Langsung ke konten utama

Malu Mengencani Bencong Malah Mencoba Tipu Polisi

KATA teman, kencan dengan bencong itu mengasyikkan. Jarwo, 30, yang tak kuwat iman itu mau mencoba. Tapi malah ketipu sampai mbrindhil, tinggal celana kolor doang. Malu pada keluarga, lelaki dari Klaten itu bikin laporan palsu ke polisi bahwa kena todong habis-habisan. Tapi mana bisa polisi diapusi?

Memperluas pergaulan itu perlu, meski tidak harus menggauli. Namun demikian cari teman harus selektif, jangan sembrono dan asal-asalan. Orang Jawa punya filosofi: aja cedhak kebo gupak (baca: jangan berteman orang jahat), nanti bisa ikut pula jadi penjahat. Meski tidak ikutan jadi penjahat, bila si “kebo gupak” kena masalah, bisa terbawa-bawa kita orang.

Sesuai usianya, Jarwo warga Klaten Selatan (Jateng) banyak bergaul dengan para lelaki usia sebarakan. Tapi ternyata dari teman Jarwo ini ada yang “salah jalan”, yakni suka kencan dengan manusia AC/DC alias bencong/waria. Dalam sebuah kesempatan, dia mencoba mempengaruhi Jarwo. Katanya, “Main sama bencong itu mengasyikkan. Ra ngandel njajala (tak percaya silakan coba).”

Lain waktu si teman kembali berkisah pengalamannya kencan dengan bencong. Karena berulang-ulang dibujuk, akhirnya Jarwo yang tidak kuwat imannya itu jadi penasaran dan ingin mencoba. Bukankah ungakapan mengatakan: kalau tak kenal maka tak sayang.

Sayang kok sama bencong, apa enaknya. Tapi begitulah, karena penasaran pada paradigma baru dalam urusan seks, Jarwo malam itu berburu bencong di Jalan Diponegoro, tempat biasanya kaum AC/DC mangkal. Tapi apes, sekali kenal bencong malah dikerjai habis-habisan. Sementara dia kencan, baju dan celana berikut dompetnya dibawa kawanan bencong yang lain, sepertinya memang sudah bekerja sama.

Malam itu Jarwo benar-benar kayak Tarsan auo, hanya pakai kancut. Pulang dalam kondisi mbrindhil (tak punya apa-apa), sungguh malu. Apa lagi jika ketahuan istrinya habis kencani bencong, bisa kaco. Maka Jarwo pun memutar otak, bagaimana cari alasan yang masuk akal dan bisa diterima istrinya.

Tanpa pikir panjang Jarwo lapor polisi dan mengaku ditodong pengendara motor dan dirampas uangnya Rp 300.000,- termasuk baju dan celananya dipreteli pula. Polisi menanyai macam-macam pada Jarwo, dan ternyata banyak data yang berubah-ubah. Akhirnya polisi jadi tahu bahwa sang pelapor hanya bikin laporan palsu. Maka kini Jarwo malah ditahan dengan tuduhan bikin laporan palsu.

Tanya dong Kantor Pegadaian, menyelesaikan masalah tanpa masalah. (Gunarso TS)

Komentar