Langsung ke konten utama

Naluri Ibu yang Menyibak Tabir Misteri Hilangnya Rian

Jum'at, 7 Agustus 2015, 11:03 WIB
VIVA.co.id - Teka teki hilangnya
Hayriantira (37), sekretaris bos XL
yang dilaporkan ibundanya pada April
2015 lalu, terjawab sudah. Rian,
sapaan akrab janda beranak dua ini
ternyata dibunuh oleh teman
dekatnya, Andy Kurniawan alias Andy
Wahyudi (38).
Namun, sebelum semuanya terungkap,
tim Subdit Jatanras Polda Metro
Jaya bersama ibu korban, sempat
melakukan pencarian Rian ke
beberapa temannya. Termasuk ke
teman dekatnya, Andy, yang diingat
ibunda korban bekerja di sebuah
perusahaan alat kesehatan di Daerah
Jatibening, Bekasi.
"Ibu korban pernah bertemu dengan
Andy di kontrakan Rian di Depok, jadi
tahu kalau Andy kerja di situ," ujar
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum
Polda Metro Jaya AKBP Herry
Heryawan kepada wartawan, Kamis 6
Agustus 2015.
Tim Unit 1 Subdit Jatanras bersama
ibu korban kemudian bergerak ke
Jatibening, mencari Andy. Namun
Andy tidak ada. Dari perusahaan
Andy, diketahui bahwa Andy tinggal
di Duren Sawit, Jakarta Timur.
"Lalu kami ke rumah Andy. Dan
ternyata Andy ada di rumah, Di
rumah tersebut dia tinggal bersama
istri dan anaknya," katanya.
Ibu korban sempat cekcok dengan
Andy dan istrinya. Penyebabnya,
karena ada mobil korban di rumah
Andy. Andy saat itu mengaku tidak
tahu keberadaan Rian. Kepada ibu
korban, Andy mengaku mendapati
mobil itu setelah Rian
menyerahkannya kepada Andy karena
masalah hutang.
"Kemudian kita cek ke showroom di
mana mobil itu dijual, di Depok. Di
situ diketahui bahwa mobil Honda
Mobilio B 1277 EOA diambil BPKB-
nya oleh Andy setelah mendapatkan
kuasa dari Rian dan ada tanda tangan
Rian," katanya.
Polisi kemudian mengecek keaslian
tandatangan pada surat kuasa itu.
Hasil labfor keluar pada 28 Mei
2015. Diketahui tandatangan
dipalsukan. Hasil labfor menunjukkan
bahwa tanda tangan tersebut
merupakan jiplakan hasil pemindai.
"Andy pun kita perkarakan dengan
kasus pemalsuan tandatangan,"
ujarnya.
Andy lalu ditangkap atas kasus
pemalsuan pada tanggal 9 Juli 2015.
Dengan adanya fakta pemalsuan
tanda tangan dan mobil korban yang
dikuasai tersangka, polisi
berkeyakinan kuat Andy ada
hubungannya dengan hilangnya Rian.
Polisi juga punya dugaan, Rian sudah
tidak bernyawa.
"Selama proses pemeriksaan,
tersangka masih terus mengaku
bahwa dia tidak tahu di mana Rian.
Padahal sangat jelas, surat kuasa
dibuat pada tanggal 15 Februari
2015, sementara Rian sudah hilang
sejak November 2014. Jadi
bagaimana mungkin Rian bisa
memberikan surat kuasa itu kepada
tersangka," ujarnya.
Hingga akhirnya, ibunda korban
melakukan pendekatan kepada Andy
agar Andy mau buka mulut soal Rian.
"Kami saat itu memberikan
kesempatan kepada ibunda korban
untuk bicara hati ke hati dengan
Andy, empat mata saja di ruang
tahanan. Akhirnya, Andy mengaku
kepada ibu korban bahwa Rian telah
dia bunuh," katanya.
Mendengar hal itu, ibunda Ryan kaget
dan mendesak Andy untuk
mengungkap di mana Rian dibunuh.
"Setelah ada pengakuan itu kepada
ibu korban, tersangka juga akhirnya
mengaku kepada kami dan
mengungkapkan semua, termasuk di
mana Rian di bunuh yaitu di Hotel
Cipaganti, Jl Raya Cipanas,
Tarogong, Garut, pada tanggal 30
Oktober 2015 lalu," ujarnya.
Polisi pun segera mengecek
keterangan Rian ini ke Polres Garut.
Polres Garut pun mengaku menerima
adanya laporan penemuan mayat di
hotel tersebut, pada tanggal 31
Oktober 2014.
Dalam pengakuannya, Andy
menuturkan pembunuhan dilakukan
dengan cara membekap korban
dengan bantal hingga kehabisan
nafas. Setelah korban dipastikan
tewas, Andy kemudian memasukkan
mayat Rian tanpa busana ke bak
mandi yang sudah diisi air panas.
Setelah itu, Andy membuang barang-
barang korban dan kunci kamar hotel
ke halte di Terminal daerah Garut.
Selanjutnya Andy pulang ke Jakarta
dengan membawa mobil korban.
© VIVA.co.id

Komentar