Langsung ke konten utama

Cerita Seks Sedarah | Adik Sepupu Yang Manja

Ini cerita ke 2 tentang penglaman
pribadiku tapi lebih sedapnya ditambah
bumbu2 penyedap biar lebih sedap.
Langsung saja namaku Wildan umurku
19th t 175 b 65 kulit sawo matang dan
lumayan ganteng,ukuran penis 19cm 5cm
soal ukuran penis aku tidak bohong
karena setiap pagi penisku selalu aku
rendam dengan air teh ini aku lakukan
atas anjuran temanku agar penis bisa
panjang dan besar.
Meskipun kata temanku gak setiap orang
berhasil dengan cara itu tapi apa
salahnya dicoba dan hasilnya cukup
memuaskan penisku kini sudah besar dan
panjang.
Ups..kok jadi ngmongin penis mulu,oke..!
langsung saja aku mempunyai adik
sepupu namanya Arin umurnya baru 13th
karena memang beda umur kami 6th,dia
sangat cantik dan imut stiap hari selalu
bikin aku gemas.
Hubungan kami sangat akrab sudah
seperti saudara kandung karena selain
rumah kami dekat dan setiap hari selalu
bertemu kami juga sama2 anak tunggal.
Sejak kecil Arin sangat manja kepadaku
dan aku juga sangat sayang
kepadanya,karena memang dari dulu aku
pengen adik perempuan tapi ntah kenapa
ibuku tidak mau hamil lagi.Dan saat Arin
lahir aku sangat senang sekali,setiap
pulang sekolah aku selalu main kerumah
tanteku untuk bermain2 dengan Arin.
Sampai beranjak dewasa pun Arin tetap
manja kepadaku,setiap libur sekolah hari
minggu ataupun hari libur lainnya dia
selalu tidur dirumahku dan hanya mau
tidur denganku.
Bahkan dari kecil aku sering
memandikannya jadi pertumbuhan tubuh
Arin dari kecil sampai beranjak dewasa
aku tau semuanya,dari dadanya yang
rata sampai mengembang meskipun belum
besar tapi sudah membentuk tapi lucunya
puntingnya seperti masuk kedalam jadi
ditengah2 aerola yang berwarna pink itu
seperti tidak ada tonjolan,kalo memeknya
Arin dari kecil sudah tembem dan
menggemaskan.
Selain itu kebiasaan Arin dari kecil
sampai sekarang baik itu dirumahku atau
dirumahnya setiap ada aku saat duduk
selalu minta dipangku dan keluarga kami
memakluminya karena sudah terbiasa
dari kecil.
Katanya lebih nyaman dipangkuanku dari
pada duduk sendiri,dan ini awalnya
perubahan hubunganku dengan
Arin,waktu itu Arin yang sudah kelas
1SMP tidur dirumahku karena besoknya
hari minggu.
Setelah makan malam kami sekeluarga
nonton tv,ayah dan ibuku duduk berdua
dikursi sedangkan aku memilih duduk
dikarpet yang ada didepan kursi dan Arin
yang datang paling akhir karena gosok
gigi dulu langsung duduk,dipangkuanku
tanpa permisi karena memang
kebiasaanya dari kecil seperti itu.
Ortuku saat melihat Arin berada
dipangkuanku tersenyum sambil geleng2
kepala,dan ibu mencubit pipinya Arin
sambil berkata "kamu itu lo Rin sudah
besar kok masih aja kolokan sama
kakakmu" Arin tidak menjawab cuma
senyum2 aja dan fokus lagi nonton tv.
Saat seperti inilah sebenarnya
menurutku paling menyenangkan
memangku Arin,entahlah yang pasti aku
merasa nyaman dan kebiasaan saat Arin
dipangkuan aku melingkarkan tanganku
diperutnya dan mengelus2nya,kalo sudah
begitu Arin pun bersandar dan
merebahkan kepalanya didadaku,sambil
menonton tv kami bercanda dan karena
gemas sering aku mencium pipi kanan dan
kiri Arin.
Sekitar 1jam kami menonton tv tepatnya
jam 9 malam ortuku beranjak
kekamarnya mau tidur dan menyuruh
kami segera tidur,tapi karena besok hari
minggu dan filmnya bagus kalo gak salah
Xmen "wolferine" maka kami menolak dan
meneruskan menonton tv berdua.
Pada saat adegan difilm ada ciumannya
entah kenapa aku juga ingin rasanya
berciuman dan setelah mencium pipi
kanan kiri Arin tanpa sadar tanganku
memegang dagunya dan kutarik pelan
agar kepalanya menyamping langsung
aku cium bibirnya yang tipis berwarng
pink natural itu,cukup lama bibir kami
menempel dan setelah bibir kami terlepas
Arin menatapku cukup lama dan berkata.
"kok kakak cium bibir adek?"
"itu karena kakak sayang banget sama
adek"
Sambil memeluk semakin erat perutnya,
Arin pun tersenyum dan kembali fokus
kefilm.
Setelah mencium bibirArin untuk pertama
kalinya itu ada perasaan dan getaran2
aneh yang selama ini tidak pernah aku
rasakan kepada Arin,dan penisku mulai
menggeliat berdiri.
Tak tahan ingin mencium bibirnya Arin
lagi,aku membisikkan didekat telinga Arin
"dek boleh kakak cium bibirmu lagi?" dan
tanpa menoleh Arin mengangguk kan
kepala.
"kalo begetu adek duduknya menghadap
kakak aja" kataku kepadnya.
Arin langsung berdiri menghadapku
mengangkangi pahaku kemudian duduk
dipangkuanku.
Karena posisi duduk Arin yang
mengangkangiku sehingga daster
selutut yang dipakainya tersingkap tak
ayal penis dan memek Arin menempel
berlapis cd nya dan celana bola yang aku
pakai saja,hangat aku rasakan dipangkal
paha yang saling menempel.
Arin menunduk dan wajahnya
memerah,mungkin gugup dan malu
karena meskipun hubungan kami sangat
dekat belum pernah dalam situasi yang
sarat emosi seperti ini.
Aku angkat dagunya kemudian aku cium
bibirnya dengan lembut,awalnya hanya
kecupan2 lembut saja tapi lama2 aku
coba melumat dan menyedot bibirnya,Arin
hanya diam saja saat aku lumat dan
sedot bibirnya tapi lama2 dia mulai
membalas,terjadilah saling sedot dan
saling lumat bibir dan terdengarlah
berkecipak suara bibir kami yang saling
beradu.
Cukup lama kami berciuman sampai nafas
kami tersengal2 dan aku mulai
melepaskan tautan bibir kami setelah
bibir kami terlepas Arin memelukku dan
membenamkan wajahnya didadaku.
Suaraku bergetar menahan birahi yang
semakin memuncak saat aku mengajak
Arin untuk tidur,dia tidak menjawab
hanya mengangguk saja,lalu aku
matikan tv dengan remot yang ada
disebelahku.
Sambil tetap menggendong Arin aku
berjalan kekamarku,dan sesampainya
dikamar aku rebahkan Arin diranjang
tanpa melepas pelukanku jadi aku masih
setengah menindihnya.
Tanpa basa basi aku langsung melumat
dan menyedot bibir Arin lagi dan langsung
dibalas trjadilah saling lumat saling
sedot kedua bibir kami,sesekali
kumasukkan lidahku kedalam mulutnya
mengail2 lidahnya.
Tanpa melepas pagutanku mulai
kuayunkan pinggul menggesek memeknya
yang masih terhalang cdnya dan
celanaku,semakin lama ayunanku
semakin cepat dan gesekan itu semakin
nikmat kurasakan,mungkin Arin
merasakan hal yang sama karena
diantara ciuman kami terdengar
lenguhan lenguhan nikmat Arin.
eeennggh...eeeehhhhh...eeennnggh.....
aku rasakan cd arin semakin lama
semakin basah.
capek nulis pake hape..
to be conti..

Komentar