Langsung ke konten utama

Barter Doa Kebahagiaan dengan Aki Permesuman

BETAPA “pinter”-nya Khoiri, 39, sebagai oknum guru ngaji. Para murid ngajinya ditawari ajian dan doa kebahagiaan, asalkan dibarter dengan persetubuhan. Sejumlah murid wanita ada yang bersedia. Maka ustadz abal-abal dari Sukabumi ini sejak tahun 2007 telah berulangkali menggauli para muridnya.

Sungguh mengherankan, belakangan ini makin banyak lelaki yang mengaku ustadz atau guru ngaji, tapi tega berbuat cabul dengan muridnya. Lalu ilmu agamanya ditaruh mana? Bukankah menyetubuhi wanita yang bukan istrinya menjadi larangan agamanya? Tapi begitulah setan, semakin dilarang agama justru dia selalu menganjurkan untuk melanggarnya, tak peduli sasaran tembak yang digodanya dari kalangan ustadz.

Ditilik dari usianya, guru ngaji dari Undrus Binangun, Kecamatan Kadudampit ini memang sudah berkeluarga. Tapi sebagaimana lazimnya kaum lelaki, terhadap barang milik sendiri sudah kurang tertariknya. Ibarat ikan, itu “ikan asin” yang enaknya baru dalam kondisi lapar nan amat sangat, meski sebetulnya sangat halalan tayiban.

Ustadz Khoiri rupanya tak beda dengan lelaki yang lain. Pada istri sendiri kurang berminat, pada perempuan lain sebagai barang baru ngebet banget. Kebetulan dalam kelompok murid pengajiannya banyak dari kalangan perempuan. Dari 100 murid itu ada yang masih usia ABG, ada pula yang sudah berusia 25 tahun dan sudah berumahtangga.

Nah, sejak tahun 2007 otak Khoiri mulai ngeres. Soalnya banyak murid ngajinya yang kinclong, bodinya juga bikin bengong. Maka di kala pelajaran ngajinya selesai, iseng-iseng dia menawarkan ilmu ekstrakurikuler yang lain. “Siapa yang ingin ajian dan doa kebahagiaan, tunjuk jari,” kata Khoiri mulai berpromosi.

Ternyata banyak juga yang ngacung, dan ustadz abal-abal ini mulai memilih mana yang cakep dan mana yang menjanjikan. Kepada mereka secara bergantian diminta masuk ke ruang khusus. Tapi sebelum memberi ajian atau doa kebahagiaan, mereka diraba-raba dulu, bahkan ada pula yang disetubuhinya. Tempatnya bervariasi, bisa di rumah, bisa dimajelis taklim, bisa juga di Posyandu.

Apakah amalan dan ajian itu ada khasiatnya khusus, tak pernah jelas. Yang pasti, Khoiri sudah kenyang meraba-raba sejumlah muridnya. Aksi mesum itu baru terbongkar ketika ada korban yang mengadu ke orangtuanya. Tentu saja orangtua tak terima sehingga lapor polisi. Di sinilah skandal baru terungkap, karena banyak korban lain yang melapor dan mengaku pernah disetubuhi “ustadz” Khoiri.

Dalam pemeriksaan Khoiri setelah ditangkap, mengaku bahwa mayoritas para korban hanya diraba-raba. Yang digauli hanyalah mereka yang benar-benar telah laik ranjang, berusia 18 tahun hingga 25. Kata polisi ancaman hukuman untuk ustadz abal-abal ini berkisar antara 3 hingga 15 tahun penjara.

Mestinya dia dipotong saja tit….eh burungnya! (Gunarso TS)

Komentar