Langsung ke konten utama

Pacar Janda Dikira Maling Tewas Dipentung Kakak Ipar

PACARAN sebaiknya terbuka saja, asal jangan buka-bukaan. Contohnya Sakur, 38, dari Lumajang (Jatim) ini. Masuk ke rumah Siti Marfuah, 32, kekasihnya lewat pintu belakang, dikira maling oleh kakak ipar si janda. Langsung saja digebuk pakai kaso. Begitu kuatnya pukulan itu, Sakur langsung tewas di tempat.

Informasi yang minim sering menyebabkan kesalah-pahaman. Sedang kesalah-pahaman sering berakibat fatal. Dalam urusan cinta misalnya, jika sudah punya pacar sebaiknya terus terang saja pada orangtua, jangan main kucing-kucingan. Salah-salah nasibnya bisa seperti Sakur, ke rumah janda malah menemui ajal secara tragis.

Kisahnya bermula dari status janda yang disandang Siti Marfuah, warga Candipuro Kabupaten Lumajang. Kebetulan bodi dan wajah jana muda ini sangat menjanjikan. Maka baru sebulan menjadi perempuan ngglondhang, sudah banyak lelaki yang berkhayal untuk mempersunting Siti Marfuah. “Naik pesawat Sitilink sudah, yang belum naik Siti Marfuah,” begitu khayalan pengagumnya.

Dari sekian peminat Siti, yang masuk final hanyalah Sakur tetangga kampung sendiri. Sayangnya, lelaki ini tak disukai oleh orangtua Siti, karena sopan santunnya atau tatakramanya yang tidak genep. Masak ngakunya orang Jawa, tapi bahasa Jawanya pating pecotot nggak karuwan. Lewat di depan ibu Siti yang sedang duduk di teras, nyelonong saja tanpa bilang: nuwun sewu, Bu!

Sejak itu Siti dilarang dekat dengan Sakur. Katanya, lelaki ini tak baik dijadikan suami, sama mertua pasti tak hormat. Padahal Siti Marfuah sudah kadung kesengsem. Maka sejak itu Sakur diwanti-wanti, kalau datang lewat pintu belakang saja. Takutnya terlihat oleh ibunya yang tinggal di sebelah rumahnya.

Lagi-lagi Sakur memang bukan lelaki beretika, dia menurut saja atas saran seperti itu. Dan beberapa kali kunjungan memang aman saja. Dia di rumah Siti Marfuah bisa bercengkerama secara bebas. Dan ketika pulang pun, kembali Sakur lewat pintu belakang.

Tapi pada kejadian beberapa hari lalu apes betul. Pas dia masuk ke rumah Siti terlihat oleh ibunya. Wanita tua oversek (lebih dari 50 tahun) itupun seraya berkata, “Slamet, kae longoken omahe adhimu. Mengko gek ana wong ala (lihat tuh rumah adikmu, jangan-jangan ada pencuri).” Slamet sebagai anak menantu, segera melaksanakan titah paduka mertua.

Memang benar, dalam gelap terlihat sesosok lelaki mencurigakan. Langsung saja potongan kaso 5/7 yang dipegangnya dipukulkan kepala bagian belakang lelaki itu. Bett, bett, dan sosok yang dikira maling itu terjungkal tewas. Akhirnya Slamet kaget sendiri, karena ternyata korban adalah pacar adik iparnya sendiri. “Lha saya nggak tahu, saya kira maling.” Ujarnya membela diri.

Urusan pun jadi panjang. Slamet ditangkap polisi dan diusut. Dia sempat meyakinkan bahwa sama sekali tidak kenal dengan Sakur yang pacar adik iparnya itu. Jadi ini sama sekali bukan pembunuhan disengaja, apa lagi direncanakan.

Sengaja atau tidak, nyawa Sakur tak bisa kembali. (BJ/Gunarso TS)

Komentar