Langsung ke konten utama

Cerita Seks Sedarah | Anisa, Ibu yang Nakal (Part 2)

Malam itu Niko tidak sabaran
menunggu mamanya datang ke
kamarnya. Akhirnya setelah hampir
jam 11 malam akhirnya mamanya
datang juga.
“Lama amat sih ma?”
“Nungguin papa kamu tidur dulu”
“Mau sekarang sayang?” tanya Anisa
dengan senyum manisnya.
“I-iya mah…” jawab Niko grogi.
Anisa tersenyum sesaat kemudian
mulai membuka beberapa kancing
bajunya dan mengeluarkan buah
dadanya. Sebenarnya Niko ingin
melihat mamanya setengah telanjang
seperti tadi siang waktu dengan
Jaka, tapi dia tidak berani
mengatakannya.
“Ayo, katanya mau nyusu..” tawar
Anisa tersenyum manis ke anaknya
itu.
“Eh, i-iya ma” Niko mendekatkan
mulutnya dan mulai mengulum pucuk
payudara Anisa. Air susu yang selama
ini dia idam-idamkan akhirnya dapat
dia rasakan. Air susu itu pun mulai
masuk dengan nikmatnya ke dalam
mulut Niko dan membasahi
kerongkongannya.
“Dasar kamu, udah gede masih nyusu”
kata Anisa sambil mengusap kepala
anaknya.
“Enak sayang?” tanyanya. Niko
hanya mengangguk tanpa melepaskan
mulutnya dari sana. Lebih dari satu
jam mamanya di sana menemani Niko.
Memberi kedua payudaranya
bergantian untuk dilahap anaknya
yang sudah remaja ini hingga Niko
puas. Niko sendiri sebenarnya
berharap lebih dari hanya meminum
asi mamanya. Tapi seperti janjinya,
Niko hanya menyusu pada Anisa
walaupun Anisa sedikit memberinya
hiburan dengan memperbolehkan Niko
memainkan payudaranya dengan
sapuan lidah ataupun remasan
tangan. Anisa sendiri tahu kalau
anaknya sudah ngaceng dari tadi,
tapi dia tidak ingin ini semua sampai
melampaui batas.
“Ma, tadi siang mama ngapain aja sih
di dalam dengan Jaka? Lama amat”
tanya Niko saat acara minum susu
tersebut selesai.
“Kamu mau tahu sayang?”
“Iya mah, penasaran”
“Ya, seperti yang mama bilang ke
Jaka kalau dia menang, mama kasih
mulut mama”
“hmm.. mama jilatin penisnya Jaka?”
“Iya, juga mama masukkan ke mulut
mama semuanya” Niko yang
mendengarnya begitu iri dengan Jaka.
“Terus, apa lagi ma?”
“Tapi dasar dia nakal, dianya pengen
lihat mama telanjang sayang” Niko
terkejut mendengarnya. Kurang ajar
sekali si Jaka, geramnya.
“Terus mama kasih?”
“Dia maksa terus sih yang, akhirnya
mama lepasin juga celana dalam mama.
Jadinya kami sama-sama telanjang
deh”
“Itu aja kan mah? Dia gak macam-
macam lagi kan?”
“Dikit sih, habis itu dia mainin
vagina mama pake jarinya, gak tahu
deh dia belajar itu dari mana, pintar
banget dianya. Ya.. lama-lama mama
gak tahan juga digitukan terus
sayang, jadi mama nikmatin aja” kata
Anisa menerangkan.
“ooh.. terus ma?” tanya Niko karena
dia penasaran, walaupun dia
sebenarnya ada rasa sakit hati pada
Jaka berbuat bejat pada mamanya.
“iya, habis itu si Jaka minta gesek-
gesikin penisnya ke vagina mama.
Tapi mama tolak, takut dia hilang
kontrol” kata Anisa. Niko cukup lega
mendengar jawaban mamanya.
“Tapi dianya maksa terus sih,
jadinya mama kasih juga. Dari pada
dia ngentotin mama, iya kan sayang?”
sambungnya lagi.
“Tapi gak sampai masuk kan ma?”
“Gak kok, cuma gesek-gesekin aja
kok. Tapi sesekali kepalanya nyelip
masuk juga sih.. hihi” jawab Anisa
tertawa seakan itu hal yang lucu.
"Terus kamu mau tau nggak Jaka
muncratnya dimana?" kata Anisa lagi.
"Dimana emangnya ma?" tanya Niko
penasaran harap-harap cemas.
"Di mulut mama, banyak amat" kata
Anisa sambil tertawa. Kepala Niko
makin berat mendengarnya.
“Coba tadi kamu yang menang, pasti
kamu yang dapat. Ya udah deh, mama
balik dulu yah? Udah puas kan?”
“Yah mama..” rengek Niko karena
masih merasa belum puas ditemani
mamanya.
“Udah ya, udah lewat jam 12 ini,
besok kamu sekolah kan?”
“Iya deh ma” jawab Niko lesu.
Akhirnya Anisa meninggalkan kamar
Niko.
Esoknya, Niko tidak melihat Jaka di
sekolah. Apa dia sakit? Tapi kemarin
dia masih sehat-sehat saja, bahkan
melakukan hal mesum ke mama. Atau
jangan-jangan Jaka bolos dan pergi
ke rumahnya? Pikir Niko. Dia betul-
betul tidak tenang di sekolah saat itu
memikirkan kalau dugaannya itu
benar. Saat pulang sekolah, Niko
buru-buru pulang untuk mengetahui
keadaan ibunya. Dia tidak menemukan
Jaka di rumah, tapi dia tidak
menanyakan pada mamanya apa Jaka
tadi kesini atau tidak.
Sorenya mereka melakukan latihan itu
lagi saat Jaka datang ke rumah. Tapi
berapa kalipun mencoba, Niko tidak
pernah menang dari Jaka. Sehingga
Jaka teruslah yang mendapatkan
hadiah mesum dari Anisa.
Esoknya, lagi-lagi Jaka tidak
kelihatan di sekolah, dia mulai yakin
kalau Jaka memang bolos dan pergi ke
rumahnya. Dia putuskan untuk cabut
dari sekolah diam-diam saat jam
istirahat untuk pulang ke rumah.
Yang ditakutinya sepertinya benar
terjadi. Terlihat sepatu yang dia
ketahui milik Jaka berada di depan
pintu rumahnya saat Niko pulang ke
rumah. Hati Niko jadi tidak karuan,
dia penasaran apa yang sedang
mereka lakukan di dalam, tapi dia
putuskan untuk mengintip dari kaca
samping rumah. Alangkah terkejutnya
dia melihat mamanya dan Jaka sedang
berciuman dengan mesranya. Sial si
jaka!! anjing!! umpatnya dalam
hati. Niko berusaha tenang
mengawasi dan menguping
pembicaraan mereka.
“Tante emang yang paling cantik
deh.. hehe”
“Huu.. gombal kamu, umur tante udah
33 gini”
“Benar deh, tetap cantik kok” goda
Jaka lagi, membuat Anisa jadi malu
karenanya.
“Tante.. Jaka mau lihat tante
telanjang lagi dong.. udah gak tahan
nih”
“Hihihi, gak tahan ngapain sih kamu?
Belum puas tadi tante isap? Udah
muncrat kan tadi di mulut tante?
hihi” goda Anisa sambil tertawa.
Tapi Anisa akhirnya bangkit juga
dari duduknya dan melepaskan daster
yang dia kenakan.
“Celana dalamnya iya juga dong
tante.. cepetan” suruh Jaka tidak
sabaran.
“Iya-iya.. dasar kamu..” kini Anisa
juga melepaskan celana dalamnya
sehingga dia telanjang bulat tanpa
ditutupi selembar benangpun.
“Tante, ngentot yuk..” ajak Jaka
kurang ajar. Niko yang mendengarnya
dari luar sini betul-betul geram
dibuatnya.
“Hush.. ngomong apaan sih kamunya,
kan udah tante bilang kalau ini
punyanya papa Niko. Gak boleh ya
sayang..” tolak Anisa.
“Yah.. pengen banget nih tante. Kan
gak ada siapa-siapa tante, boleh ya?
Bentar aja”
“Duh, gimana yah sayang, tante
sejujurnya penasaran juga sih.. hihi”
kata Anisa binal. Dia sebenarnya juga
penasaran bagaimana rasanya
bersetubuh dengan remaja sebesar
ini, terlebih penis Jaka juga cukup
besar untuk seusianya.
“Lah, tuh kan.. nunggu apa lagi? Yuk
tante..”
“Tapi tante gak enak nih sama Niko
dan suami tante”
“Bentar aja kok tante.. “ rayu Jaka
lagi mencoba meluluhkan Anisa.
“Ya udah deh, bentar aja yah.. dasar
kamunya mesum. Mama teman sendiri
dimesumin” setuju Anisa akhirnya.
Anisa mengajak Jaka ke arah sofa di
ruang tamu yang lebih panjang. Dari
tempat Niko berdiri sekarang dia
tidak dapat melihat mereka lagi. Tapi
tidak lama kemudian terdengar suara
desahan-desahan dari mereka. Niko
tidak tahan lagi, dia putuskan untuk
masuk ke rumah mengganggu mereka.
“Tok-tok” Niko menggedor pintu
rumahnya.
“Ma..” teriak Niko dari depan pintu.
“Iya sayang, sebentar..” teriak
mamanya dari dalam. Tidak lama
mamanya membuka pintu, dia telah
mengenakan dasternya kembali, tapi
tidak menggunakan dalaman apa-apa
lagi.
“Loh kok udah pulang sayang?”
tanya Anisa
“Lagi ngapain sih ma? Mandi? kok
basah gini?” kata Niko balik nanya
pura-pura tidak tahu melihat
mamanya basah oleh keringat.
“Ngg, tuh karena teman kamu..
Bukannya sekolah malah main kesini.
Jadinya mama keringatan-keringatan
lagi deh” jawab Anisa terus terang
sambil malu-malu seperti gadis
remaja.
Niko segera masuk ke rumah untuk
melihat keadaan, dia melihat Jaka
yang sedang bertelanjang bulat
duduk di sana. Tubuh Jaka juga
bermandikan keringat seperti Anisa.
Jaka bahkan cuek seakan tidak peduli
anak Anisa sudah pulang walau dia
baru saja mencumbui Anisa.
“Kalian habis ngapain?” tanya Niko.
“Gue habis ngentotin nyokap lo..
hahaha.. nganggu aja lo” jawab Jaka
kurang ajar.
“Jaka, apaan sih” kata Anisa dengan
wajah sebal.
“Tapi benar kan tante? Hehe”
“Sorry yah sayang, habisnya teman
kamu tuh.. nakal amat ke mama” hati
Niko benar-benar merasa tidak
karuan, mendengar itu dari mulut
mamanya.
“Tapi kok sampai gituan segala sih
ma? Bukannya kitanya cuma latihan
saja?” tanya Niko kesal ke mamanya.
“Tante, lanjut di kamar yuk, masih
tanggung nih” potong Jaka sebelum
mamanya sempat menjawab.
“Hmm.. Niko, gak apa kan kalo mama
lanjutin lagi?” tanya Anisa meminta
persetujuan Niko lagi, Anisa sendiri
masih merasa tanggung dan kesal
juga diganggu Niko.
“tapi kan mah…” sebenarnya Niko
ingin sekali menolak permintaan gila
Anisa. Tapi saat itu Niko melihat
Jaka mengepalkan tinjunya ke
arahnya hingga membuat nyalinya
ciut.
“i-iya deh ma, gak papa” jawab Niko
lesu. Anisa tersenyum kecil
mendengar persetujuan anaknya.
“Tante, suruh aja Niko ikut ke dalam.
Biar dia lihat gimana mamanya aku
entotin, hehe” kata Jaka kurang
ajar.
“Jaka!! Kok ngomongnya gitu sih.
Lagian malu tahu dilihatin Niko”
“Ya, gak apa lah tante, Niko pasti
mau banget tuh lihat, iya kan Niko?
hehe” cengengesnya ke Niko.
“Ya udah, kamu mau ikut masuk ke
dalam sayang?” tanya Anisa sambil
tersenyum manis ke Niko. Niko hanya
mengangguk menyetujuinya. Mereka
bertiga pun masuk ke dalam kamar
yang mana ternyata di sana ada
Windy yang sedang tertidur.
“Sini tante..” ajak Jaka. Jaka pun
langsung mengulum bibir Anisa yang
masih berdiri dan melepaskan daster
yang dikenakannya sehingga kini
Anisa jadi bugil lagi. Jaka menciumi
bibir Anisa dengan buasnya sambil
sesekali melirik ke Niko.
“Jilatin lagi tante” kata Jaka
melepaskan ciumannya. Anisa yang
paham maksud Jaka langsung
bersimpuh di depan remaja itu dan
mulai menjilati penis tersebut. Saat
menjilati penis Jaka, mata Anisa
bahkan melirik Niko. Dia juga seperti
berusaha tersenyum ke anaknya yang
sedang melihat mamanya menjilati
penis temannya itu, entah apa
maksud senyuman mamanya itu Niko
juga tidak mengerti. Jaka kini dengan
kurang ajarnya membenamkan seluruh
batang penisnya ke dalam mulut
Anisa, dia lalu menggoyangkan
pinggulnya seperti menyetubuhi
mulut Anisa.
“Cpak.. cpak..cpak.” suara peraduan
penis jaka dengan mulut Anisa.
Saat melakukan itu, Jaka sengaja
menunjukkan ekspresi kenikmatan ke
arah Niko, yang tentu saja makin
membuat hati Niko sakit, tapi entah
kenapa Niko juga ngaceng melihat
tingkah mereka berdua.
“Ngghm.. ngghmmm” suara Anisa
mengerang karena mulutnya dijejali
penis Jaka hingga mentok ke
kerongkongannya. Jaka yang
mengetahui hal tersebut malah
menahan kepala Anisa, membuat Anisa
menepuk-nepuk paha Jaka supaya
dia mau berhenti. Jaka masih saja
membenamkan penisnya hingga
akhirnya Anisa terlihat muntah,
mengeluarkan sedikit cairan dari
lambungnya karena kerongkongannya
sakit dijejali penis Jaka hingga
mentok.
“Hosshhh..hmmffhh, kamu kasar
amat sih Jak?” kata Anisa agak kesal
sesak nafas sambil mengelap dagunya
yang basah oleh liur dan
muntahannya kemudian menengok ke
arah Niko yang berdiri di sana. Niko
yang menyaksikan ini makin pedih
saja hatinya, melihat mamanya
diperlakukan tidak senonoh dan
brutal oleh temannya sendiri.
“Hehe.. lagi yah tante” ajak Jaka
lagi. Tanpa memberi kesempatan
Anisa menjawab, Jaka kembali
menjejalkan penisnya ke dalam mulut
Anisa lagi, mengaduk-aduk mulut
Anisa dengan penis Jaka sebrutal tadi
hingga Anisapun lagi-lagi muntah
dibuatnya. Jaka melakukan hal
tersebut beberapa kali lagi pada
Anisa, di depan Niko. Puas melakukan
hal tersebut, Jaka kemudian
mendorong Anisa ke ranjang dan
mencumbuinya lagi.
“Tante.. masukin yah?” tanya Jaka
yang sudah tidak sabar.
“Tapi kan.. “ kata Anisa sambil
melirik ke Niko. Dia begitu malu
melakukannya di depan anaknya
berbuat seperti ini walaupun dia
sudah tidak tahan untuk dimasuki
penis Jaka.
“Udah.. biar aja tante, gak papa kan
Niko gue entotin nyokap lho?” tanya
Jaka dengan senyum licik. Niko tidak
menjawab pertanyaan Jaka, dia tidak
tahu apa yang sedang dia pikirkan
sendiri. Dia sangat marah, cemburu
dan sakit hati melihat adegan ini
semua, tapi dia juga sangat
terangsang juga karenanya.
Mamanya, telah diambil... oleh
temannya sendiri.
Melihat Niko tidak menjawab, Jaka
hanya cengengesan sendiri. Jaka tau
apa yang dipikirkan Niko, karena dia
memang sengaja memperlihatkan ini
pada Niko.
“Sayang? Kok diam? Boleh gak nih?”
tanya Anisa ikut-ikutan. Anisa
sendiri sebenarnya sudah tidak tahan
untuk ditusuk Jaka. Entah apa yang
ada dipikiran Anisa, dia mengkhianati
suaminya, bermain dengan teman
anaknya sendiri dan di depan anaknya
yang polos yang hanya bisa melihat
saja.
“Bo-boleh mah..” jawab Niko
akhirnya dengan suara pelan. Kalau
dia jawab tidak boleh bisa saja dia
akan dihajar habis-habisan oleh
Jaka diluar sana.
“Boleh apa sayang?” tanya Anisa lagi,
sepertinya dia malah sengaja
menggoda anaknya ini. Niko sendiri
merasa tidak enak lidahnya untuk
menyebutnya secara vulgar begitu.
“Boleh ng-ngetotin mama” kata Niko
lagi. Sebuah senyuman terpancar dari
bibir Anisa, yang tidak diketahui apa
maksudnya oleh Niko. Jaka yang
mendengar tanya jawab ibu dan anak
itu juga ikutan terseyum dan mulai
mengarahkan kemaluannya ke liang
vagina Anisa. Dia mulai mengaduk
kelamin Anisa dengan penisnya di
depan Niko, bahkan didepan si kecil
Windy yang ternyata sudah
terbangun dari tidurnya. Kalau Windy
bisa berpikir tentu saja dia juga
akan marah melihat mamanya ditindih
bukan oleh papanya. Tapi Windy yang
masih kecil hanya bisa melihat saja
mamanya yang sedang telanjang lagi
disetubuhi oleh pria ini, bahkan dia
sempat tertawa sendiri melihat
mamanya yang tampak keenakan
begitu. Gila memang, Anisa
disetubuhi di depan anak-anaknya.
“Nngh.. Sayang..” panggil Anisa ke
Niko.
“Ya mah?”
“Jangan oughh.. kasih tau papa ya?
Ngghmmhh..”
“I-iya mah” jawab Niko.
“Windy cayang.. kamu juga jangan
kasih tau papa ya? Hihi” kata Anisa
mengajak si kecil Windy bicara sambil
tertawa. Tentu saja Windy tidak
akan bisa memberitahu papanya apa
yang sedang dilakukan ibunya ini.
Tapi Anisa malah melakukan hal iseng
bertanya seperti itu ke bayinya dan
menganggapnya lucu. Si Windy yang
tidak mengerti malah tertawa saja ke
arah mamanya yang sedang
disetubuhi. Betul-betul suasana yang
gila.
Niko yang menyaksikan hal ini tanpa
sadar membuat penisnya berdiri dari
balik celana. Dia ingin sekali rasanya
menggantikan posisi Jaka disana,
meskipun wanita itu adalah ibunya
sendiri. Jaka yang mengetahui apa
yang sedang Niko pikirkan malah
berbisik ke Anisa.
“Gak ah.. gila kamu..” jawab Anisa
setelah dibisiki Jaka.
“Gak apa lah tante.. kasihan tuh
Niko nya.. hehe”
“Nggak.. ada-ada aja kamunya”
“Ada apa ma?” tanya Niko
penasaran.
“hmm.. Jaka ajak kamu ikutan tuh,
tapi gak mama bolehin lah” jawab
Anisa.
“Yah.. tante.. Niko udah penasaran
banget tuh pastinya, hehe.. tapi ya
udah deh kalau gak boleh. Jaka bisa
puas sendiri.. hehe” kata Jaka sambil
tersenyum remeh ke Niko dan kembali
menggoyangkan pinggulnya. Mereka
kini berganti posisi, Anisa
menungging dan Jaka menyetubuhinya
dari belakang.
“Nggh.. oughh.. terus sayang.. yang
kencang…” racau Anisa.
“ougghh.. rasain ini tante nakal,
lonte binal” celoteh Jaka kurang
ajar. Mereka saling melenguh dan
meracau kenikmatan sambil berkata
kotor. Bahkan kata-kata yang
ditujukan Jaka pada Anisa menjurus
melecehkan. Anisa yang mendengar
hal tersebut malah makin bangkit
birahinya, sedangkan Niko makin
sakit saja hatinya mendengar
mamanya dilecehkan begitu.
“Nggmmh.. terus sayang, entotin
tante sesukamu.. ngmmhh.. entotin
tante di depan anak-anak tante..
ougghh” racau Anisa menggila.
“Iya.. oughh, anak-anak tante harus
tahu kalau mamanya binal dan nakal”
balas Jaka.
“Nggghh..Iya sayang, tante memang
nakal.. terus sayang.. entotin
mamanya Windy dan Niko ini pake
kontol kamu yang gedeee.. ougghh..
nggghhh” Mereka terus saja meracau
gila-gilaan. Anisa yang paling gila
karena dia melakukan ini di depan
anak-anaknya, bahkan meladeni
omongan vulgar Jaka. Entah apa yang
akan terjadi pada diri anak-anak
Anisa ini esok, terlebih bagi si kecil
Windy. Untuk melihat mama dan
papanya bersetubuh saja mungkin ini
sudah tidak baik, tapi ini malah dia
diperlihatkan adegan mamanya yang
sedang selingkuh, melihat mamanya
disetubuhi di hadapannya serta
diperdengarkan kata-kata kotor
yang vulgar oleh mamanya sendiri.
Anisa sendiri malah seperti tidak
ambil pusing karenanya.
Niko yang memang dari tadi sudah
tidak tahan hanya bisa mengelus
penisnya dari balik celananya. Dari
tadi bahkan dia belum sempat
mengganti pakaian seragamnya
karena terlebih dahulu disuguhi
pemandangan seperti ini. Jaka yang
melihat tingkah Niko lagi-lagi mulai
memancing suasana hati Niko. Sambil
masih menggenjot Anisa dari
belakang, dia menciumi bibir Anisa
dan meremas buah dada Anisa hingga
tampak air susunya menetes-netes.
Air susu yang seharusnya menjadi
makanan bagi anaknya Windy kini
terbuang percuma karena perlakuan
Jaka.
“Ngghh… Duh.. Jaka, pelan-pelan
dong.. sakit” erang Anisa karena
remasan tangan Jaka yang kasar di
buah dadanya. Jaka seperti tidak
mendengar perkataan Anisa dan
masih saja meneruskan aksinya,
membuat ranjangnya mulai basah
karena ceceran susu Anisa. Niko yang
dari tadi hanya menonton sudah
melepaskan celana beserta celana
dalamnya. Dia beronani menyaksikan
adegan didepannya ini. Mamanya yang
sedang disetubuhi oleh temannya
sendiri. Meskipun hanya onani, tapi
tetap saja dia kalah dengan Jaka
yang masih bertahan menyetubuhi
Anisa. Dia klimaks dengan hanya
melihat adegan tersebut. Jaka yang
melihat Niko sudah keluar malah
tertawa melecehkan. Anisa juga
hanya tersenyum melihat anaknya
yang sudah muncrat.
“Lihat tuh anak tante, lemah amat..”
ejek Jaka.
“Hihi.. sayang? kamu udah keluar
yah?” tanya Anisa yang juga
terdengar seperti nada melecehkan
bagi Niko. Membuat Niko malu bukan
main karenanya.
“Tante.. nanti Jaka keluarin di dalam
yah??”
“Kamu mau keluarin di dalam? Itu
tempat Niko lahir loh.. mau kamu
siramin pake peju kamu yah? Nakal
kamu..”
“Iya.. boleh yah tante.. pasti enak
nih..”
“Iya deh.. Niko, gak apa kan kalau
Jaka keluar di dalam? Di tempat kamu
lahir dulu?” tanya Anisa pada
anaknya itu. Niko yang mendengar
pertanyaan mamanya ini malah
membuat darahnya berdesir,
perkataan mamanya begitu
provokatif dan mengaduk hatinya.
“Gimana Niko? Boleh nggak Jaka
numpahin benihnya ke rahim mama
kamu ini?” tanya Anisa lagi.
“I-iya mah..” jawab Niko pelan, dia
tidak tahu kenapa bisa jadi seperti
ini. Anisa tersenyum mendengar
jawaban anaknya, begitu pula Jaka.
Sungguh perasaan Niko campur aduk
dibuatnya.
“Kamu harus belajar dari Jaka nih
sayang.. dianya kuat” kata Anisa
dengan meninggikan intonasi kata
kuat. Jaka hanya cengengesan ke
Niko mendengar perkataan Anisa.
Setelah cukup lama Jaka menggenjot
Anisa, akhirnya Jaka tidak bisa lagi
menahan laju spermanya untuk
menumpahkan spermanya membuahi
rahim Anisa.
“Ougghh.. terima peju Jaka tante..
ughh..”
“nngghh… iya sayang.. keluarin yang
banyak, penuhi rahim tante dengan
peju kamu”
“Oughhh.. Anisaaaa”
“Iya sayang.. tante juga
sampaaaaaiiiii” erang mereka
kenikmatan saat peju Jaka muncrat
dengan banyaknya memenuhi rahim
subur Anisa. Entah apa jadinya kalau
Anisa sampai hamil oleh Jaka, teman
anaknya sendiri. Mereka akhirnya
terbaring kelelahan di ranjang,
sejajar dengan Windy yang juga
terbaring di kasur yang sama.
“Windy cayang.. om Jaka kuat amat
loh.. kamu kalau sudah besar boleh
tuh ikutan cobain..hihi” kata Anisa
iseng dengan nafas nggos-ngosan
mengajak Windy bicara. Betul-betul
gila omongan Anisa, mengajak bicara
anaknya seperti itu. Menawarkan
anaknya untuk boleh disetubuhi pria
ini kelak kalau sudah besar. Jaka
yang mendengar omongan Anisa
sampai cengengesan dibuatnya.
“Tante, boleh gak Jaka main kesini
tiap hari?”
“Hmm.. boleh aja kok, tapi kamu
sekolah dulu, baru kesini.. ntar gak
lulus lagi kamunya gara-gara tante”
“Hehe.. gak apa kok tante, biarin gak
lulus asal bisa terus bersama tante”
“Huu.. gombal kamunya, ada-ada aja.
Udah sana kamu pulang, bentar lagi
Om pulang”
“Okey deh sayang..” setuju Jaka
sambil mencium kening Anisa. Setelah
beberapa saat beristirahat Jakapun
pulang dari rumah Niko, Anisa
mengantarnya hingga ke depan rumah
dengan masih bertelanjang bulat
sambil mengendong bayinya. Anisa
bahkan mengangkat tangan Windy lalu
melambai-lambaikannya seperti
mengatakan bye-bye ke arah Jaka.
"Ayo cayang.. bilang dadah ke Om
Jaka.. dadaaah... hihihi" kata Anisa
ke bayinya sambil tertawa-tawa.
Jaka hanya tersenyum melihat
tingkah Anisa ini, sedangkan Niko
bertambah sakit hatinya. Dia
akhirnya benar-benar telah
menghilang dari pandangan Niko dan
Anisa, tapi sebenarnya mimpi buruk
baru saja dimulai.
*
Esok hari, lagi-lagi Jaka tidak
terlihat di sekolah. Niko yang
menyadari bahwa Jaka pasti berada
di rumahnya seakan tidak dapat
berbuat apa-apa. Nyalinya begitu
kecil untuk mengatakan apa yang
sebenarnya dia rasakan, rasa sakit
melihat mamanya diambil orang lain,
mengkhianati papanya dengan cara
begitu. Dia menyesal karena
membawa Jaka ke rumah, Niko
merasa dia sendirilah yang
menyebabkan hal ini terjadi.
Seharusnya dia tidak menyetujui ide
mamanya untuk membawa teman
segala. Hatinya sangat sakit, pedih
tak terkira. Seharusnya aku melawan,
tapi kenapa hanya diam begini, sial,
batinnya.
Niko melihat perbuatan bejat Jaka
lagi pada mamanya saat dia pulang ke
rumah. Ya.. Jaka memang sengaja
tidak sekolah tadi dan melakukan hal
ini lagi. Esok hari dan seterusnya
selalu begini, sekarang sudah
seminggu Jaka tidak sekolah dan
malah datang ke rumah Niko.
Melakukan hal mesum terhadap ibu
kandung Niko disaat papa dan
anaknya tidak di rumah.
Pagi itu lagi-lagi Jaka datang ke
rumah Niko. Kebetulan sejak dua hari
lalu suaminya sedang ada keperluan
bisnis di luar kota selama seminggu.
“Dasar kamu Jaka, udah seminggu kan
kamu gak masuk sekolah?” tanya
Anisa saat membukakan pintu untuk
Jaka.
“Hehe.. biarin tante”
“Dasar kamu.. dikasih tahu malah
bandel” kata Anisa gemas mencubit
pipi Jaka.
“Tante, Jaka bawa teman nih..”
“Hah? Rese ah kamunya gak bilang-
bilang.. kan tantenya bisa siap-siap
dulu.. hihi” kata Anisa karena saat
itu Anisa hanya mengenakan kemeja
putih dan celana dalam saja.
Ternyata di belakang Jaka ada tiga
orang temannya yang lain. Dada Anisa
entah kenapa jadi berdebar seperti
ini. Dia penasaran apakah akan
terjadi gangbang pada dirinya hari
ini. Sebuah fantasi liar yang dia
miliki dari dulu.
“Ya udah.. ajak teman-temanmu
masuk deh..”
Saat masuk ke rumah, mereka
mencium tangan Anisa layaknya anak
yang baik, membuat Anisa jadi
tersenyum. Mereka semua ternyata
sudah sma, sepertinya itu teman-
teman Jaka yang memang seumuran
dengannya. Tampak penampilan
mereka acak-acakan, dengan seragam
yang lusuh dengan beberapa coretan.
Jelas dari penampilan mereka kalau
mereka adalah murid yang suka bolos
sekolah, merokok, bahkan tawuran.
“Anggap rumah sendiri yah.. Kalian
mau minum apa?” tanya Anisa
menawarkan.
“Susu kalau ada tante..” kata salah
satu dari mereka dengan lancangnya.
Dia lalu tertawa diikuti teman-
temannya.
“Ye.. kalau itu nanti dong.. kalian
pasti kebagian kok semuanya”
“Stoknya gak terbatas ya tante?
hehe” goda salah satu dari mereka.
“Iya.. gak abis-abis pokoknya… hihi”
jawab Anisa mengikuti pembiacaraan
porno mereka.
“Jadi kalian mau minum apa nih?
Tante bikinin es teh aja ya?” kata
Anisa lalu menuju ke dapur. Setelah
membuatkan es teh untuk mereka
berempat, Anisa ikut duduk dan
mengobrol dengan mereka.
“Nih minumnya..”
“Makasih tante” kata mereka hampir
bersamaan.
“Nama kalian siapa aja sih? Satu
sekolah semua?”
“Iya tante, saya Rido tante..”
“Bimo tante..”
“Saya Amir tante..” kata mereka
bergantian memperkenalkan diri.
“Tante, katanya Jaka sering kesini
yah? Ngapain aja tuh tante?” tanya
Amir.
“hmm? Dasar kalian pura-pura gak
tahu.. mana mau kalian datang kesini
kalau gak diberi tau Jaka.. dasar”
mereka tertawa mendengar kata-
kata Anisa.
“Terus kami boleh juga gak tante?”
“Boleh ngapain? Ayo udah mesum
aja..” goda Anisa.
“Itu tante… ngentotin tante” kata
Rido vulgar.
“Hushh.. gak sopan amat, datang-
datang minta gituan, tante bilang
suami tante ntar hihi..” kata Anisa
sambil tertawa.
“Jadi gak boleh yah tante?”
“Hmm.. boleh nggak yah..” goda Anisa
lagi main tarik ulur.
“Boleh dong tante.. kalau gak boleh
ntar kita paksa lho.. hehe” kata
Rido.
“Huu.. enak aja maksa-maksa. Boleh
deh.. dari pada tantenya kalian
perkosa.. hihi”
“Hehe.. gitu dong tante.. kan enak..
hehehe”
Jaka dari tadi hanya diam saja
memperhatikan teman-temannya
menggoda Anisa. Dia hanya
tersenyum-senyum saja melihat
bagaimana teman-temannya
menggoda wanita bersuami ini.
“Terus mau sekarang?” pancing
Anisa.
“Hehe.. boleh..” langsung mereka
menyerbu Anisa, mereka berlomba-
lomba melepaskan pakaian yang
mereka kenakan. Salah satu fantasi
liar Anisa sepertinya akan terwujud
hari ini, melakukan gangbang dengan
mereka.
Mereka mulai menjamah tubuh Anisa
bersamaan, menciumi dan
menggerayangi Anisa. Kemeja yang
digunakan Anisa sudah terbuka
bagian depannya tapi masih
dibiarkan tergantung dibadan Anisa,
sehingga memberi kesan seksi. Mulut
mereka berganitan mencicipi
nikmatnya asi dari buah dada Anisa
yang sekal. Mereka seperti ingin
menyedot habis seluruh isi buah dada
tersebut dan tidak menyisakannya
untuk bayi kecil Anisa.
“Duh.. geli, dasar kalian, beraninya
keroyokan”
“Hehe.. tapi tante suka kan kalau
kita keroyok gini?”
“Huh, dasar mesum..” kata Anisa
sambil tertawa.
“Aww.. pelan-pelan sayang..” kata
Anisa ke Rido karena menggigit
putingnya cukup keras.
“Tante gak larang kalau mau gigit,
tapi pelan-pelan dong.. jangan
keras-keras amat”
“Ini satu, jarinya nakal amat nyolek-
nyolek memek tante..” kata Anisa
pura-pura kesal ke Amir. Mereka
hanya tertawa dan terus saja
melakukan aksi mesumnya sambil
bergantian menetek. Vagina Anisa
bergantian dikobel oleh tangan-
tangan nakal mereka, tangan mereka
bergantian merasakan seluk beluk
liang Vagina wanita bersuami ini.
“Udah ah, kalian nakal. Sini tante
jilatin dulu kontol kalian..” tawar
Anisa nakal. Mereka berempat
kemudian berdiri mengelilingi Anisa
yang bersimpuh di bawah mereka.
Anisa mulai menjilati penis mereka
satu persatu sambil mengocok penis
lainnya. Lagi asik-asiknya menikmati
penis para remaja tersebut, Anisa
dikejutkan oleh suara tangisan
Windy.
“Duh.. anak tante bangun tuh..
bentar yah, sepertinya dia lapar”
kata Anisa beranjak dari hadapan
mereka dan menjemput bayinya di
kamar. Anisapun kembali dengan
menenteng bayinya tidak lama
kemudian.
"Kamu nakal yah sayang ngangguin
mama jilatin kontol mereka, kasian
tuh om-om itu udah mupeng banget
sama mama.. hihi" kata Anisa iseng
mengajak bicara bayinya saat
kembali duduk di antara para remaja
itu.
"Kamu lapar yah sayang? ayo
cepetan mimik, kalo ga mama kasih
om-om itu loh susunya.." kata Anisa
sambil menyodorkan buah dadanya ke
Windy sambil melirik tersenyum manis
ke arah para remaja yang tentunya
makin mupeng melihat tingkah Anisa
itu. Si kecil Windy yang memang
sedang lapar tentu saja langsung
mengulum buah dada Anisa. Kalaupun
ia mengerti apa yang dikatakan
mamanya tentu saja dia juga tidak
akan mau mereka mengambil air susu
mamanya.
“Mau lanjutin gak?” tawar Anisa
sambil masih menyusui Windy.
“Gak apa tante?” tanya mereka
heran.
“Iya.. gak papa kok” Sungguh gila,
sekarang Anisa malah mengulum penis
mereka bergantian yang mana Windy
masih digendong dan menyusu
padanya. Tangan Anisa menggendong
bayinya, sehingga kini tidak bisa lagi
mengocok penis mereka. Sungguh liar
dan binal sekali pemandangan
tersebut. Mereka bergantian
menyuapi dan membenamkan penis
mereka bergantian ke mulut Anisa,
yang mererima penis mereka sambil
tertawa-tawa sedangkan Anisa
sendiri masih menyusui bayinya, atau
dapat dikatakan keduanya sama-sama
sedang menyusu, si kecil Windy
menyusu ke ibunya sedangkan ibunya
menyusu ke penis-penis remaja itu.
Pemandangan itu membuat para
remaja tersebut terkagum dan
terheran-heran melihat betapa binal
dan nakalnya Anisa. Apalagi kemeja
yang masih menggantung ditubuhnya
serta celana dalam yang masih tersisa
menambah kesan seksi padanya. Anisa
sendiri merasakan sensasi luar biasa.
Sempat juga terlintas sebuah pikiran
nakal Anisa kalau tiba-tiba suaminya
pulang dan menemukan dirinya sedang
berbuat mesum dengan para remaja
berandal ini, tapi semakin dia
pikirkan entah kenapa dia semakin
terangsang dibuatnya.
Tapi tiba-tiba Anisa dikagetkan oleh
kehadiran Niko yang tiba-tiba
datang dan menghantamkan tinjunya
ke salah satu dari mereka hingga
orang itu tersungkur. Tidak terima
temannya dipukul, mereka langsung
mengejar dan menghajar Niko hingga
Niko pun tersungkur. Melihat
anaknya dihajar membuat Anisa
berteriak histeris minta berhenti.
“Berhentiii… tolong berhenti.. ya
Tuhan.. please stooooppppp!!!”
teriak Anisa mencoba menghentikan
mereka. Mereka pun akhirnya mau
berhenti. Tampak disana Niko
meraung kesakitan dihajar beramai-
ramai. Tentu saja naluri keibuan
Anisa muncul untuk menolong anaknya
tersebut. Dia letakkan bayinya dan
pergi ke tempat Niko tergeletak
kesakitan.
“Sayang.. kamu gak apa-apa?” tanya
Anisa cemas. Tapi Niko tampak
menepis tangan Anisa, kemudian
bangkit dan jalan tertatih menuju ke
kamarnya. Hati Niko menahan sakit
yang lebih dari pada yang dirasakan
tubuhnya ini.
“Sayang?” panggil Anisa lirih. Niko
terus saja berjalan ke kamarnya dan
menghilang di balik pintu. Para
remaja tersebut malah tertawa
cengengesan saja melihat hal itu.
Anisa sendiri ingin ke kamar Niko
untuk memastikan keadaan anaknya,
namun dicegah oleh para berandal
tersebut. Mereka menarik lagi Anisa
ke sofa dan mulai menjamah Anisa
lagi. Anisa juga merasa tidak nyaman
dihatinya, entah kenapa semua ini
bisa terjadi dan berakhir seperti ini.
Dia berusaha tetap tersenyum pada
para remaja mesum ini walaupun
pikirannya berkecamuk. Tetap saja
melayani nafsu mereka padahal
anaknya sedang merintih di sana.
Suara erangan dan rintihan pun
terdengar se isi rumah itu. Termasuk
Niko yang mengurung diri di kamar.
Niko dengan pandangan kosong
menatap ke lantai kamarnya, suara-
suara erangan mamanya terdengar
jelas dari sini. Parahnya, mereka
bahkan menginap di sana malam itu,
menggangbang Anisa dengan liarnya
sepanjang malam, menggenjot lubang
vagina dan anus Anisa dalam waktu
bersamaan, menyiram tubuh Anisa
dengan sperma mereka, baik di dalam
maupun di sekujur tubuhnya. Niko
hanya menghabiskan waktunya
mengurung diri di kamar malam itu,
telinganya dicekoki suara-suara yang
membuat hatinya semakin dan
semakin sakit.
Esoknya, hari minggu. Saat keluar
kamar Niko melihat mamanya masih
saja dicabuli orang-orang itu.
Mereka bahkan tertawa cengengesan
ke arah Niko, sedangkan mamanya
ingin menyapa Niko tapi sayang mulut
Anisa saat itu sedang tersumpal
penis. Hari itu, hampir sepanjang
hari juga Niko melihat dan mendengar
hal-hal mesum yang dilakukan
terhadap mamanya tersebut,
meskipun lebih banyak dia habiskan
waktunya mengurung diri di kamar.
Baru menjelang malam mereka pulang
dari sana setelah hampir dua hari
menginap.
Anisa merasa tidak nyaman di
hatinya, dia putuskan untuk menemui
Niko setelah dia membersihkan diri
dan meniduri bayinya. Dia ketuk
pintu kamar Niko, tapi tidak ada yang
menjawab. Anisapun lalu membuka
pintu kamar yang tidak terkunci itu.
Dia lihat anaknya sedang menonton
tv di kamarnya, dengan pandangan
hampa.
“Sayang.. maaf yah sampai kayak ini.
Kamu marah yah sama mama?” tanya
Anisa, tapi terlihat Niko hanya diam
saja. Ya.. melihat hal gila seperti itu
setiap hari perlahan membuat mental
Niko hancur, dia sekarang jadi sering
menyendiri, bermenung dan hilang
selera makan.
“Sayang? Kok diam?”
“Dasar pelacur..” jawab Niko dingin.
Alangkah terkejutnya Anisa
mendengar perkataan anaknya,
dadanya serasa dihantam, air
matanya ingin menetes. Anisa sadar
dia telah melakukan hal yang betul-
betul gila, sesuatu yang telah
menyakitkan hati anaknya.
“Sayang..” kata Anisa lirih.
“dasar.. PELAACUUUUR!!” teriak
Niko pada Anisa.
“Plaaakk” sebuah tamparan keras
hinggap di pipi Niko, meninggalkan
jejak merah disana. Air mata Niko
menetes, dia kini menangis. Anisa
yang merasa bersalah memeluk
anaknya tersebut, membiarkan Niko
menangis dalam pelukannya. Anaknya
menangis tersedu-sedu di sisinya.
Tapi entah bagaimana mulanya, kini
tangan Niko mengusap dan memeluk
tubuh Anisa dengan penuh nafsu.
Mulutnya menciumi bibir Anisa
bertubi-tubi seperti seorang kekasih
yang lama tak jumpa.
“Sayang.. kamu kenapa?” tanpa
menghiraukan pertanyaan mamanya
Niko terus saja menjamah tubuh
Anisa. Niko dorong tubuh Anisa
sehingga kini Anisa terlentang di
ranjang. Sekilas, Anisa melihat ke
mata anaknya, tatapan matanya kini
sudah berubah, tidak seperti Niko
yang dia kenal sebelumnya.
Pandangan mata dingin yang dipenuhi
nafsu. Niko melanjutkan menindih
tubuh ibunya tersebut, menjamah
dan menciumi wajah Anisa penuh
nafsu. Sekarang, dengan tergesa-
gesa Niko melepaskan celananya,
serta melepaskan celana dalam yang
digunakan Anisa dari balik roknya.
Dengan kesetanan dia hujamkan
penisnya ke vagina ibunya tersebut.
“Sayang..” kata Anisa lirih. Anisa
merasa hatinya teriris, tidak
menyangka perbuatannya ini telah
merubah kepribadian anaknya. Dia
sungguh menyesal, tapi sekarang
sudah terlambat, biarlah yang akan
terjadi terjadilah. Dia akhirnya
mengikuti permainan Niko, sambil
Niko menyetubuhinya dengan brutal,
Anisa melayani ciuman anaknya. Niko
menyetubuhi ibunya dengan
brutalnya, entah kenapa sekarang dia
menjadi lebih tahan untuk tidak
segera ejakulasi. Sepertinya
pelatihan dari Anisa berhasil, meski
memerlukan pengorbanan yang besar
akhirnya, sebuah pengorbanan yang
tidak mereka sangka ini bisa terjadi.
“Sayang.. terus.. entotin mama..
puasin nafsu kamu ke mama yang
selama ini kamu pendam.. iya.. terus
sayang.. maafin mama baru bisa
memberinya sekarang.. oughh..
puaskan nafsumu anakku.. puaskan..”
rintih Anisa.
“Oughh…”
“Ngmmhh.. sayang..”
Suara erangan mereka terdengar
memenuhi kamar Niko. Saling
bersahutan hingga akhirnya Niko
menumpahkan spermanya ke dalam
rahim Anisa, ke tempat dia lahir dulu.
“Sayang.. kamu puas?” tanya Anisa
lirih ke Niko.
“Iya mah.. maafin Niko” kata Niko
yang sepertinya telah sadar apa yang
telah dia lakukan.
“Gak papa sayang.. biarlah yang
sudah terjadi begitu adanya. Mulai
sekarang mama milik kamu. Kamu gak
usah segan dan malu lagi minta ke
mama” mereka kini saling berpelukan.
Malam itu mereka melanjutkan satu
ronde lagi sebelum tidur bersama.
Kini dan seterusnya, Anisa telah
merelakan tubuhnya untuk dinikmati
Niko, anaknya.
*
Esoknya , Jaka masih saja datang ke
rumah itu. Tapi kini dia hanya datang
sendiri. Meski begitu ternyata Anisa
tidak disetubuhi Jaka seorang, ya..
sekarang Niko ikut bersamanya,
menyetubuhi ibunya, Anisa. Mereka
melakukan threesome antara Anisa,
Jaka, dan Niko.
“Oughh… Sayang.. terus anak-
anakku.. setubuhi aku..” racau Anisa
menggila. Kedua lubangnya dimasuki
penis mereka. Jaka menggenjot
lubang vaginanya sedangkan anaknya,
Niko menggenjot lubang anusnya.
“Mah.. enak.. mau keluar..” erang
Niko.
“Saya juga tante.. udah gak tahan”
erang Jaka.
“Keluarin di mulut mama aja sayang..”
pinta Anisa. Mereka mencabut penis
mereka dan berdiri di depan Anisa
yang kini bersimpuh dan membuka
mulut lebar-lebar di bawah mereka.
“Croot.. crooot” penis mereka
memuntahkan lahar putih yang
berlomba-lomba memasuki mulut
Anisa. Tampak begitu banyak lelehan
sperma di mulut Anisa, mulutnya tidak
kuasa menampung semuanya hingga
beberapa tercecer ke dagunya dan
menetes di pahanya. Sebelum menelan
sperma mereka, Anisa memanjakan
mata remaja tersebut dengan
memainkan sperma mereka di
mulutnya. Mengenyam-ngenyamnya
seperti makan nasi, berkumur-kumur
dengan sperma tersebut hingga
akhirnya dia menelan seluruh sperma
tersebut masuk ke dalam lambungnya.
“Gimana? Puas?” tanya Anisa sambil
tersenyum manis ke mereka.
“Iya tante.. puas banget hehe..”
“Iya mah.. makasih yah ma..”
“Hihi.. kan mama udah nih minum
‘susu kental’ dari kalian, sekarang
giliran kalian deh kalau mau juga
minum susu mama, mau nggak nih?”
tanya Anisa menggoda.
“Mauuu..” sorak mereka serempak
menyerbu buah dada Anisa. Mereka
menyusu ke kedua payudara Anisa.
Jaka sebelah kanan, dan Niko sebelah
kiri.
“Hihi.. sabar dong kaliannya.. sisain
untuk Windy juga..” tapi mereka
terlalu sibuk mengulum dan meminum
susu dari payudara Anisa hingga
tidak mendengar apa yang
dikatakannya. Anisa hanya tersenyum
saja sambil mengusap rambut
keduanya. Sesekali dia tertawa kecil
kegelian karena permainan lidah dan
gigi mereka.
Sejak saat itu mereka terus
melakukan hal tabu tersebut, bahkan
saat papanya ada di rumah. Saat itu
Niko mengajak Jaka untuk menginap
di rumah. Tentu saja papanya tidak
curiga sama sekali karena merupakan
hal yang biasa. Tapi malamnya saat
papanya sudah tertidur, barulah
Anisa dikerjai, di belakang suaminya,
oleh anaknya dan teman anaknya.
Niko juga mulai ikut-ikutan membolos
walau tidak sesering Jaka, Niko
berpura-pura ke sekolah dan
berpamitan pada kedua orangtuanya
seperti biasanya.
“Ma.. Pa.. Niko berangkat dulu” Kata
Niko pamit mencium tangan ke dua
orang tuanya.
“Maaf papa gak bisa antar hari ini
juga..” kata papanya karena dia juga
akan berangkat kerja.
“hati-hati sayang..” kata Anisa.
Saat mencium tangan ibunya, Niko
sempat berbisik pelan ke Anisa.
“Mah.. tungguin yah.. bentar lagi
Niko pulang” bisik Niko.
“Dasar kamu, sekolah tuh yang
benar, pake cabut segala.. ya udah,
tapi cepetan yah.. hihi” bisik Anisa
juga. Niko juga ikutan tertawa kecil.
“Daaaah.. pa… ma…” Niko
meninggalkan rumah, tapi yang tanpa
sepengetahuan papanya, setelah
papanya berangkat kerja, Niko malah
kembali ke rumah. Menghabiskan
harinya bermesraan dengan ibunya,
Anisa. Mulai dari sekarang, apa yang
akan terjadi hanya mereka yang tahu
dan tetap akan menjadi rahasia
mereka.
BELUM TAMAT
“Ma.. Papa pergi dulu yah.. hati-hati
di rumah”
“Iya.. Papa yang hati-hati di jalan,
mama kan ada Niko yang jagain. Awas
ya kalau Papa macam-macam singgah
kemana-mana, tak hajar nanti.. hihi”
Bisa-bisanya Anisa berkata demikian,
padahal dia yang selalu macam-macam
selama ini saat suaminya tidak ada.
Untuk beberapa hari ini, Panji suami
Anisa harus ke kampung halamannya
mengunjungi mamanya yang tiba-tiba
jatuh sakit. Dari kabar yang mereka
dapatkan mamanya terserang demam
tinggi. Tapi Panji sendiri tidak
tenang dan ingin memastikan keadaan
mamanya langsung. Awalnya Anisa
sendiri ingin menemani suaminya, tapi
suaminya menolaknya karena kasihan
Windy yang masih kecil yang harus
ikut perjalanan jauh. Yang tidak
disadari oleh Panji bahwa itu adalah
keputusan yang salah.
“Hahaha.. gak bakal lah ma, kan udah
punya istri begini cantiknya” kata
Panji menggoda istrinya. Anisa
sendiri tersenyum mendengarnya,
sebuah senyuman yang memiliki arti
lain bagi Anisa. Maaf yah suamiku,
istri yang kamu bilang cantik ini yang
malah bermain dibelakangmu, ada
orang lain yang menikmati kecantikan
istrimu ini, anakmu dan temannya,
batin Anisa.
“ Niko, Papa minta tolong jagain
mama sama adik kamu ya..”
“Sip, Beres pa.. serahin ke Niko”
Jadilah kini Anisa ditinggal bersama
anak-anaknya selama seminggu. Tapi
Panji tidak tahu, apa yang
sebenarnya istrinya lakukan di rumah
saat dia tidak ada. Perselingkuhan
bejat istrinya. Ya.. seperti biasa,
tidak hanya Niko yang menikmati
Anisa, tapi juga Jaka. Dia lagi-lagi
menginap di rumah Niko. Berlagak
bagaikan raja menikmati fasilitas
rumah itu termasuk menikmati tubuh
Anisa untuk beberapa hari kedepan.
“Kamu lapar Jaka? Udah makan
belum?” tanya Anisa menawarkan
makan ke Jaka saat baru tiba
bagaikan seorang ibu yang
menawarkan anaknya makan.
“Belum tante, kebetulan.. duh enak
benar punya mama kayak tante.. udah
cantik, baik, bisa dientotin lagi.
Bolehkan Jaka anggap tante mama
Jaka? Hehe..”
“Hihi.. iya.. anggap aja mama kamu
sendiri, tapi masa mama sendiri
dientotin?” tanya Anisa ke Jaka, tapi
matanya melirik ke Niko yang berada
tak jauh dari sana yang memang
anaknya sendiri yang telah
menyetubuhi dirinya. Niko yang
dipandangi seperti itu jadi salah
tingkah sendiri.
“Niko, kamu mau makan lagi?”
“Gak ma, kalau minum susu sih boleh
ma.. hehe”
“Hu.. dasar. Kita tungguin Jaka
makan dulu, abis itu kita mandi sore
bareng yah..”
*
“Oughh.. enak tante.. ngghh…”
“Iya sayang.. entotin tante sesuka
hatimu, kamu gimana Niko? Ngghh..
enak?”
“Enak ma..”
Mereka bertiga kini berbasah-
basahan di dalam kamar mandi
dibawah guyuran air shower. Tampak
tubuh indah wanita dewasa Anisa
dijepit dalam tubuh ceking pria
remaja Jaka dan Niko. Posisi Anisa
menghadap ke atas, dengan Niko
berada dibawah menggenjot anus
mamanya sedangkan Jaka
menghimpitnya dari atas menusuk
vagina Anisa. Butiran-butiran air
pada kulit serta rambut basah Anisa
membuat kedua remaja tersebut
makin bernafsu menyetubuhinya.
Sosok wanita sempurna yang kini
sedang disetubuhi oleh anaknya
sendiri dan temannya, yang dengan
senang hati dan tanpa paksaan
memberikan kenikmatan pada kedua
remaja tersebut.
“Enak sayang?”
“Oughh.. enak tante.. Jaka bakal
kasih tau suami tante.. kalau tante
binal” racau Jaka disela-sela
genjotannya.
“Hihi.. berani kamu emang?
Nggmmhh.. emang.. gimana kamu
kasih tahunya?” kata Anisa balik
menggoda. Jaka kemudian
menghentikan genjotannya.
“Om, om.. Jaka kemarin ngentotin
tante Anisa loh waktu om pergi.. enak
banget empotan memeknya, Jaka
sampai ngecrot berkali-kali om ke
memek tante” kata Jaka berpura-
pura layaknya sedang berbicara pada
suami Anisa.
“Apa kamu bilang?” kata Jaka lagi
menirukan bicara Panji yang sedang
kaget.
“Iya.. Om, enak banget.. kita
ngentotin tante terus menerus om..
Niko juga ikutan kok ngentotin
mamanya.. pokoknya memek tante
Anisa penuh peju kita tuh om. Terus
kita juga genjotin pantatnya Om,
sempit banget. Om pasti gak pernah
kan rasain bool tante? kasian deh Om
keduluan kita..” sambungnya lagi.
Gilanya, Anisa malah tertawa
cekikikan mendengar omongan Jaka
ini yang seperti melecehkan suaminya
itu. Dia malah menganggap omongan
bejat Jaka tersebut hal yang lucu.
Niko sendiri hanya tersenyum kecut
mendengar omongan Jaka ini yang
seakan melecehkan kedua orang
tuanya.
“Hahaha.. kamu ini.. paling beraninya
cuma disini aja.. hihihi” kata Anisa.
“Berani kok tante.. tante mau kasih
apa kalau Jaka berani ngomong kaya
gitu ke Om?” Anisa dengan gemasnya
mencubit pinggang Jaka karena
perkataannya yang sepertinya
memang nekat ngomong ke suaminya
tersebut.
“Ighh.. kamu ini.. hihi”
“Emang ngentotin istrinya Om kaya
apa?” kata Anisa yang kini malah
ikut-ikutan menirukan gaya bicara
suaminya. Jaka yang mendengar Anisa
ikut-ikutan makin membuat dirinya
senang dan bersemangat.
“Kaya gini Om..” sambil mengatakan
itu, Jaka kembali menggenjot vagina
Anisa.
“Hihi.. kaya apa sih itu? Gak
kerasa.. yang benar dong.. Niko
tunjukin juga dong gimana kamu
ngentotin mama kamu.. hihi..” kata
Anisa memancing. Mendengar hal itu,
Jaka mempercepat adukan penisnya
di dalam vagina Anisa, begitu pula
halnya Niko yang menggenjot anus
mamanya.
“Benar sayang kamu dientotin
mereka?” kata Anisa lagi masih pura-
pura jadi suaminya.
“Benar pah.. keroyokan, kaya gini..
brutal dan kasar amat.. hihi” jawab
Anisa sendiri. Kedua remaja yang
mendengar hal itu kini makin
menjadi-jadi menggenjot lubang
depan dan belakang Anisa.
“Kaya gitu pa.. lihat kan pa? ngghh..
kasar banget kan pa? masa sih
mereka ngentotin istri Papa sekasar
itu, kurang ajar banget kan pah?
ngmmhh..” kata Anisa makin larut
dalam permainan pura-pura dilihat
suaminya itu.
Tubuh Anisa sampai terlempar-
lempar kuat karena hentakan penis
Jaka dan Niko yang makin menjadi-
jadi, tapi Anisa malah tertawa
cekikikan diselingi desahan karena
apa yang baru saja mereka guraukan
barusan. Menganggap itu adalah
sebuah gurauan yang lucu. Sebuah
gurauan yang entah apa jadinya
kalau menjadi kenyataan. Entah apa
jadinya kalau Jaka benar-benar
mengatakan hal itu pada suaminya.
Dan entah apa jadinya kalau
suaminya melihat istri yang
dicintainya sedang disetubuhi dengan
liarnya oleh anaknya sendiri dan
teman anaknya. Tapi satu hal yang
pasti, Anisa semakin bergairah
karena membayangkan itu semua.
Tangannya memeluk erat Jaka yang
sedang menindihnya, kukunya seperti
menancap di punggung Jaka.
Vaginanya semakin berdenyut karena
membayangkan suaminya sedang
melihat dirinya seperti sekarang ini,
yang disetubuhi dengan buasnya oleh
anaknya sendiri dan temannya.
Membuat Jaka tidak kuat lagi
menahan kenikmatan jepitan vagina
Anisa pada penisnya. Begitupun Niko,
ia merasa jepitan Anus mamanya
semakin sempit saja menelan
penisnya.
“Agghh… tante.. enak bangeeett..
gak kuat tante.. gak kuaaat” teriak
Jaka melolong kenikmatan.
“Sama ma.. Niko juga gak kuat..
aaaahhh…”
“Kita barengan sayang.. Ayo
Keluarin.. tumpahin semuanya ke
dalam tubuh mama.. penuhi rahim dan
anus mama dengan bibit-bibit kalian..
puas-puasin sayang.. lepaskan.. ayo
lepaskan peju kalian.. nggmmh.. mama
sampaiaaai… aaaahhhh” erang Anisa
menjambak rambut Jaka.
“Crooott.. crooot” dengan hampir
bersamaan mereka melepaskan
sperma-sperma mereka masuk
bertubi-tubi dengan banyaknya dan
tanpa hambatan memenuhi rahim dan
anus Anisa. Membuat bagian bawah
tubuh Anisa makin penuh karenanya.
Mereka merasakan kenikmatan yang
luar biasa, sungguh beruntung sekali
mereka, terlebih Jaka yang bukan
siapa-siapa dapat menikmati tubuh
wanita secantik Anisa ini.
“Hosh.. hosh.. puas? Enak kalian?”
tanya Anisa berusaha tersenyum
disela-sela kenikmatan yang baru
saja diraihnya. Mereka berbaring
sejajar kelelahan di atas lantai kamar
mandi yang dingin dan basah.
“Enak tante.. duh.. peju Jaka
terkuras semua hehe.. rawat anak
Jaka yah tante..”
“Ihh.. kamu ini, jangan ngomong yang
nggak-nggak deh, ntar tante beneran
hamil anak kamu gimana ayo? Mau
bilang apa ke om? hihi” kata Anisa
malah tertawa renyah.
“Masa mau bilang gini, Pa.. aku hamil.
Tau gak siapa yang hamilin? Niko dan
temannya, Pa.. gak mungkin kan?
hihi” lanjut Anisa bercanda. Kedua
remaja yang mendengar candaan
Anisa itu malah mupeng jadinya.
“Kalau gitu biar Jaka aja yang kasih
tau kalau tante hamil anak Jaka..
hehe” kata Jaka iseng.
“hmm? Emang kamu gimana cara
ngomongnya.. coba kasih tau tante..”
kata Anisa sambil menghadapkan
tubuhnya ke Jaka.
“Om, om.. Jaka udah bikin hamil istri
om lho.. gak apa kan om kalau ntar
Jaka tambahin anak lagi untuk tante
anisa? Tapi om yang nanggung biaya
hidup anak-anak Jaka yah? hehe”
kata Jaka kurang ajar seenak
pantatnya ngomong yang malah
membuat Anisa tertawa geli
mendengarnya.
“Dasar, gila kamu.. anaknya itu anak
kamu masa suami tante yang
nanggung” kata Anisa mencubit
hidung Jaka.
“Kalau kamu sayang, gimana kamu
ngomong ke Papa kamu?” tanya Anisa
berbalik menghadap ke Niko yang
karena Anisa juga tertarik ingin tahu
bagaimana omongan anaknya itu.
“Nggmm.. gimana ya ma.. gak tau ma..
bisa dihajar Niko kalau ngomong gitu
ke Papa” jawab Niko polos, membuat
Jaka tertawa terbahak-bahak dan
mamanya tertawa cekikikan.
“Kan cuma seandainya aja sayang,
jangan dianggap serius gitu dong..
hihi.. kamu pasti punya fantasi juga
kan? bebasin aja sayang
ngomongnya.. coba.. mama mau
dengar” kata Anisa lagi. Dengan
masih ragu-ragu Nikopun mencoba
mencurahkan isi pikiran mesumnya.
“Pa.. mama hamil anaknya Niko pa..
Niko udah ngentotin mama sampai
hamil, Niko siramin rahim tempat
Niko lahir dulu pakai peju Niko
sendiri sampai mama hamil, gak apa
kan pa?” kata Niko mencoba. Anisa
tersenyum mendengar perkataan
anaknya itu.
“Tuh kan kamu bisa.. hihi.. untung
cuma mama yang dengar, coba kalau
papa kamu. Nakal ya kamu hamilin
mama kandung sendiri.. hihi” kata
Anisa yang membuat Niko jadi malu-
malu sendiri.
“Pengen coba?” tanya Anisa ke Niko.
“Eh, c..coba apa ma?”
“Hamilin mama kamu?” tanya Anisa
dengan wajah menggoda semanis
mungkin ke Niko yang membuat Niko
jadi salah tingkah.
“Eh.. aaa.. i.. itu..”
“Hahaha.. Niko.. Niko.. grogian amat,
mama kan cuma becanda.. hihi”
“Ya udah kalau Niko gak mau tante,
biar Jaka aja yang hamilin tante..
Jaka mau kok..” serobot Jaka.
“Huu.. kamu maunya.. kalau kamu mah
gak heran tante, kambing juga mau
kamu hamilin.. hihihi..” Mereka pun
tertawa terbahak-bahak bersama.
Mereka lalu mendekatkan mulut
mereka ke buah dada Anisa.
Mengulum dan menikmati air susu
Anisa dengan nikmatnya secara
bersamaan.
“Hihi.. dasar kalian gak ada puas-
puasnya”
“Gak bakal puas tante.. Jaka kenyot
lagi ya tante?”
“Iya.. iya.. mau kenyot, sedot, jilat,
gigit, pokoknya suka suka kalian
deh..” mendengar itu Jaka dengan
semangatnya memainkan mulutnya di
payudara kanan Anisa sesuka
hatinya.
“Ayo Niko kamu juga jangan mau
kalah, puas-puasin sayang, ntar
dihabisin Jaka lho semuanya”
Mereka berdua kemudian
menghabiskan waktu sejenak
melepaskan rasa haus mereka karena
pertempuran barusan. Memainkan
buah dada Anisa seenak hati mereka
tanpa batasan apapun. Jemari
mereka juga asik bergeriliya di
vagina Anisa yang masih becek.
“Ma.. Ntar susu mama habis nih..
ntar untuk Windy gak ada, gak apa
ma?” tanya Niko polos.
“Hihi.. gak bakal habis kok.. kalau
kalian mau habisin juga gak apa.
Windynya kan bisa mama kasih susu
bubuk. Daripada kaliannya yang mama
kasih susu bubuk? Gak mau kan?
hihi”
“Fuaahh..” suara erangan Jaka
melepaskan kulumannya dari puting
Anisa tiba-tiba, sepertinya dia ingin
bicara. Tampak susu Anisa masih
berlumuran di sekitaran bibirnya.
“Ya gak mau dong tante dikasih susu
bubuk, untuk Windy aja” kata Jaka
seenak jidatnya yang tidak tahu diri
menyuruh Windy saja yang minum
susu bubuk. Padahal seharusnya
memang windy lah yang satu-satunya
yang pantas mendapatkan ASI dari
Anisa, bukan Jaka ataupun Niko ini.
Tapi mendengar permintaan Jaka
yang tidak tahu diri itu Anisa malah
tertawa, membuat dadanya
berguncang-guncang karenanya.
“Haha.. iya-iya, kamu ini.. ya udah,
untuk kalian deh semuanya, habisin
deh kalau kalian emang mau habisin,
suka-suka kalian.. huh dasar”
Sungguh gila memang omongan Anisa,
mendahulukan nafsu kedua remaja ini
daripada bayinya yang seharusnya
jadi prioritas. Memang Windy sudah
boleh diberi makanan pendamping asi
untuk umurnya sekarang ini, tapi
tetap saja sangat ganjil sekali malah
mendahulukan mereka. Tapi memang
sensasi itulah yang membuat Anisa
makin bergairah. Untung saja air
susu Anisa tidak benar-benar habis
oleh mereka.
Setelah puas menyusu mereka
akhirnya keluar dari kamar mandi,
Anisa sendiri yang mengeringkan
tubuh mereka berdua. Mereka lalu
beraktifitas seperti biasanya. Anisa
kembali menjadi jadi ibu rumahan
yang mengurus rumah, baik menyapu,
memasak dan mengasuh bayinya. Niko
dan Jaka juga mengisi waktu mereka
sendiri, baik menonton tv ataupun
bermain video game. Tapi mata
mereka tetap tidak bisa lepas melihat
sosok Anisa yang berkeliaran di
rumah dengan pakaian santai yang
menggoda birahi kelaki-lakian Niko
dan Jaka. Anisa hanya mengenakan
kaos lengan pendek dengan rok
kembang selutut yang mudah tertiup
angin. Anisa yang sadar jadi pusat
perhatian mereka berusaha cuek dan
tetap beraktifitas seperti biasa.
Malam harinya setelah makan malam,
lagi-lagi Anisa menjadi tempat
pelampiasan nafsu bejat Jaka dan
Niko.
“Tante..” panggil Jaka ke Anisa
setelah menghentikan goyangannya.
Saat itu Jaka sedang menggenjot
Anisa dalam posisi doggy sedangkan
Anisa menjilati penis anaknya yang
berada di hadapannya.
“hmm? Apa?” jawab Anisa setelah
melepaskan kulumannya dari penis
Niko.
“Gak mau telpon om, tante?”
“hmm? Emang kenapa sih?”
“Hehe.. Jaka pengen lihat nih tante
teleponan sama om sambil tantenya
Jaka entotin.. Omnya sadar gak yah
tante? Hehe”
“Haa? gak mau ah, kurang kerjaan
kamu..”
“Yah.. boleh yah tante. Gimana
Niko? lo juga penasaran kan melihat
nyokap lo kita entotin sambil
teleponan dengan bokap lo?”
“hmm.. I-iya.. penasaran juga sih..
hehe” kata Niko sambil garuk-garuk
kepala walaupun tidak gatal sama
sekali.
“Tuh tante.. Nikonya juga penasaran
tuh. Tante pasti juga mau kan?
ngaku aja deh.. hehe” Anisa
tersenyum mendengar permintaan
Jaka ini, ya.. dia memang penasaran
bagaimana rasanya teleponan dengan
suaminya ketika bersetubuh dengan
pria lain, terlebih Niko juga
menyetujuinya. Apa anaknya juga
mempunyai fantasi melihat mamanya
disetubuhi orang sewaktu dia
menelpon Papanya? Bisa aja kamu
Niko, pikirnya.
“Sini Niko ponsel nyokap lo..” Suruh
Jaka ke Niko untuk mengambil ponsel
Anisa yang berada tak jauh dari Niko
yang langsung dituruti oleh anaknya
itu.
“Eh eh, tante kan belum bilang iya..”
kata Anisa tapi tidak berusaha
mencegah ponselnya beralih ke
tangan Jaka. Dengan posisi masih
seperti itu dan penis yang masih
tertancap di vagina Anisa, Jaka
mencari nomor suaminya Anisa yang
dengan mudahnya dapat ditemukan.
“tut.. tut..” Nada sambung mulai
terdengar. Entah kenapa Anisa jadi
berdebar begini. Dia bakal melakukan
hal gila yang baru pertama dia
lakukan. Memikirkan dia akan
disetubuhi pria lain selagi dia
menelpon suaminya malah membuat
birahinya semakin tinggi. Tidak
butuh waktu lama suaminya sudah
mengangkat panggilan tersebut.
“Halo sayang?” sapa suami Anisa di
ujung telpon. Anisa masih diam sambil
pura-pura menatap kesal ke Jaka.
“Ayo tante.. jawab dong..hehe” bisik
Jaka sambil menyerahkan ponsel itu
ke Anisa. Dengan wajah
dicemberutkan Anisa akhirnya
mengambil ponsel tersebut.
“halo” jawab Anisa.
“Gak ada apa-apa kok pa.. Cuma
kangen aja..”

Komentar

HOBI4D.COM mengatakan…


☪ GAMES GACOR SPECIAL RAMADHAN ☪
Putar slot nya di hobi4d
GAMES GACOR PAGI INI GATE OF OLYMPUS ( SERVER PRAGMATIC )
Buruan Mainkan SLOT ONFIRE Pagi ini ..
Dapatkan Bonus Harian 10% SETELAH DEPOSIT
_
_
LINK GACOR : hobi4d1.com