Langsung ke konten utama

Cerita Seks Sedarah | Mama Impian III

Lanjutan halaman 1..
Semenjak kejadian hari itu, hubunganku
dengan mama semakin dekat, aku
semakin saya mama dan sebaliknya,
mama pun juga semakin menyayangiku.
Hubungan kami lebih mirip dengan
hubungan sepasang suami isteri. Yang
dulunya mama mengungkapkan rasa
sayangnya dengan mencium kening atau
pipiku, sekarang sudah berubah dengan
mencium bibirku, hampir setiap saat kami
berciuman, seolah selalu ada rasa kangen
setiap kali bertemu muka.
Mamapun tidak malu malu lagi, tidak ada
yang mama tutup tutupi lagi dariku,
mulai dari pakaian, sampai
ketelanjanganya. Cuman mungkin kami
harus sedikit ekstra hati hati, karena
kami tinggal bertiga bersama bibi, bisa
berabe kalau sampai ketahuan si bibi.
Cuman gaya selingkuh kamipun bisa
dibilang berani. Pernah suatu hari ketika
bibi sedang memesak didapur, aku dan
mama ngentot diruang keluarga, cuman
saat itu aku dan mama masih
menggunakan pakaian lengkap, mama
mengenakan daster dan aku mengnakan
celana boxer dan atasan kaos biasa.
Saat itu mama duduk dengan posisi aku
pangku menhadap kedepan seolah sedang
menonton televisi, dengan kakinya yang
sedikit mengangkangi kedua kakiku,
kusingkapkan daster bawahnya dan aku
sibakan celana dalam mama, perlahan
aku gesek gesekan kepala kontolku ke
memek mama yang hangat, terasa licin,
aku sedikit kawatir kalau kalau si bi yanti
tiba tiba kedepan dan melihat aksi kami
berdua, kepalau tak berhentinya celingak
celinguk ke arah dapur, cuman si mama
malah ketawa ketiwi aja gak ada
habisnya, mungkin karena agak sedikit
lucu melakukan ML sambil sembunyi
sembunyi.
Perlahan tapi pasti, kontolku mulai masuk
kememek mama, karena mama menekan
nekan pantatnya kebawah, aku cuma
diam saja menerima hujaman demi
hujaman dari memek mama kekontolku,
aku tidak bisa tenang dengan situasi ini,
sedangkan mama malah santai kayak gak
akan terjadi apa apa.
"hihihi... Gimana sayang, enak kan memek
mama." Goda mama sambil terus menaik
turunkan pantatnya diatas kontolku.
"Ihh ma, enak si enak. Bob takut ma kalu
bi yanti tiba tiba kesini gimana. Ahh...
Pelan dong ma, mama? Udahan aja ya ma,
bob takut ni ma." Jawabku sambil
kupegangi pinggul mama dari dalam
dasternya, tentu saja kepalaku tak
sedikitpun aku palingkan dari arah dapur,
kulihat mama menikmatinya, memang
sedikit terasa sensasi yang mendebarkan
saat itu.
"Hahaha... Tenang sayang, nikmatin aja
dah.. Kamu awasin aja kebelakang, mama
yang bekerja, uchhh... Kontol kamu
sodokin dikit napa bob, kurang dalem ni
masuknya ke memek mama." Pekik mama
sambil meminta lebih.
"Ihh mama ni, cleppp clleeeppp cleeppp..."
Kusentak beberapa kali kontolku sampai
mama mendongakan kepalanya, sekali
lagi aku menoleh kebelakang, ternyata
masih belum ada tanda tanda si bibi.
Konsentrasiku benar benar terpecah
saat itu, antara melayani si mama yang
horny berat atau mengawasi arah dapur.
"Ohh bob, enak tu yang barusan, kontol
kamu nyodok banget kememek mama.
Ehmm.. Lagi dong sayang." Ceracau
mama.
Dengan sigap, aku angkat sedikit pinggul
mamaku, kuambil ancang ancang, mama
menoleh kearahku lalu kuhujamkan keras
keras batangku yang berdiri bak tombak
itu sedalam dalamnya kememek mama,
sampai mama kelojotan, kepala mama
mendongan dongak, kedua tanganya
meremas pahaku kuat kuat menahan
sodokan nikmat dariku. Tak kuhentikan
sodokanku sampai mama minta ampun,
"Cllokk clookk clokk clokk.."Sampai
terdengar bunyi menderu dari ruang
keluarga. Mama menutup mulut mama
sendiri kuat kuat, supaya teriakan mama
tertatahan dan tidak terdengar oleh bibi.
Aku masih teru menghujamkan senjataku
kememek mama, sampai pada akirnya aku
hentikan dan tubuh mama tiba tiba
ambruk kebelakang ke arahku.
Punggungya bersender lemas ke
wajahku, kedua tanganya lungkai
menggantung dan nafasnya tersengal
sengal seolah kuwalahan mengatasi
hujaman kontolku kememeknya tadi.
Aku tak berhenti, mama yg sedang lemas
kupegang perutnya dari arah belakang
kudekap dan ku tekan kebawah, terasa
kontolku terbenam seluruhnya kedalam
memek mama. Sampai akirnya keluar
suara dari mulut mama.
"Uchhh bob, ampun bob, ampun.. Kontol
kamu panjang banget, ohh... sodokanmu
barusan buat mama orgasme hahh..
Hahh.. Hahh.. Kamu diemin dulu ya sayang
kontol kamu, mama masih lemes." Bilang
mama sambil ngos ngosan.
"Hehehe mama sih nantangin, kontol bob
jadi emosi kan. Enak ma orgasmenya
barusan? Hebat kan kontol bobby?"
Balasku,
"Iya iya sayang, mama kasih 2 jempol
buat kontol kamu. Huhhh.. Gak enak lagi
sayang, enak banget barusan tu,
sodokan kontol kamu tadi adalah sodokan
paling nikmat yang pernah mama
terima."Jawab mama sambil
mengacungkan 2 jempotnya kebelakang
kearahku, aku sangat bangga
mendengar opini mama barusan. Memek
mama masih terasa menjepit kontolku,
karena kondisi kontolku saat itu masih
tertancap dan dengan keadaan masih
siap tempur.
Kubiarkan tubuh mama bersender
kedadaku, aku sedikit rangsang itilnya
menggunakan jari tangan kananku,
sembari ketekan tekan perlahan
kontolku.
"Ma, bob lanjutin ya.. Nanggung nih ma,
sperma bob belum dikeluarin."Pintaku.
"Terserah kamu sayang, mama masih
lemes. Kamu aja sekarang yang kerja ya,
entotin memek mama sampe keluar
sperma kamu, keluarin didalem memek
mama saja gpp sayang."Pasrah mama.
Kemudian ku keluar masukan perlahan
kontolku kedalam memek mama, sambil
menikmati seluruh tubuh mama, mulai
memeknya aku maenin, itil mama aku pilin
pilin, dada mama pun aku jamah, aku
remas, mama pasrah saja dan sedikit
mendesah desah, tak lama aku menikmati
semua itu dan akirnya terasa spermaku
sudah mulai menggumpal dan ingin
meledak, dekikit aku tekan, hampir
sampai, aku tahan sekuat tenaga dan
akirnya jebol juga aliran deras sperma
keduaku untuk mama. Kali ini aku
keluarkan semua kedalam memek mama.
Nikmat terasa didalam memek mama.
Kakiku mengejang hebat, kuremas kuat
kedua big boob mama. Dan kemi berdua
tuntas.
Selang tak berapa lama, tenaga mama
sudah pulih kembali dan mulai
mengangkat tubuhnya dari tubuhku
sampai kontolku terlepas, mama berdiri
didepanku kan mengadahkan telapak
tanganya dibawah memek mama, terlihat
cairan surga dari memek mama mengalir
menetes ketelapak tangan mama
bercampur dengan sperma kejantananku
yang lumayan banyak. Kemudia mama
mengambil tisue dan menglapi cairan itu
sampai bersih dari telapak tangan mama.
Aku merapikan kembali celanaku,
sedangkan mama masih sibuk menglapi
memeknya yg basah sambil berdiri
didepanku. Kami sudah terbuai beberapa
menit yang lalu, bahkan kami tidak tau
entah si bibi melihat kami atau tidak saat
itu.
"Mama nakal," kataku sambil tersenyum
kearah mama.
"Hihihi... Asik kan yang barusan sayang."
Jawab mama sambil merapikan dasternya
kembali. Setelah itu mama duduk
disampingku dan mencium pipi kananku,
kuambil remote dan sikap kami kembali
normal seolah tidak terjadi apa apa.
Bersambung...

Komentar