiruk-pikuk kebisingan.


Tanpa mereka sadari, acara tausiyah dan gebyar rohani yang mereka adakan, mengundang nurani warga masyarakat.

Berduyun-duyun, berbondong-bondong demi ngalam berkah terhadap apa yang tengah mereka kerjakan.


"Astaghfirullah, cek cek cek" sembari geleng-geleng k̶e̶m̶a̶l̶u̶a̶n̶  kepala.

"Ooo bedes loro iku maneh jan tho ya!?" ("Ooo dua monyet itu lagi, bener-bener dah gak habis sabun eh pikir")

"Duh gusti paringono bojo sing bokonge gedi". sembari menonton adegan 18+ antara Miyadi dan Sukasmin, bersahutan desas-desus komentar warga yang menyaksikan tontotan tak lazim itu.


Saat warga dengan khidmat menikmati perseteruan tak mutu keduanya, Kasmin dan Miyadi entah sedang pengaruh alkohol yang padahal diminum kemarin tapi efek mabuknya malah sekarang, alhasil tidak sadar tengah menjadi tontonan warga, yang seharusnya lenyap dalam nyenyak terbuai mimpi, terpaksa terjaga akibat teriakan-teriakan tak manusiawi.


Keduanya masih adu kebolehan, main jambak kayak ibu-ibu PKK yang rebutan kaca rias, adu ludah yang arghhhh bau ludahnya dapat tercium dalam radius 1 mil jauhnya, subahanallah, semoga Allah mengampuni dosa-dosa saya, aamiin.


Apa hikmah yang dapat dipetik dari kisah kedua penentu akhir jaman itu? Nggak ada yang bisa diambil bukan?!

Yang bisa metik hikmahnya ya cuma yang nulis aja, inilah sejatinya otak ketika mengalami bootloop!! Seperti inilah hasilnya.


Maaf kisanak dan nyisanak, mata dan pikiran anda baru aja diracuni kedzaliman dengan membaca episode cerbung yang super barokah di atas.

Yang biasanya klik LIKE dan ngetik AAMIIN di kolom komentar dapat tiket surga dadakan, pliis tolong jangan lakukan disini, nggak faedah.

Klo mau mencaci maki malah silakan.


Crot be kontinyud

Komentar