Langsung ke konten utama

Angkutan Pedesaan Enggan Naikkan Tarif

REPUBLIKA.CO.ID, PADALARANG --
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak
(BBM) beberapa waktu lalu tidak
membuat supir angkutan pedesaan
jurusan Cipeundeuy-Padalarang,
Bandung Barat menaikkan tarif
angkutannya.
Tarif resmi angkutan pedesaan dari
Cipeundeuy menuju Padalarang, yakni Rp
7000. Setelah naiknya harga BBM, banyak
penumpang yang memberi bayaran
tambahan sebesar Rp 500 atau Rp 1000
meski belum ada aturan tarif baru yang
keluar.
Salah satu supir angkutan pedesaan
yang berwarna kuning itu, Asep Hilman,
mengaku enggan untuk menaikan tarif
angkutannya. "Mau dinaikan juga mikir
lagi, karena kan penumpang angkutan
seperti kami ini ya itu-itu saja," ujar
Asep, saat menanti penumpang memenuhi
mobil angkutannya di depan pasar Tagog
Padalarang, Selasa (31/3)
Saat ditanya tentang kerugiannya, Asep
menyatakan kadang dalam kondisi ini
penumpang sering kali menambahkan
sendiri besaran tarifnya. "Biasanya suka
ada yang kasih tambahan Rp 500 atau Rp
1000," ujar dia.
Senada dengan Asep, salah seorang supir
angkutan pedesaan yang lain, Ujang, pun
tidak menaikan tarif angkutannya. "Kita
sebenarnya mengikuti dari aturannya
saja, kalau misalnya dinaikan, ya kita
akan naikan, tapi kalau misalnya enggak,
ya itu pengertian penumpangnya saja,"
kata dia.
Sementara itu, salah satu penumpang
angkutan pedesaan, Jamilah Nasution,
mengaku tidak keberatan jika harus
memberikan uang lebih kepada supir
angkot itu. "Ya sebenarnya enggak apa-
apa kalau misalnya kasih uang lebih Rp
500 atau Rp 1000," kata dia.
Selain itu, menurut Jamilah, kenaikan
harga BBM tidak berpengaruh pada tarif
angkutan pedesaan. Bahkan, Jamilah ini
baru mengetahui harga BBM naik setelah
Republika mewawancarainya. "Malah
saya baru tahu dari mas, ya berarti
enggak pengaruhnya sih, naiknya kan
paling Rp 500 atau Rp 1000," kata dia.
(C12/umar) Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Red: Yudha Manggala P Putra
Rep: C12

Komentar