KEEMPAT
Nisa
"Apaan sih ga romantis banget," aku teriak. Rudi ga peka.
"Aku ga tahu caranya romantis,"
Huh.
"Biasanya tuh kalo di novel ciuman dulu,"
"Oh ya? Sini dong. Aku cium kamu,"
Dih beneran tuh cowok.ga romantis. Kan aku malu kalo nyamperin.
Aku diem aja. Rudi ngedeketin aku. Nah gitu dong. Dia megang pipiku.
"Jadi kita ciuman nih?" ih kok nanya lagi sih. Cium aja, banyak omong nih.
"Aku cium yah.."
Wajahnya mendekat. Kita lihat lihatan. Duh jadi deg degan. Rudi udah deket banget nih.
Aahhh
Eh kok aku mendesah sih.
mmh.. aku nunduk. Kulihat tangan Rudi meremas dadaku.
"Gede ya..kenyal banget,"
Haaa ... Sumpah aku kaget banget.
"Mesuuuum!"
Aku teriak saking kagetnya lalu ngacir keluar kamar.
*
KELIMA
Rudi
"Biasanya kalo di novel ciuman dulu,"
Aku tak suka bacaan cewe. Sedangkan Nisa ingin aku romantis. Hah. Baiklah.
"Oh ya? Sini dong, aku cium," ajakku.
Nisa cantik kalau sedang malu-malu. Lebih baik aku saja yang mendekatinya.
Kumajukan tubuhku agar tepat dihadapannya. Sekarang aku lihat Nisa menggigit bibir. Sangat cantik. Pipinya merona, halus sekali saat kusentuh dengan tangan kiriku.
"Jadi kita ciuman nih?" aku bertanya. Soalnya takut Nisa menolak. Lihat saja dia diam saja.
"Aku cium yah," kataku memastikan. Nisa masih tetap diam. Aku semakin mendekat pada wajah Nisa. Saat tangan kananku ingin memegang pipinya satu lagi, dada Nisa kesenggol. Aku hilang fokus. Kulirik Ke bawah. Gede. Cium dulu atau pegang dulu ya?
Kulihat Nisa memejamkan mata. Pegang dulu sepertinya. Setelah itu aku cium.
Tuk. kutekan payudaranya dengan jari telunjukku,
"Ngh.." Suara Nisa. Kupegang lagi. kali ini kutangkup dan kutekan tekan.
k
"Gede ya..kenyal lagi," aku tak sadar mengucapkan pikiranku keras keras.
Mata Nisa terbuka. Dia kaget. Aku lanjut meremasnya. Enak sekali. Aku kan belum pernah pegang dada wanita selain ibuku. Tapi Nisa malah berteriak.
"Mesuuuuum."
KEENAM
Nisa
Aku kesel sama Rudi. Masa dadaku dipegang-pegang? kan geli. Eh maksudku, Rudi genit. Dia ga romantis sama sekali. Aku benci.
"Loh kok Icha disini? ga nemenin Rudi?"
Itu mamiku, Dia lihat aku lagi duduk depan tv. Aku tahu harusnya pengantin baru sama suaminya. Tapi aku gamau digenitin.
"Belum ngantuk mi."
"Hush, kamu tuh. Sekarang harusnya kamu menghangatkan suami, bukannya malah nonton tv! Cepet masuk kamar! Temenin Rudi!"
"Ga mau mi, Rudi beda sekarang. Engga cool lagi. Icha gasuka. Lagian ngapain diangetin, di kamar ada selimut gede kok."
"Dia suami kamu Cha, baik buruknya harus kamu terima. Sekarang tugasmu itu menghangatkannya sebagai istri. Gaboleh pakai selimut. Tapi badan kamu! Ngerti!"
"Iih mami, ogah ah, Rudi genit gamau!"
"Harusnya kamu yang lebih genit. Udah cepet masuk kamar!"
"Mi.." Aku merengek.
"Denger, kalo sekarang kamu gamau sekamar ma Rudi, gimana besok? Kamu udah pindah ke apartementnya Rudi kan? Mau tidur dimana coba?"
"Dimana aja yang penting ga sama Rudi."
Mami jewer aku terus ngedorong aku masuk kamar lalu mengetuk pintu. Mami tega. Aku lihat Rudi nongol. Dia senyum ke Mami. Kok ke aku ga senyum sih.
"Eh Mami."
"Duh nak Rudi, maaf ya. Ini Icha malah nonton televisi, maklum biasanya sebelum tidur dia suka nonton."
"Gapapa Mi, Nisa ayo masuk."
"Titip Icha ya Rud,"
Aku gamau. Tapi Mami melototin aku. Akhirnya aku nyerah. Trus pintunya ditutup. Rudi buka kaosnya. Hiks.. Mamiii aku takuut. Rudi mau ngapain Miii.
*
Nisa
"Apaan sih ga romantis banget," aku teriak. Rudi ga peka.
"Aku ga tahu caranya romantis,"
Huh.
"Biasanya tuh kalo di novel ciuman dulu,"
"Oh ya? Sini dong. Aku cium kamu,"
Dih beneran tuh cowok.ga romantis. Kan aku malu kalo nyamperin.
Aku diem aja. Rudi ngedeketin aku. Nah gitu dong. Dia megang pipiku.
"Jadi kita ciuman nih?" ih kok nanya lagi sih. Cium aja, banyak omong nih.
"Aku cium yah.."
Wajahnya mendekat. Kita lihat lihatan. Duh jadi deg degan. Rudi udah deket banget nih.
Aahhh
Eh kok aku mendesah sih.
mmh.. aku nunduk. Kulihat tangan Rudi meremas dadaku.
"Gede ya..kenyal banget,"
Haaa ... Sumpah aku kaget banget.
"Mesuuuum!"
Aku teriak saking kagetnya lalu ngacir keluar kamar.
*
KELIMA
Rudi
"Biasanya kalo di novel ciuman dulu,"
Aku tak suka bacaan cewe. Sedangkan Nisa ingin aku romantis. Hah. Baiklah.
"Oh ya? Sini dong, aku cium," ajakku.
Nisa cantik kalau sedang malu-malu. Lebih baik aku saja yang mendekatinya.
Kumajukan tubuhku agar tepat dihadapannya. Sekarang aku lihat Nisa menggigit bibir. Sangat cantik. Pipinya merona, halus sekali saat kusentuh dengan tangan kiriku.
"Jadi kita ciuman nih?" aku bertanya. Soalnya takut Nisa menolak. Lihat saja dia diam saja.
"Aku cium yah," kataku memastikan. Nisa masih tetap diam. Aku semakin mendekat pada wajah Nisa. Saat tangan kananku ingin memegang pipinya satu lagi, dada Nisa kesenggol. Aku hilang fokus. Kulirik Ke bawah. Gede. Cium dulu atau pegang dulu ya?
Kulihat Nisa memejamkan mata. Pegang dulu sepertinya. Setelah itu aku cium.
Tuk. kutekan payudaranya dengan jari telunjukku,
"Ngh.." Suara Nisa. Kupegang lagi. kali ini kutangkup dan kutekan tekan.
k
"Gede ya..kenyal lagi," aku tak sadar mengucapkan pikiranku keras keras.
Mata Nisa terbuka. Dia kaget. Aku lanjut meremasnya. Enak sekali. Aku kan belum pernah pegang dada wanita selain ibuku. Tapi Nisa malah berteriak.
"Mesuuuuum."
KEENAM
Nisa
Aku kesel sama Rudi. Masa dadaku dipegang-pegang? kan geli. Eh maksudku, Rudi genit. Dia ga romantis sama sekali. Aku benci.
"Loh kok Icha disini? ga nemenin Rudi?"
Itu mamiku, Dia lihat aku lagi duduk depan tv. Aku tahu harusnya pengantin baru sama suaminya. Tapi aku gamau digenitin.
"Belum ngantuk mi."
"Hush, kamu tuh. Sekarang harusnya kamu menghangatkan suami, bukannya malah nonton tv! Cepet masuk kamar! Temenin Rudi!"
"Ga mau mi, Rudi beda sekarang. Engga cool lagi. Icha gasuka. Lagian ngapain diangetin, di kamar ada selimut gede kok."
"Dia suami kamu Cha, baik buruknya harus kamu terima. Sekarang tugasmu itu menghangatkannya sebagai istri. Gaboleh pakai selimut. Tapi badan kamu! Ngerti!"
"Iih mami, ogah ah, Rudi genit gamau!"
"Harusnya kamu yang lebih genit. Udah cepet masuk kamar!"
"Mi.." Aku merengek.
"Denger, kalo sekarang kamu gamau sekamar ma Rudi, gimana besok? Kamu udah pindah ke apartementnya Rudi kan? Mau tidur dimana coba?"
"Dimana aja yang penting ga sama Rudi."
Mami jewer aku terus ngedorong aku masuk kamar lalu mengetuk pintu. Mami tega. Aku lihat Rudi nongol. Dia senyum ke Mami. Kok ke aku ga senyum sih.
"Eh Mami."
"Duh nak Rudi, maaf ya. Ini Icha malah nonton televisi, maklum biasanya sebelum tidur dia suka nonton."
"Gapapa Mi, Nisa ayo masuk."
"Titip Icha ya Rud,"
Aku gamau. Tapi Mami melototin aku. Akhirnya aku nyerah. Trus pintunya ditutup. Rudi buka kaosnya. Hiks.. Mamiii aku takuut. Rudi mau ngapain Miii.
*
Komentar